Tantangan Sex Di Tempat Sempit Part 1

Karen, I hope you know that I like you a lot. Like di sini buat dalam arti sekedar suka. Tapi like di sini … hmmm … berarti lebih daripada suka.”, kataku sambil grogi.

Karen masih diam, dan kali ini sorot matanya menatap mataku tajam. Sex 

“I know this is going to hard for both of us, but if we both work together – aku yakin we can make it. Mungkin ini saatnya kita harus mengakhiri hubungan ini … dan …”, kataku sambil menggoda.
Tak karuan saja Karen terkejut dan shocked. Sorot matanya makin tajam menusuk.

Kini cepat-cepat aku lanjutkan kata-kataku, “… dan mari kita memulai hubungan kita yang baru, di mana itu lebih memiliki masa depan untuk kita berdua.”.

“Karen, would you like to be my girlfriend and to love me as your boyfriend?”, pintaku kepadanya.

Mendengar pertanyaan ini, sorot mata Karen menjadi sayu, dan Karen hanya bisa menunduk sambil menatap lemon cheese cake dessertnya yang tinggal separoh. Karen diam saja. Aku menjadi salah tingkah, dan tidak tau harus berbuat apa sekarang.

“Sorry kalo pertanyaan ini membuat Karen shocked, but I hope I can hear a Yes or No answer dari Karen.”, jawabku.

“Kalo Karen butuh waktu untuk menjawabnya, aku ngga keberatan to give Karen sometime to think.”, sambungku lagi.

Karen masih diam saja, tapi kali ini Karen melanjutkan lagi menyantap sisa lemon cheese cake-nya tanpa sepatah kata pun. Aku makin bingung dibuatnya.

Setelah habis menyantap dessert-nya, Karen meneguk sisa wine yang masih tersisa sedikit dan kembali menatap wajahku. Kami saling memandang, dan kemudian Karen tersenyum simpul.

“Hari ini Karen benar-benar dikasih dua hadiah yang indah dari kak Ditto. Apalagi hadiah yang kedua.”, kata Karen.

“Jadi, it’s a Yes or it’s a No?”, tanyaku.

Karen sedikit maju, dan wajahnya mendekat ke wajahku sambil tersenyum manja dan berkata, “It’s a big YES”. Sex 
Kami berdua saling tersenyum, dan kucium kedua tangannya.

Hari proklamasi-ku memang sangat traditional, tapi sangat berkesan bagi kami. Sejak malam itu, hubungan kami menjadi official (istilahnya).

Kami meninggalkan restoran pukul 10 malam, dan kami tidak langsung pulang ke rumah. Tapi kami menyempatkan diri jalan-jalan di pinggir pantai malam itu. Sambil bergandengan tangan, kami bercakap-cakap mengenai rencana hubungan baru kami ini dan bagaimana nanti kita memberitahukan orang tua kami tentang hubungan ini.

Mengingat Karen adalah kakak kandung dari Lisa, mantan pacarku yang dulu beberapa taon yang lalu. Tidak jarang aku mencium bibir manisnya ketika kami berjalan sambil bergandengan tangan.

Jam menunjukkan hampir jam 12 tengah malam. We thought it’s wise to go home. Selama perjalanan pulang dan sesampai di depan pintu masuk apartment kami pun, tangan Karen masih tidak ingin terlepas dari genggaman tanganku.

Setelah bersiap-siap untuk tidur, Karen tidak mau lagi tidur dengan kamar terpisah dan memutuskan untuk tidur di kamarku saja sejak malam itu.

Aku putar music jazz Diana Krall dengan lampu setengah redup. Di atas tempat tidur, kami saling berciuman mesra dan lembut. Lidah kami saling bertemu seakan-akan saling mengelus-elus satu sama lain.

Malam itu, Karen yang lebih dominan di atas ranjang.

“Kak Ditto, I will make you the happiest man tonight.”, kata Karen menantang.

“I can’t wait.”, jawabku dengan semangat.

Karen mengambil posisi di atasku, dan duduk di atas selangkanganku sambil menunduk dan mencium bibirku. Tangan kanan-nya masuk ke dalam baju piyamaku sambil mengelus-elus lembut dadaku. Jantungku berdekup kencang, tanda bahwa aku telah mulai terangsang oleh rangsangan Karen. Kali ini aku membiarkan Karen memegang kendali percintaan malam itu.

Karen terus berusaha melepas semua piyama-ku dan ingin secepatnya membuatku terlanjang. Setelah membuatku terlanjang tanpa busana apapun yang menempel di tubuhku, Karen tersenyum manja. Dengan cepatnya Karen kembali menciumi bibirku, dan kali ini tangan kanan-nya mengelus-elus lembut batang penisku yang telah berdiri sejak tadi. Karen benar-benar mengerti how to make a guy like me dibuat seperti cacing kepanasan. Aku paling suka ketika Karen menjilat lembut puting susu-ku, karena itu adalah daerah paling sensitive buatku. Dan kali ini Karen tidak lupa untuk menjelajahi bagian ini.

“Karen, ahhh…”, hanya itu yang bisa keluar dari mulutku. Karen seperti tidak menghiraukan apapun yang keluar dari mulutku. Karena memang bukan kata-kata yang perlu dihiraukan. Hanya suara erangan nikmat yang keluar dari mulutku. Semakin keras eranganku, semakin bersemangat Karen menjelajahi tubuhku. Kali ini bibir Karen telah sampai di batang penisku.

Seakan-akan mengerti apa yang aku inginkan, tanpa dikomando mulut Karen mengulum abis batang penisku. Tangan kanan-nya mengelus-elus lembut kedua buah pelirku sambil tangan kirinya mengocok-kocok dan mulutnya mengulum batang penisku.

Seketika saja batang penisku terasa amat basah oleh air liurnya, dan eranganku semakin menjadi-jadi. Karen makin mempercepat gerakan mulut dan tangan kirinya. Aku tidak ingat berapa lama Karen telah memberiku blowjob dan handjob malam itu. Yang pasti kuingat hanya satu … ‘gila, enak banget’.

“Ahhh … Karen … enak bangettt … ahhh…”, aku hanya bisa berucap begitu saja. Aku mencoba untuk berkonsentrasi agar aku tidak cepat datang karena blowjob dan handjob dahsyat Karen ini. Tapi kelihatannya, aku sudah tidak kuat lagi. Pengen keluar rasa-nya semua isi di dalam batang penisku. Ini baru pertama kali aku di blowjob oleh Karen yang aku sudah tidak mampu berkonsentrasi lagi menahan batang penisku agar dia tidak cepat datang

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *