Cerita Sex – Perkenalan Ambisi Sex Part 2

Tiba-tiba Ropik membisikkan sesuatu di telingaku, “Silfie, kamu membuat nafsuku naik.”

“Aku juga Ropik,” balasku manja. Sex 

Dan Ropik menarik tanganku dan mengarahkan tanganku ke arah penisnya. “Astaga,” pikirku. Ternyata diluar dugaanku, penis Ropik sudah sangat tegang sekali. Dan aku tidak menyia-nyiakan kesempatan yang pertama kali ini.

“Teruskan Selfie, remas yang kuat dan lebih kuat lagi.” Tak lama kemudian, tangan Ropik sudah berhasil membuka bajuku. Kebetulan saat itu aku memakai kemeja kancing depan. Sehingga tidak terlalu susah untuk membukanya. Kebetulan aku memakai BH yang dibuka dari depan.

Akhirnya tangan Ropik berhasil meremas susuku yang baru pertama kali ini dipegang oleh seseorang yang baru kukenal. Ropik meremasnya dengan lembut sekali dan sekali-kali Ropik memegang puting susuku yang sudah keras.

“Teruskan Ropik, aku enak sekali..” Dan tanpa sengaja aku pun sudah membuka reitsleting celananya, yang pada saat itu memakai celana kain. “Astaga,” pikirku sekali lagi, tanganku dibimbing Ropik untuk memasuki celana dalam yang dipakainya.

Dan sesaat kemudian aku sudah meremas-remas penis Ropik yang sangat besar. Kami saling menikmati keadaan di bioskop waktu itu. “Teruskan Ropik, aku enak sekali..” Tidak terasa film yang kami tonton berlalu dengan cepat. Dan akhirnya kami keluar dengan perasaan kecewa.

“Kita langsung pulang ya Selfie sudah malam,” pinta Ropik.

“Ropik, sebenarnya aku belum mau pulang, lagian biasanya kakak-kakakku kalau malam mingguan pulangnya jam 11:30 malam, sekarang masih jam 10:15, kita keliling-keliling dulu ya.” bisikku mesra.

Sebenarnya dalam hatiku ingin sekali mengulang apa yang sudah kami lakukan tadi di dalam bioskop. Namun rasanya tidak enak bila kukatakan pada Ropik. Mudah-mudahan Ropik mengerti apa yang kuinginkan.

“Ya, sudah kita jalan-jalan ke senayan aja, sambil ngeliat orang-orang yang lagi bingung juga,” balas Ropik dengan nada gembira.

Sampai di senayan, Ropik memarkirkan mobilnya tepat di bawah pohon yang jauh dari mobil lainnya. Dan setelah Ropik menghentikan mobilnya, tiba-tiba Ropik langsung menarik wajahku dan mencium bibirku.

Kelihatannya Ropik begitu bernafsu melihat bibirku. Sebenarnya inilah waktu yang kutunggu-tunggu. Kami saling melumat bibir dan permainan lidah yang kami lakukan membuat gairah kami tidak terbendung lagi.

Tiba-tiba Ropik melepaskan ciumannya. “Selfie, aku ingin mencium susumu, bolehkan..” Tanpa berkata sedikit pun aku membuka kancing kemejaku dan membuka kaitan BH yang kupakai. Terlihat dua gundukan yang sedang mekar -mekarnya dan aku membiarkannya terpandang sangat luas di depan mata Ropik.

Dan kulihat Ropik begitu memperhatikan bentuk bulatan yang ada di depan matanya. Memang susuku belum begitu tumbuh secara keseluruhan, tapi aku sudah tidak sabar lagi untuk dicium oleh seorang lelaki.

“Selfie, apa ini baru pertama kali ada yang memegang yang menciumi susumu,” bisik Ropik.

“Iya, Ropik, baru kamu yang pertama kali, aku memberikan ke orang yang benar -benar aku inginkan,” balasku manja.

Tak lama kemudian, Ropik dengan lembutnya menciumi susuku dan memainkan lidahnya di seputar puting susuku yang sedang keras. Aduh enak sekali rasanya. Inilah waktu yang tunggutunggu sejak lama. Nafsuku langsung naik pada saat itu.

“Jangan berhenti Ropik, teruskan ya… aku enak sekali..” Dan tanganku pun dibimbing Ropik untuk membuka reitsleting celananya. Dan aku membukanya. Kemudian Ropik mengajak pindah tempat duduk dan kami pun pindah di tempat duduk belakang. Sepertinya di belakang kami bisa dengan leluasa saling berpelukan.

Baju kemejaku sudah dilepas oleh Ropik dan yang tertinggal hanya BH yang masih menggantung di lenganku. Reitsleting celana Ropik sudah terbuka dan tiba-tiba Ropik menurunkan celananya dan terlihat jelas ada tonjolan di dalam celana dalam Ropik.

Dan Ropik menurunkan celana dalamnya. Terlihat jelas sekali penis Ropik yang besar dan berwarna kecoklatan. Ditariknya tanganku untuk memegang penisnya. Dan aku tidak melepaskan kesempatan tersebut. Ropik masih terus menjilati susuku dan sekali-kali Ropik menggigit puting susuku.

“Ropik, teruskan ya… jilat aja Ropik, sesukamu..” desahku tak karuan.

Sementara aku masih terus memegang penis Ropik. Dan sepertinya Ropik makin bernafsu dengan permainan seksnya. Akhirnya Ropik sudah tidak tahan lagi.

“Selfie, kamu isap punyaku ya… mau nggak?”

“Isap bagaimana..”

“Tolong keluarin punyaku di mulutmu.”

Sebenarnya aku masih bingung, tapi karena penasaran apa yang dimaui Ropik, maka aku menurut saja apa permintaannya. Dan Ropik merubah posisi duduknya, Ropik menurunkan kepalaku hingga aku berhadapan langsung dengan kepunyaan Ropik.

“Ropik, besar sekali punyamu.”

“Langsung aja Selfie, aku sudah tidak tahan..”

Aku langsung mengulum pelan-pelan kepunyaan Ropik. Inilah pertama kali aku melihat, memegang dan mengisap dalam satu waktu. Aku menjilati dan kadang kutarik dalam mulutku kepunyaan Ropik. Sekali-kali kujilati dengan lidahku.

Dan sekali-kali juga kujilati dan kuisap buah kepunyaan Ropik. Aku memang menikmati yang namanya penis. Mulai dari atas turun ke bawah. Dan kuulangi lagi seperti itu. Dan kepala penis kepunyaan Ropik aku jilatin terus. Ah… benar-benar nikmat.

Sekitar lima menit aku menikmati permainan punya Ropik, tiba-tiba, Ropik menahan kepalaku dan menyuruhku Sex  mengisap lebih kuat. “Terus Selfie, jangan berhenti, terus isap yang kuat, aku sudah tidak tahan lagi..”

Dan tidak lama setelah itu, Ropik mengerang keenakan dan tanpa sadar, keluar cairan berwarna putih dari penis Ropik. Apakah ini yang namanya sperma, pikirku. Dalam keadaan masih keluar, aku tidak bisa melepaskan penis Ropik dari mulutku, aku terus mengisap dan menyedot sperma yang keluar dari penis Ropik.

Ah… rasa dan aromanya membuatku ingin terus menikmati yang namanya sperma. Aku pun tidak bisa melepaskan kepalaku karena ditahan oleh Ropik. Aku terus melanjutkan isapanku dan aku hanya bisa melebarkan mulutmu dan sebagian cairan yang keluar tertelan di mulutku. Dan Ropik kelihatan sudah enak sekali dan melepaskan tangannya dari kepalaku.

“Selfie, aku sudah keluar, banyak ya..”

“Banyak sekali Ropik, aku tidak sanggup untuk menelan semuanya, karena aku belum biasa.”

“Tidak apa-apa Selfie..”

Kemudian Ropik mengambil cairan yang terbuang di sekitar penisnya dan menaruh ke susuku. Aku pun memperhatikan kelakuan Ropik. Dan Ropik mengelus-elus susuku. Akhirnya jam sudah tepat jam 11 malam. Dan aku diantar oleh Ropik tepat jam 11 lewat 35 menit. Karena besoknya kami berjanji akan ketemu lagi.

Malamnya entah mengapa aku sangat sulit sekali tidur. Karena pengalamanku yang pertama membuatku penasaran, entah apa yang akan kulakukan lagi bersama Ropik esoknya.Dan, malam itu aku masih teringat akan penis Ropik yang besar dan aroma sperma serta ingin rasanya aku menelan sekali lagi. Ingin cepat-cepat kuulangi lagi peristiwa malam itu.

Besoknya dengan alasan ada pertemuan panitia perpisahan, aku akhirnya bisa keluar rumah.Akhirnya sesuai jam yang sudah ditentukan, Ropik menjemputku dan Ropik membawaku ke suatu tempat yang masih teramat asing buatku.

“Tempat apa ini Ropik,” tanyaku.

“Selfie, ini tempat kencan, daripada kita kencan di mobil lebih bagus kita ke sini aja, dan lebih aman dan tentunya lebih leluasa. Kamu mau.”

“Entahlah Ropik, aku masih takut tempat seperti ini.”

“Kamu jangan takut, kita tidak keluar dari mobil. Kita langsung menuju kamar yang kita pesan.”

Dan sampai di garasi mobil, kami keluar, dan di garasi itu hanya ada satu pintu. Sepertinya pintu itu menuju ke kamar. Benar dugaanku. Pintu itu menuju ke kamar yang sudah dingin dan nyaman sekali, tidak seperti yang kubayangkan. Terlihat ada kulkas kecil, kamar mandi dengan shower, dan TV 21, dan tempat tidur untuk kapasitas dua orang

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *