Cerita Sex Tante Jadi Sange Karna Di Petting part 2

Kulirik puting susuku yang berwarna merah tua sudah berkilat oleh air liurnya, perasaanku campur aduk tidak karuan, nikmat sekali. Mulutnya terus menyedot puting susuku disertai dengan gigitan-gigitan kecil.

Tangan kanan Herman mulai menelusuri selangkanganku, lalu kurasakan jarinya meraba vaginaku yg masih tertutup CD, aku tak tahu apakah vaginaku sudah basah atau belum, yang jelas jari-jari Herman menekan-nekan lubang vaginaku dari luar CD.

Lalu kurasakan tangannya menyusup masuk ke dalam CD-ku, jantungku berdebar keras sekali, kurasakan kenikmatan menjalari tubuhku. Jari-jari Herman sedang berusaha memasuki lubang vaginaku, lalu kurasakan jarinya amblas masuk ke dalam, wah nikmat sekali.

Aku harus mengakhiri sandiwaraku, aku sudah tak tahan lagi, kubuka mataku sambil menyentakkan tubuhku.

“Herman !! Ngapain kamu?”, Aku berusaha bangun duduk, tapi kedua tangan Herman menekan pundakku dengan keras.

Tiba-tiba Herman mencium mulutku secepat kilat, aku berusaha memberontak, kukerahkan seluruh tenagaku, tapi Herman makin keras menekan pundakku, malah pemuda itu sekarang menindih tubuhku, aku kesulitan bernapas ditekan oleh tubuhnya yang besar.

Kurasakan mulutnya kembali melumat mulutku, lidahnya masuk ke dalam mulutku, aku pura-pura menolak.

“Tante.., maafkan saya. Sudah lama saya ingin merasakan ini, maafkan saya tante” Herman melepaskan ciumannya lalu memandangku dengan pandangan meminta.

“Kamu kan bisa dengan teman-teman kamu yang masih muda. Tante kan sudah tua” Ujarku lembut..

“Tapi saya sudah tergila-gila dengan tante.., saya akan memuaskan tante sepuas-puasnya”, Jawab Herman.

“Ah kamu.., ya sudahlah terserah kamu sajalah”, Aku pura-pura menghela napas panjang, padahal tubuhku sudah tak tahan ingin dijamah olehnya.

Kemudian Herman melepaskan gaun tidurku, sehingga aku cuma memakai celana dalam saja. Lalu Herman melepaskan pakaiannya, sehingga aku bisa melihat penisnya yang besar sekali, penis itu sudah menegang keras.

Herman mendekat ke arahku.

“Tante diam saja ya”, Kata Herman. Aku diam sambil berbaring telentang, kemudian Herman mulai menciumi wajahku, telingaku dijilatinya, aku mengerang-erang, kemudian leherku dijilat juga, sementara tangannya meremas buah dadaku dengan lembut.

Tak lama kemudian Herman merenggangkan kedua pahaku, lalu kepalanya menyusup ke selangkanganku. vaginaku yang masih tertutup CD dijilat dan dihisap-hisapnya, aku menggeliat-geliat menahan rasa nikmat yang luar biasa.

Lalu Herman menarik CD-ku sampai copot, kedua kakiku diangkatnya sampai pinggulku juga terangkat, sehingga tubuhku menekuk, kulihat vaginaku yang berbulu sangat lebat itu mengarah ke wajahku, punggungku agak sakit, tapi kutahan, aku ingin tahu apa yang akan dilakukannya.

Kemudian Herman mulai menjilati vaginaku, kulihat lidahnya terjulur menyibak bulu vaginaku, lalu menyusup ke belahan bibir vaginaku, aku merintih keras, nikmat sekali, clitorisku dihisap-hisapnya, kurasakan lidahnya menjulur masuk ke dalam lubang vaginaku, mulutnya sudah bergelimang lendirku, aku terangsang sekali melihat kelahapan pemuda itu menikmati vaginaku, padahal kupikir vaginaku sudah tidak menarik lagi. ngentot

“Enak Herman ? Bau kan?”, Bisikku sambil terus melihatnya melahap lubangku.

“Enak sekali tante, saya suka sekali baunya”, Jawab Herman, aku makin terangsang. Tak lama aku merasakan puncaknya ketika Herman makin dalam memasukkan lidahnya ke dalam vaginaku.

“Herman.., aa.., enaakk” Kurasakan tubuhku ngilu semua ketika mencapai orgasme, Herman terus menyusupkan lidahnya keluar masuk vaginaku.

Kuremas-remas dan kugaruk-garuk rambut Herman.

Kemudian kulihat Herman mulai menjilat lubang pantatku, aku kegelian, tapi Herman tidak peduli, ia berusaha membuka lubang pantatku, aku mengerahkan tenaga seperti sedang buang air sehingga kulihat lidah Herman berhasil menyusup kesela lubang pantatku, aku mulai merasakan kenikmatan bercampur geli.

“Terus aduh nikmat banget, geli.., teruss.., hh..”, Aku mengerang-erang,

Herman terus menusukkan lidahnya ke dalam lubang pantatku, kadang-kadang jarinya dimasukkan ke dalam lalu dikeluarkan lagi untuk dijilat sambil memandangku.

“Enak? Jorok kan?”.

Enak tante.., nikmat kok”, Jawab Herman, tak lama kemudian aku kembali orgasme, aku tahu lendir vaginaku sudah membanjir.

Kucoba meraih penis Herman, tapi sulit sekali. Aku merasa kebelet ingin pipis, tiba-tiba tanpa dapat kutahan air kencingku memancar sedikit, aku mencoba menahannya.

“Aduh sorry.., nggak tahan mau pipis dulu” Aku ingin bangun tapi kulihat Herman langsung menjilat air kencingku yang berwarna agak kuning.

Gila! Aku berusaha menghindar, tapi ia malah menyurukkan seluruh mulutnya ke dalam vaginaku.

“aa.., jangan Herman.., jangan dijilat, itu kan pipis Tante”

Aku bangun berjalan ke kamar mandi, kulihat Herman mengikutiku.. ngentot

“Tante pipis dulu, Herman jangan ikut ah.., malu”, Kataku sambil menutup pintu kamar mandi, tapi Herman menahan dan ikut masuk.

“Saya ingin lihat Tante”.

“Terserah deh”.

“Saya ingin merasakan air pipis tante”, Aku tersentak.

“Gila kamu? Masak air pipis mau..”, Belum habis ucapanku,

Herman sudah telentang di atas lantai kamar mandiku.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *