Sex Merenggut Keperawanan Siswi Lugu Berjilbab

Nih guys kali ini Ceritaseks.asia akan mengulas tentang Cerita Sex Merenggut Keperawanan Siswi Lugu Berjilbab, yang tak kalah serunya dengan kumpulan cerita-cerita yang lain nih guys. Dan dijamin bisa buat barang-barang anda semua becek-becek gimana gitu deh. Yuk disimak dan selamat menikmati Cerita-cerita yang sudah kami rangkai berikut ini.

Pada waktu itu hari senin pagi bulan maret 2016, saat itu sekitar pukul 08.00, aku merasa suntuk. Untuk menghilangkan rasa suntuk itu aku mempunyai ide untuk pergi ke sebuah wisata hutan cagar alam kecil di dekat kotaku. Sesampainya disana, aku pun segera memarkirkan motorku di parkiran yang disediakan oleh pengelola cagar alam itu. Setelah memarkir aku mulai masuk kehutan. Saat itu karena bukan hari libur suasana wisata alam itu pun sepi.

Disana udara terasa sejuk menemani penelusuranku di hutan pinus itu. banyaknya pohon pinus di hutan cagar alam itu, sungguh menghilangkan rasa suntukku. Ditengah perjalananku ketika aku sedang menikmati kesunyian dan kesejukan hutan itu, tiba-tiba aku melihat sesosok gadis berjilbab yang sedang duduk sendiri disebuah bangku kayu pada sebuah rumah kayu yang memang disediakan untuk beristirahat oleh pengelola wisata alam itu.
Saat itu aku melihat dari dari kejauhan, gadis itu mengenakan seragam putih abu-abu. Jelas itu adalah anak SMA yang sedang membolos sekolah. Pada suasana sepi itu, otakku pun mulai berpikiran kotor, dan sesaat kontolku pun menegang, haha. Coba kalian bayangkan, di hutan yang sesepi itu hanya ada aku dan gadis SMA berjilbab yang manis itu, kira-kira apa yang akan bakalan terjadi, haha.
Dalam pandanganku dari kejauhan aku pun berfantasi, jika saja aku bisa menikmati memek gadis cantik berjilbab itu ditengah hutan yang sunyi dan sejuk ini, pasti sensasinya mantap banget. Sesaat setelah aku berfantasi, aku pun mulai mencoba menghampiri dan menyapa gadis SMA berjilbab yang sedang duduk termenun seorang diri.
“Assalamu’alaikum cantik…”, ucapku menyapanya dengan nada bicara sedikit keras agar dia kaget.
Saat itu gadis itu pun sedikit kaget dengan sapa’anku dan dia dengan cepat menoleh kearahku. Terlihat sekali wajahnya cantiknya yang putih, berhidung mancung, mempunyai bibir tipis yang berwarna kemerah mudaan dan berkacamata minus yang menghiasi wajah cantiknya itu.
“Wa’alaikumsalam… Ihhh… Mas ngagetin aja…”, jawabnya dengan senyum manisnya.
Terdengar suaranya yang lembut, hal itu menambah gejolak birahiku. Sesaaat otakku berfantasi membayangkan suara desahannya bila saja aku bisa membenamkan kontolku pada memeknya.
“Hemmm… lagi ngapain kok sendirian ?”, tanyaku.
Saat itu dengan mencuri-curi pandang aku menatap tubuhnya, terlihat sekal untuk seorang siswi SMA. Pantatnya bulat, tubuhnya padat berisi namun langsing, dengan tinggi semampai. Buah payudaranya terlihat sedikit mononjol dibalik seragam putih osis lengan panjang dan jilbab putih yang terulur menutupi payudaranya.
“Lagi ngelamun”, jawabnya sambil tersenyum manis.
“Ngelamunin apa ?”, tanyaku lagi, memancing pembicaraan.
Sambil semakin mendekat hingga disampingnya. Siswi berjilbab itu memandangku seksama seakan menilai, lalu menjulurkan lidahnya padaku, menggoda.
“Kenalin, Risky”, ucapku mengulurkan tanganku sambil tersenyum.
Lalu siswi berjilbab itu tersenyum dan menyambutnya,
“Puput”, ucapnya singkat.
Tangannya yang bersentuhan dengan tanganku terasa sangat halus.
“Lagi ngapain disini sendirian ? Bolos yaa hayoo…”, ucapku mengganggunya.
Puput pun berjilbab itu segera berdiri didepanku.
“Iya nih… lagi BT di sekolah…”, ucapnya sambil menggerutu.
“Memang kenapa ? Habis putus cinta yah ?”, tanyaku nakal.
“Sok tau deh kamu, nggaklah sekarangkan jadwalnya olahraga… guru olahraganya rese… sukanya grepe-grepe…”, jawab Puput.
Tangannya sudah dilipat didepan dada, semakin membuat tonjolan buah payudaranya terlihat. Hatiku semakin tidak karuan.
“Tapi diam-diam suka kan, hahaha…”, ucapku menggoda.
“Idiiiih… jijik, tau…”, jawabnya sambil sok bergidik.
“Eehhh… digrepe-grepe bisa enak lhoo…”, ucapku terus memancing.
Puput pun itu hanya tersenyum simpul sambil kembali menjulurkan lidahnya genit.
“Oh iya Fit, mau gak masuk lebih dalem ke hutan ? Ada tempat yang buagus banget deh…”, ucapku.
Padahal aku berbohong,
“Yang bener ? Ahh, gak mau ah… ntar Puput mau diapa-apain, lagi…”, jawabnya, sambil masih tersenyum genit.
“Ga papa deh… ayo ikut… diapa-apain kan ga papa kalo enak”, ucapku seolah bercanda.
Padahal otakku sudah memikirkan banyak jurus untuk mendapatkan tubuh gadis cantik berjilbab itu.
“Iya deh”, jawab Puput akhirnya, membuat hatiku seolah meloncat saking senangnya.
“Tapi janji gak diapa-apain yah”, jawabnya lagi.
“Gak kok, ntar tak kasih yang enak-enak″, jawabku lagi.
Akhirnya kami pun berjalan menyusuri jalan setapak sambil bercakap-cakap dan menikmati keindahan hutan. Beberapa lama, setelah kami semakin masuk kedalam hutan, kami menemukan lagi sebuah tempat beristirahat. Sebuah batu besar panjang 2 meter, dengan atap dari daun pinus sekedar menahan jika ada hujan. Puput berlari kecil menuju tempat itu dan duduk dibatu itu,
“Istirahat dulu, capek…”, kata gadis manis berjilbab itu.
“Oke”, ucapku sambil duduk disampingnya.
“Jadi gak nih, mau yang enak-enak ?”, ucapku kembali memancing.
“Gak mau ah… emangnya Puput apaan…”, ucapnya sambil pura-pura marah.
Aku semakin medekatkan dudukku pada gadis berjilbab bertubuh sekal itu.
“Yah, kan Puput cantik… mas jadi gak tahan…”, bisikku ketelinganya yang masih tertutup jilbab.
Pelan kuraih tangan kanannya yang halus, lalu kuremas dan kubelai. Gadis cantik berjilbab itu menatapku, namun diam saja. Terlihat wajahnya merah karena malu. filmbokepjepang.com Segera siswi berjilbab itu menarik tangannya dan memalingkan tubuhnya agak membelakangiku, karena tatapan sayunya bertemu dengan tatapanku. Pelan-pelan kupeluk Puput dari belakang pelan-pelan. Namun gadis cantik berjilbab bertubuh sekal itu sedikit berontak.
“Jangan mas… Puput gak mau…”, bisiknya sambil sedikit berontak.
“Nggak papa Puput, ntar mas kasih enak…”, bisikku ke telinganya yang tertutup jilbab.
Kudaratkan ciumanku di pipi kanannya. Puput masih tegang, mungkin karena tidak pernah dipegang cowok. Apalagi kontolku yang sudah ereksi dibalik celana jeansku daritadi, menempel di pantatnya karena aku sudah duduk mengangkang. Kugenggam tangan kirinya dengan tangan kananku, tangan kiriku memeluknya, sementara bibirmu mulai menciumi pipi dan telinganya.
“Oughhh… Ssshhh… Aghhhh…”, desah lirihnya.
Aku palingkan wajahnya sehingga aku mudah mencium bibirnya yang mungil, pelan saja dan siswi berjilbab itu mulai menanggapinya. Kupermainkan lidahku dengan lidahnya, sementara kuputar pelan-pelan tubuhnya sampai menghadapku (masih dalam keadaan duduk). Dengan cukup cepat kupeluk mesra dia agar tidak semakin berontak, kedua tanganku mengelus-elus punggungnya dan terkadang kuremas lembut kedua pantatnya.
Pantatnya begitu menggairahkan, padat berisi sampai-sampai ingin rasanya meremas dan menciuminya. Kontolku sudah semakin tegang. Pelan-pelan sambil terus kucumbui gadis SMA berilbab yang sudah pasrah itu, kubuka ritsleting celanaku dan kukeluarkan Penis besarku. Gadis itu seolah tertegun binggung karena tidak tau apa yang harus ia lakukan. Langsung kubimbing tangannya untuk mengelus-elus dan mengurut seluruh bagian kontolku.
Terasa nikmat kontolku dibelai dan diurut oleh tangan halus siswi lugu berjilbab itu. Kusandarkan Puput pelan-pelan didinding kayu gubuk istirahat itu, bibirku semakin bergerilya di seluruh permukaan wajahnya yang cantik.
“Oughhh… Ssshhh… ”, desahnya semakin membuatku bernafsu.
Dengan bibirku yang tetap aktif, tangan kananku mulai menelusuri badannya, kuelus-elus pundaknya, lalu turun ke dada kanannya, menyusup kebalik jilbabnya, meremas buah dada sekalnya. Kuraba pelan, lalu mulai remasan-remasan kecil, siswi berjilbab itu mulai menggeliat. Buah payudaranya terasa kenyal dan kencang, semakin kuperlama remasanku, dengan sekali-kali kuraba perutnya.
Tanganku mulai membuka satu persatu kancing seragam SMA lengan panjangnya, dan menyusup masuk didalam bajunya, mengelus perutnya dan Puput kegelian. Tanganku yang masih di dalam bajunya, mulai naik kepayudaranya dan meremas kedua gunung kembarnya, jariku keselipkan pada BH nya agar menjangkau putingnya untuk kupermainkan.
“Sssshhh… Aghhh… Oughhh…”, desah Puput semakin menjadi.
Karena branya sedikit kencang dan mengganggu aktivitas remasanku, maka tanganku segera melepaskan semua kancing bajunya dan kemudian kait branya kubuka, sehingga longgarlah segel 2 bukit kembar itu. Bajunya kusingkap kesamping, sementara BH nya kusingkapkan keatas, menampakkan keindahan payudaranya, putih mulus, kedua putingnya mencuat mengeras ingin dijilati. Sudah saatnya nih beraksi lidahku.
Kemudian aku pun menjilati, kusedot-sedot, kucubit, kupelintir kecil kedua putingnya. Puput mulai meracau tidak karuan manahan nikmatnya permainan bibirku di kedua payudaranya. Kubuka baju dan branya sehingga tubuh atasnya hanya tinggal ditutupi jilbab putih membungkus kepalanya yang sengaja tidak kulepaskan. Gairahku semakin membara melihat gadis berjilbab yang lugu terengah-engah merasakan kenikmatan.
Aku merangsang dengan baju yang sudah terbuka memperlihatkan buah payudaranya yang putih ranum menggunung. Tubuhnya yang putih, dua bukit ranum dengan dua puting mencuat indah, wajahnya memerah, keringat mengalir, ditambah desahan-desahan yang menggairahkan, sungguh pemandangan yang tidak boleh disia-siakan. Kucumbui bibirnya lagi, dengan kedua tanganku yang sudah bebas bergerilya di kedua bongkahan payudaranya.
Nafas kami menderu menyatu, mendesah. Perlawanan gadis cantik berjilbab tadi sudah tidak terasa lagi. Untunglah hutan itu sepi, sehingga desahan Puput yang semakin keras tidak membuatku takut ketahuan. Kulepas baju seragamnya dengan sedikit paksaan, kusibakkan jilbabnya sehingga tidak menutupi payudaranya. Lalu kucumbui dan kujilati badannya, mulai dari pundak, turun ke payudaranya.
Sengaja kujilati bongkahan payudaranya berlama-lama tanpa menyentuh putingnya, kupermainkan lidahku disekitar putingnya. Kutempelkan tiba-tiba lidahku ke puting kanannya dan kugetarkan cepat, tangan kiriku mencubit-cubit puting kirinya, Puput semakin kelojotan menahan geli-geli nikmat. Enak sekali menikmati bukit kembar cewek jilbaban. Tangan kananku mulai merayap ke pahanya, yang masih tertutup rok abu-abu panjang.
Saat itu aku raba naik turun, terkadang sengaja menyentuh pangkal pahanya, Terakhir kali, tanganku merayap ke pangkal paha, menyingkapkan rok abu-abu panjangnya keatas sehingga celana dalamnya terlihat. Dengan satu jariku, kugesek-gesek memeknya yang ternyata sudah basah sampai membekas keluar di celana pendeknya. Kedua kaki gadis berkulit putih berjilbab berwajah lugu itu langsung merapat menahan geli.
Tanganku mengelus pahanya dan membukanya, menjalar ke kemaluannya, lalu semua jariku mulai menggosokkan naik turun pada area memeknya.
“Sssshhh…. udah mas… Oughhh… eummm… enak mas…”, geliatnya sambil meremas pundakku erat.
Kulumat bibirnya, tanganku mulai menyusup menguak CD nya, meraba memeknya. Puput semakin terangsang, dengan desisan pelan serta gelinjang-gelinjang birahi. Tak lama kemudian siswi berjilbab itu mendesis panjang dan mengejang-ngejang. Ia menggigit bibir bawahnya sambil matanya terkatup erat, lalu memeknya berdenyut-denyut seperti denyutan kontol kalau melepas mani. Puput lalu menarik nafas panjang.
Basah mengkilap semua jariku, karena mungkin Puput tidak pernah teransang seperti ini, lalu kujilat sampai kering.
“Mas jahat, katanya Puput gak akan diapa-apain…”, kata siswi berjilbab bertubuh sekal itu sambil memelukku erat.
“Tapi Puput suka kan… enak kan…”, ucapku semakin bernafsu.
Sudah saatnya kontolku dipuaskan. Kucium bibirnya lembut, kubimbing lagi tangannya untuk meremas dan mengurut kontolku. Gantian aku yang melenguh dan mendesis, menahan nikmat. Posisiku kini berdiri didepan Puput, kuturunkan celanaku dan kuminta Puput untuk terus memijat kontolku.
“Harus di gimanain lagi nih ?”, tanyanya bingung sambil tetap mengelus-elus batang kejantananku.
Terlihat disekitar ujung kontolku sudah basah mengeluarkan cairan bening karena ereksi dari tadi.
“Ya diurut-urut naik turun gitu, sambil dijilat seperti menikmati es krim”, ucapku.
Dimaikannya kontolku dengan malu-malu lalu dijilati kontolku, ekspresi wajahnya seperti anak kecil. Puput pun dengan pelan-pelan mulai memasukkan kontolku ke mulutnya.
“Oughhh… Fit, jangan kena’in gigi, sakit tauk !”, ucapku menggiris ketika kontolku terkena giginya.
Saat itu dia tertawa sembari tetap mengulum kontolku. Setelah aku menegurnya kemudian dia pun mulai mengkulum lagi dan kini tersasa lebih enak, walaupun masih amatir.
“Ssshhh… Oughhhh…”, desahku menahan nikmat.
Saat itu Puput pun terlihat semakin cepat menggerakkan maju mundur kepalanya.
“Mas, ini nya dijilatin juga nggak ?”, ucapnya lagi sembari menyentuh buah zakarku.
“Iya dong sayang, semuanya deh, tapi jangan sampai kena gigi yah !”, ucapku.
Lalu dijilatilah dan diemutnya zakarku, setiap jengkal kemaluanku tidak luput dari jilatannya, hingga kemaluanku basah kuyup.
“Aghhhh… Oughhh… Yeahhh…”, desahku dengan semakin menekan-nekan kepalanya.
Dimasukkannya batangku pelan-pelan ke mulutnya yang mungil sampai menyentuh tenggorokannya, kontolku dikulum-kulum, divariasikan permainan lidahnya dan aku semakin menggeliat. photomemek.com Terkadang siswi berjilbab itu juga menjilati lubang kencingku, diujung kepala kontol, sehingga aku hampir melompat menahan nikmat dan geli yang mendadak. Dilanjutkannya lagi kocokan ke kontolku dengan mulutnya.
Pelan-pelan kubelai kepalanya yang masih terbungkus jilbab dan aku mengikuti permainan lidah Puput, kugoyangkan pantatku searah. Enak sekali permainan bibir dan lidahnya, Puput sudah mulai terbiasa dengan kejantanan cowok. Akhirnya, badanku mulai mengejang.
“Fit, aku mau keluar… Oughhh… Sssshhh…”, dengan sengaja dipercepat kocokannya pada kontolku dengan tangannya. Tidak lama setelah itu,
“Cruttttttttttt…Cruttt… Cruttt…”.
Akhirnya spermaku berhamburan keluar banyak sekali, sebagian kena wajahnya dan mengotori kacamatanya, dan sebagian lagi meluber di tangan Puput dan kontolku. Puput sempat terkejut melihat pemandangan menakjubkan itu.
“Iihh… jijik… apa nih mas…?”, ucapnya sambil mengernyit.
“Ini namanya air mani, Fit… coba aja enak lho… bisa menghaluskan kulit kalo dilumurin ke wajahmu…”, ucapku menerangkan.
Dengan sedikit keraguan siswi berjilbab itu pelan-pelan menjilat spermaku yang meluber di kontolku.
“Asin dan gurih, enak juga ya mas ?”, ucapnya sambil menelan semua spermaku sampai habis bersih dan kinclong.
Yang menyembur diwajahnya ia ratakan sehingga wajahnya mengkilap karena air pejuhku. Aku semakin terangsang melihat gadis berjilbab melakukan hal itu. Tanpa membuang waktu lagi, aku yang mempunyai stamina dan birahi yang berlipat segera kembali mendorong badannya agar bersandar di dinding kayu gubuk itu. Bibirnya yang indah dengan lipgloss itu kulumat dengan penuh birahi. kurasakan siswi berjilbab itu mulai mendesah dan menggeliat menahan birahi.
Kuremas-remas payudaranya yang sudah menunggu dari tadi untuk dinikmati lagi. Kuraba-raba lagi memek si Puput, pinggangnya menggeliat menahan nikmat sekaligus geli yang demikian hebat sampai pahanya merapat lagi. Kembali kusingkapkan rok abu-abunya ke perutnya, setelah tadi sempat turun lagi, sengaja tidak kupelorotkan CD nya, karena aku ingin melihat pemandangan indah dulu.
Wow, CD nya pink tipis berenda dan mungil, sehingga dalam keadaan normal kelihatan jelas bulu-bulunya. Lalu aku berlutut didepan selangkangannya. Kakinya kubuka diiringi desahan tertahan gadis SMA berjilbab berwajah cantik itu. Tangan kirinya menutup mulutnya seakan berusaha menahan nafsu birahi yang tak tertahankan. Tangan kanannya ada dipundakku, namun tidak berusaha menahan ketika aku maju dan mulai menjilati kedua pahanya.
Saat itu kujilati dari bawah sampai ke pangkalnya, lalu kucium aroma lembab dan agak amis dari memeknya yang membuat laki-laki manapun semakin bernafsu. Kujilat sekitar pangkal paha tanpa mengenai memeknya, yang membuat Puput semakin kelojotan. Kupelorotkan CD nya pelan-pelan sambil menikmati aroma khas memeknya, lalu kujilat CD bagian dalam yang membungkus memeknya.
Sesaat aku terpesona melihat memeknya, bulunya yang tertata rapi tapi pendek-pendek, bibirnya yang gundul mengkilap terlihat jelas dan rapat, di tengah-tengahnya tersembul daging kecil. Memeknya yang masih suci ini semakin membuatku bergelora, kontolku mulai berontak lagi minta dipijat Puput. Mulutku sudah tidak sabaran untuk menikmati sajian paling lezat itu, lidahku mulai bergerilya lagi.
Pertama kujilati bulu-bulu halusnya, rintihan Puput terdengar lagi. Terbukti titik lemah Puput ada di memeknya, begitu siswi berjilbab itu menggerakkan pantatnya, dengan antusias lidahku menari bergerak bebas di dalam memeknya yang sempit (masih aman karena selaput dara berada lebih ke dalam). Begitu sampai di klitorisnya (yang sebesar kacang kedelai), langsung kukulum tanpa ampun.
“Aghhhh… Ssshhh… Oughhh… Mas… enak Mas… Aghhhh…”, desah Puput.
Puput yang masih perawan mendesah sambil menggeleng-geleng kepalanya yang masih terbungkus jilbab menahan serbuan kenikmatan yang menggila dari lidahku. Dengan gerakan halus, kuusap-usap klitorisnya dan siswi berjilbab itu makin kelojotan dan tidak begitu lama terjadi kontraksi di memeknya. Aku tau Puput akan klimaksnya lagi, makin kupercepat permainan lidahku.
Sesaat kemudian, sambil tangan kirinya semakin menutup mulutnya semakin erat, gadis berjilbab berseragam abu-abu putih itu menjerit sambil badannya meregang. Mengalirlah dengan deras cairan cintanya itu, tentu saja yang telah kutunggu-tunggu itu. Kujilati semua cairan yang ada sampai memeknya mengkilap bersih, rasanya segar, gurih dan enak sekali. Beberapa saat, kubiarkan Puput istirahat.
Sambil tersengal-sengal mengatur napas terduduk lemah dibangku panjang digubuk itu, bersandar di dinding. Aku duduk disebelahnya lalu kupeluk erat dengan mesra, kukecup keningnya, dan kedua pipinya. Sambil memandangku, wajahnya tersenyum malu. Nampak wajahnya merah padam setelah mengalami klimaksnya, serta malu karena melakukannya denganku.
Aku menduga baru kali ini siswi berjilbab itu merasakan nikmat begitu dasyat, sampai lemas sekujur tubuhnya. Setelah nafasnya mulai normal, kucumbui bibirnya dengan lembut.
“Nikmat sekali kan Fit ? Ingin lagi ? Masih kuat kan ?”, ucapku dengan mencium bibirnya lagi.
Gadis cantik berjilbab itu hanya diam sambil memalingkan wajahnya, namun tidak ada penolakan dari tubuhnya. Kupalingkan lagi wajah cantknya menghadapku dan kucium rada lama bibirnya dengan lembut. Pelan-pelan aku kembali memosisikan tubuhku dihadapannya. Kontolku tepat berada didepan memeknya. Kulepaskan celana dalam seksinya, lalu lambat-lambat kumajukan pinggulku, menggesekan kontolku ke memeknya.
“Oughhhh… Sssshhhh…”, gadis manis berjilbab itu kembali mendesah bergairah, pasrah kusetubuhi ditengah hutan yang sunyi itu.
Baju seragam SMA nya sudah teronggok dilantai gubug, disamping celana dalamnya. Wajah gadis alim berjilbab itu yang pasrah membuatku nyaris tidak mampu mengendalikan birahiku. Kulumat bibirnya dengan rakus, tanganku bergerak ke bawah dan menggenggam kontolku, semakin intens menggesek-gesekkan kontolku ke memek ranumnya, membuat siswi berjilbab itu semakin menggelinjang karena rangsanganku.
Sembari melumat bibirnya, tangan kiriku turun mengusap payudaranya dengan gerakan melingkar di bawahnya menuju ke arah puting lalu menyentil dan memilin pentil gadis cantik berjilbab itu. Kemudian gantian punggungnya kuusap dengan usapan ringan sampai siswi berjilbab itu merasa kegelian.
“Oughhh… Mas… Ughhhh… geli mas… Nikmat Mas… Aghhh…”, desahnya.
Tangan kanan gadis berjilbab itu mencengkeram erat pundak kiriku sampai membuat pundakku lecet karena kukunya, sementara secara refleks tangan kirinya mulai ikut meremas-remas buah dada kirinya. Kakinya membuka lebar melingkar dipingganggku. Tatapan gadis berjilbab itu sayu, dikuasai sepenuhnya oleh nafsu birahi. Nafasnya memburu. Siswi berjilbab itu memejamkan matanya.
Desahan dan rintihannya semakin keras ketika kucumbui kening, pipi dan kujilat dan kugigiti daun telinganya dari luar jilbabnya.
“Puput, mas akan kasih kenikmatan yang luar biasa buat kamu, tapi awalnya bakal sakit sedikit, tapi kalau udah terbiasa pasti enak nanti enak…”, ucapku menenangkan gadis manis berjilbab lugu itu yang akan kurenggut keperawanannya.
“Iya mas, pelan-pelan yah mas… Puput takut…”, desahnya, namun tanpa penolakan karena sudah pasrah.
Dengan birahi yang sudah di ubun-ubun, aku mengangkat sedikit pantat Puput, untuk memberi posisi nyaman pada persetubuhan ini. Kupegangi kedua belah pahanya dan semakin kubuka kakinya lebar-lebar. Terlihatlah belahan memeknya agak kehitaman dengan bagian dalam yang kemerahan, dihiasi rambut tipis.
“Aghhhh…”, Puput melenguh panjang, badannya goyang kekanan kekiri, kuberikan rangsangan tambahan.
Kujilati pusar dan perutnya, lalu ke paha dan betisnya. Kugigit dekat pangkal pahanya sampai memberkas merah,
“Mass… Kamu… Oughh… sudah… Puput nggak tahan…”, ucapnya lagi.
Saat itu kutatap wajahnya dengan tatapan menenangkan. Matanya sayu pasrah. Ia menggigit bibir bawahnya berusaha menahan birahi dan mempersiapkan diri pada rasa sakit yang kukatakan akan dirasakannya. Susah payah kumasukkan kontolku yang sudah keras dan besar ke memeknya yang becek, dan,
“Jlebbbbbbbbb… Aghhhhhh….”, desahku.
Aku mulai memasukan kontolku ke liang memeknya pelan-pelan. Sulit sekali memasukan kontolku ke liang memek gadis manis berjilbab itu saking rapatnya. Puput berteriak,
“Aowwwwww… sakiiittt mas… Ssssshhhh…”, ucapnya kesakitan.
Saat itu aku yang tidak peduli karena sudah terlanjur nafsu memulai melakukan gerakan maju-mundur dengan pelan-pelan. Gadis berjilbab bertubuh sekal itu membalas dengan menjambak rambutku. Aku terus melakukan genjotan terhadap memeknya yang sangat nikmat itu.
“Aowww… Aghhhh… sakit mas…”, ucap Puput lagi.
Saat itu aku mulai mempercepatkan gerakan maju-mundurku, dan Puput pun berteriak,
“Aghhhhhhhhhh…”.
Kemudian aku mengeluarkan kontolku dari memeknya dan langsung keluarlah darah segar mengalir dari memek Puput turun ke pahanya, dan membasahi bangku tempat kami bersenggama. Setelah beristirahat beberapa helaan nafas, kembali kutekan pantatku perlahan dan dengan pelan dan teknik maju mundur yang membuat Puput semakin kelojotan, akhirnya masuklah semua kontolku ke dalam memek sempit legit gadis SMA berjilbab itu,
“Aghhhh… Mas… sakit, sakit tapi enak mas… Aghhh… lagi mas…”, gadis berjilbab berparas cantik dan lugu itu meracau dan mendesah mulai keenakan.
Memeknya mulai terbiasa dihujam kontolku. Puput menaikan pantatnya dan aku menekan lagi pelan-pelan, terus berlangsung beberapa lama, kian lama kian cepat.
“Aow… Ssshhh… Aghhh… Puput mau enak lagi mas…”, racau Puput.
Saat itu aku semakin kencang menggenjot memeknya dengan kontolku. Siswi berjilbab itu diam sejenak sambil memegang lenganku.
“Sudah keluar lagi Fit ?”, tanyaku.
“Sebentar lagi Mas… Aghhh…”, jawab Puput.
Secara tiba-tiba kugerakkan pantatku maju mundur agak memutar dengan cepat, batangku terasa mau patah. Puput kelojotan sambil melejang-lejang nikmat. Puput meremas-remas payudaranya dan menggigit jarinya sendiri dan matanya terpejam. Jepitan kakinya di pinggangku menguat. Dinding memek gadis cantik berjilbab itu terasa menebal sehingga lubangnya menjadi lebih sempit. Siswi berjilbab itu memelukku dan mengulum bibirku.
Saat itu aku benamkan kontolku dalam-dalam dan kurasakan denyutan di dinding memek serta dasar rahimnya. kontolku terasa disiram cairan yang hangat. Kutekan tubuhnya didinding gubuk dengan tubuhku. siswi berjilbab itu masih terus mengejang dan menggelinjang menikmati klimaksnya. Kubiarkan kontolku terendam dalam cairan memeknya. siswi berjilbab itu mendesah dan merintih penuh kenikmatan.
Kami diam sejenak. Kuberikan kesempatan untuknya beristirahat dan mengatur nafasnya. Matanya masih tertutup. Sejenak kurangsang memeknya dengan gerakan pada otot kemaluanku. siswi berjilbab itu mendesah dan membuka matanya. Dikalungkannya kedua tangannya pada leherku.
“Fit, sekarang giliran mas yaa…”, ucapku berbisik.
Saat itu Puput tidak menjawab dan hanya mengangguk saja. Masih tersisa klimaksnya, dengan tubuh yang masih mengejang. Kugerakkan lagi pantatku maju mundur dan memutar. Perlahan-lahan dan semakin lama semakin cepat. Kurasakan memeknya lebih becek dari semula, namun aku tidak mau menghentikan permainan untuk mengeringkannya. Gesekan kulit kontol dengan dinding memek gadis manis berjilbab itu masih terasa nikmat.
Gairah Puput itupun kini mulai bangkit lagi. Iapun mengimbangi gerakanku perlahan-lahan. Setelah beberapa saat kemudian gerakannya pun juga semakin cepat. Kutarik pantatku sampai tinggal kepala kontolku saja yang menyentuh bibir memeknya, dengan gerakan cepat dan bertenaga kuhempaskan lagi ke bawah. Badan siswi cantik berjilbab itu terguncang. Kurapatkan pahanya, kemudian kakiku menjepit kedua kakinya.
Aku menurunkan tempo permainan sambil beristirahat sejenak. Sesaat kemudian kukembalikan pada tempo semula. Aku hanya menaik turunkan kontolku sampai setengahnya saja. Jepitan memek siswi cantik berjilbab itu lebih terasa. Kurasakan aliran darah di kontolku semakin cepat.
“Fit, Aku mau keluar… Aghhh…”, ucapku.
“Jangan keluarin dulu Mas, kita barengan ya Mas keluarinya… Aghhhh…”, pintanya.
Kukangkangkan kaki siswi cantik berjilbab itu kembali. Kedua betisnya kujepit di ketiakku. Dalam posisi demikian maka memeknya terbuka lebar sekali.
“Mas… Oughhh…”, ucap Puput dengan tubuhnya mengejang.
“Fit, aku juga mau keluar… Oughhh…”, ucapku.
Saat itu kurasakan cairan memek Puput bertambah banyak, sementara itu ujung kontolku berdenyut-denyut. Tubuhnya bergerak seperti kuda Sumbawa yang melonjak-lonjak liar.
“Puput… Oughhh… aku mau keluar Fit… Aghhhh…”, ucapku menjelang klimaks.
Tidak lama kemudian kurasakan denyutan kencang di batang kejantananku dan,
“Cruuutttt… Cruttt… Cruttt…”.
Pada akirnya aku pun menyemburkan spermaku di dalam liang senggamanya, saking banyaknya spermaku, sampai-sampai spermaku tertumpah keluar dari liang senggamanya. Pada akhirnya Puput pun mendapatkan klimaksnya setelah berusaha sesaat sebelum kontolku berhenti menyeburkan spermanya. Saat itu aku benamkan dalam-dalam kontolku, denyut demi denyutan pada otot-otot alat kelamin kami saling memberikan kenikmatan yang luar biasa.
Setelah puas menikmati sisa-sisa klimaks kami, kami berpelukan dengan badan bersimbah keringat. Jilbab Puput basah karena keringat kami berdua. Sungguh nikmat bercinta dengan gadis yang masih Virgin. Singkat cerita setelah beristirahat beberapa saat, kami pun segera membenahi pakaian kami, kemudian kami pun segera keluar dari hutan. Sebelum kami berpisah kukecup mesra kening dan bibirnya dan tidak lupa aku meminta dia agar minum pil anti hamil yang selalu aku bawa didompetku.
Pada saat itu aku juga memberinya 5 lembar seratus ribuan untuknya, kemudian kuantarkan dia kembali kerumahnya. Sesampainya dirumahnya sebelum aku pergi aku pun meminta nomer Handphonenya agar kami bisa berkomunikasi dan bisa merasakan kenikmatan persetubuhan lagi. Sejak saat itu kamipun sering bertemu dan bersetubuh hingga saat Sex

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *