Cerita Sex Pacar baru part 2

Aku memejamkan mataku, merasakan getaran yg mulai menjalari seluruh tubuhku, saat pemerkosaku menghentakkan tubuhnya dgn makin cepat, membuat aku mulai terangsang saat itu, dan tanpa sadar aku pun ikut menggerakkan pinggulku, berusaha mengimbangi gerakannya.

Aku memang sudah sering melakukan hubungan badan dgn pacarku sejak aku masih duduk di bangku SMU, malah kegadisanku telah terenggut oleh pacarku saat aku masih di kelas satu SMA, dan sejak saat itu kami rutin melakukan aktifitas seks, sampai akhirnya aku pergi melanjutkan studi di Bandung, dan sekarang aku kembali merasakan kenikmatan itu setelah selama satu tahun aku tdk pernah lagi bersetubuh.

“aaahhhhh.. eemmhhh. Ah.” desahku sambil terus menggoyangkan pinggulku.
Sementara di pojok ruangan, kulihat Rosmeri sedang berjuang dgn sekuat tenaga untuk melepaskan diri dari keempat orang yg sedang menggumulinya. Saat itu keadaan Rosmeri benar benar sudah sangat berantakan, kemeja lengan panjang yg di kenakannya sudah terbuka lebar dan hampir lepas dari tubuhnya, sementara bra yg dikenakannya sudah tampak setengah terbuka hingga membuat satu toketnya menyembul keluar.

“Jangan.. Jangan.. Lepaskan.. Tolong..!” jeritnya keras sambil berusaha meronta dan melawan dgn gigih saat seseorang dari mereka mulai mengangkat rok panjang yg dikenakan oleh Rosmeri.
“Jangan..! Toloong..!” jerit Rosmeri makin keras sambil menendang-nendangkan kedua belah kakinya saat mereka mulai menggeraygi tubuh bagian bawahnya dgn buas.

“Hentikann..! Hentikan.!” teriak Rosmeri putus asa sambil menangis sejadi-jadinya sementara tangannya berusaha menggapai ke arah bawah, mencoba menahan tangan-tangan yg sedang melolosi CDnya, tp gerakannya tertahan oleh tangan Pak Hendra yg saat itu terus mendekap tubuh Rosmeri dari belakang.

Manajerku itu terus memaksanya untuk tetap berada di dalam pangkuannya, sambil sesekali meremas dan mempermainkan puting toket Rosmeri . Beberapa saat kemudian, dua orang dari mereka mengangkat tubuh Rosmeri sambil merenggangkan kedua belah kakinya, sementara Pak Hendra tetap mendekap tubuh Rosmeri sambil mulai mengarahkan batang k0ntolnya ke sela-sela bibir kemaluan temanku itu.

Saat itu keadaan Rosmeri sungguh sangat mengenaskan, pakaian bagian atasnya sudah terbuka dgn lebar, sementara roknya pun telah tersingkap sampai sebatas perutnya, dan aku dapat melihat jelas, saat tubuh Rosmeri tampak menggeliat hebat ketika kedua orang yg mengangkat tubuhnya itu mulai menurunkannya dgn perlahan, membuat batang k0ntol Pak Hendra melesak masuk ke dalam liang memeknya

Ough..! Jangaan..!” jerit Rosmeri parau sambil meringis kesakitan ketika memeknya mulai dijejali oleh kemaluan Pak Hendra.
Perlahan, kulihat batang k0ntol itu terus melesak masuk sampai akhirnya lenyap dan terbenam seluruhnya di dalam liang rahim Rosmeri, saat itu tubuh Rosmeri benar-benar telah menyatu dgn tubuh Pak Hendra. Dan Rosmeri tampak mengerang kesakitan sambil menggeliatkan tubuhnya.

“Arghh.. Sakitt.., perihh, lepaskan itu dari tubuhku..!” jerit Rosmeri dgn nafas yg tersengal-sengal, dia masih berusaha meronta, ketika Pak Hendra mulai bergerak di dalam tubuhnya, membuat Rosmeri makin menjerit-jerit kesakitan, sampai akhirnya tubuhnya terkulai lemas tak sadarkan diri di dalam dekapan Pak Hendra.

Pak Hendra masih terus memompa tubuh Rosmeri yg pingsan itu dgn kasar, begitu kasarnya hingga membuat tubuh temanku itu ikut berguncang dgn hebat. Toketnya yg besar tampak menggeletar dan terlempar kesana kemari saat tubuhnya bergerak naik turun, sementara saat itu aku pun masih terus digarap oleh laki-laki yg sedang memperkosaku, sampai akhirnya tubuhku menegang dgn keras.

“Ohh..!” aku mendesah keras saat telah mencapai orgasme, seluruh sumsum di tulangku serasa ditarik keluar ketika aku benar-benar telah mencapai puncak kenikmatan, tp tiba-tiba aku menjadi panik luar biasa saat kurasakan k0ntol laki-laki itu berdenyut keras di dalam liang rahimku.

“Jangan.. Jangan di dalam..! Lepaskan.. Bajingan..!” jeritku putus asa saat kurasakan cairan hangat membanjiri rongga kemaluanku. Laki-laki itu telah menyemburkan cairan spermanya di dalam liang rahimku.

Sesaat kemudian posisinya sudah digantikan oleh temannya, dan aku kembali diperkosa. Sementara di pojok ruangan, Rosmeri pun masih terus digarap oleh mereka, kulihat darah keperawanannya meleleh keluar dari sela-sela bibir memeknya, bercampur dgn cairan sperma, saat seorang dari mereka mulai kembali melesakkan liang memek Rosmeri dgn batang k0ntolnya.

Malam itu, Aku dan Rosmeri menjadi piala bergilir, tubuh kami berdua dikerjai dan diperkosa habis-habisan oleh mereka. Siksaan itu baru berakhir saat waktu sudah menunjukkan jam empat subuh. Kulihat di depanku tertumpuk sejumlah uang pecahan seratus ribu. Kuraih uang tersebut sambil berusaha bangkit dan mengenakan seluruh pakaianku, setelah itu aku berjalan mendekati tubuh Rosmeri yg masih meringkuk di sudut ruangan.

Saat itu dia sudah siuman dari pingsannya, dia mengerang kesakitan sambil menangis meratp kegadisannya yg telah terenggut paksa pada malam itu. Kurangkul tubuhnya dan membantunya berjalan pulang..

Sebelum sepuluh tahun yg lalu aku hanyalah anak laki-laki biasa yg senang bermain bola di lapangan yg becek sisa hujan semalam atau berlari-larian mengejar laygan putus sampai ke kebun orang dan dimarahi sang pemilik kebun. Tp kemudian.. ngentot

“Kak, mandi dulu baru makan!” teriak ibuku dari dapur.
“Ntar ah, lapar nih, Bu!” balasku juga berteriak.
“Kamu sih, main dari mulai pulang sekolah, baru pulang sore-sore begini.” Ibuku mengomel.
Habis mau bagaimana lagi aku suka sekali bermain laygan, apalagi sekarang sedang musimnya, jadi banyak sekali layg-layg yg berterbangan di atas langit sana mengajakku bermain kejar-kejaran dengannya.
“Ntar Mas Tono mau ke sini lho!” ucap ibuku.
“Iya, udah tahu!” balasku.
Mas Tono, pamanku, adalah anak dari kakak perempuan ayahku yg tinggal di sebuah kota di Jawa Tengah yg terkenal dgn candi Borobudurnya, dan di situ pulalah Mas Tono bekerja sebagai seorang tentara berpangkat sersan dua. Tp walaupun tempat tinggal kami berjauhan, keluarga kami dan paman sudah sangat dekat. Dua atau tiga minggu sekali Mas Tono datang berkunjung ke rumah kami di Bandung.

Apabila paman datang aku pasti merasa sangat senang. Mengapa? Karena paman sangat baik, ia selalu mengajakku pergi berbelanja ke supermarket, dia membelikan banyak sekali barang yg kuminta. Ia sangat suka dgn anak kecil. Selain itu Mas Tono belum menikah padahal umurnya sudah hampir kepala tiga. Ia bilang pada ayahku bahwa ia belum siap untuk berumah tangga.

“Joni sini, ada Mas Tono.” panggil ibuku dari ruang tamu.
“Bentar Bu, lagi mandi.” teriakku dari dalam kamar mandi.
Kupercepat mandiku, kubilas seluruh busa-busa sabun yg menempel di badan hingga bersih, kemudian kuambil handuk dan kukeringkan di tubuhku. Lalu aku bergegas masuk kamar. Saat pintu kamar kubuka, ternyata Mas Tono sudah ada di dalam kamar.
“Udah mandinya?” tanyanya.
“Udah, seger banget Mas!” jawabku.
“Sini dibajuin sama Mas Tono.”
“Lepasin dulu handuknya, Jon!”
Kulepaskan handuk dari tubuhku. Paman menatapku dgn pandangan aneh, lurus dan tajam ke arahku, tepatnya tubuhku.
“Mas Tono! Mas Tono!” kupanggil namanya beberapa kali.
Dan seperti bangun dari mimpinya, dgn sedikit terhentak Mas Tono tersadar kembali.
“Oh, mm, kamu ambil bajunya terus bawa ke sini, biar Mas Tono yg pakein.”
Kupilih salah satu t-shirt di dalam lemari, juga kaus dalam, CD, dan celana pendeknya, dan kemudian memberikannya pada Mas Tono. Mas Tono menerimanya dan meletakkan semuanya di atas kasur. Kemudian ia meraih bedak powder di atas meja di samping ranjang.
“Mas itu mah bedaknya ade. Aku kan udah gede udah nggak pake bedak lagi” ucapku saat itu juga.“Ah, nggak apa-apa kok biar wangi.” jawabnya.
Mas Tono mulai menaburkan bedak dan menggosokkannya dgn rata ke seluruh tubuhku, termasuk pantatku, dan.. k0ntolku.
“Badan kamu bagus, udah besar mau jadi apa? Mau nggak jadi tentara?” tanya pamanku masih sambil menggosok-gosokan bedak di tubuhku.
“Nggak tau ah, gimana entar aja.” jawabku sambil agak ketawa, habis geli banget diraba-raba sama Mas Tono.
“Sebentar yah!” Mas Tono beranjak dari ranjang menuju pintu kamar kemudian menguncinya.
“Kalo kamu jadi tentara nanti badan kamu bakal kebentuk seperti paman. Nih Mas Tono tunjukin badan Mas Tono.”

Paman mulai membuka pakaiannya helai demi helai. Diawali dgn kemeja biru langitnya, lalu kaus singletnya. Wah, badan Mas Tono memang bagus banget, dadanya keren, walaupun tdk begitu besar tp berisi. Perutnya, wah kalau sekarang nih orang bilang six-packs. Lalu Mas Tono mulai membuka celana panjangnya. Di dalamnya terlihat CD-nya yg berwarna putih. Kemudian ia lanjutkan helai terakhir dan, wah.. besar sekali, di sekelilingnya juga ada hamparan bulu-bulu halus yg rapi terpotong pendek.

“Sini coba kamu pegang badan Mas Tono.” pintanya. ngentot
“Nah, kalau kamu mau jadi tentara kamu harus banyak olahraga dari sekarang, jadi badan kamu akan terbentuk seperti badan Mas Tono.” Dijelaskannya bagaimana ia bisa memiliki tubuh yg dibanggakannya sambil menuntun tanganku di sekitar dada dan perutnya.
“Ini kamu juga bakal ikut besar.” ucapnya sambil memegang k0ntolku.
“Joni ! Turun dulu!” Mas Tono spontan melepaskan tangannya dari k0ntolku dan kembali memakai pakaian yg tadi dilepasnya saat mendengar teriakan Ibuku dari bawah.
“Iya!” teriakku sambil memakai pakaian yg dari tadi menunggu untuk kukenakan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *