Cerita Sex Pacar baru part 1

Cerita Sex Pacar baru Terjebak Di Jurang Kenikmatan Pacar Baruku. Namaku Siska, aku seorang mahasiswi semester akhir di salah satu perguruan tinggi swasta di kota Bandung. Saat kejadian itu menimpaku, aku sedang duduk di semester 2. Sebenarnya seluruh keluargaku tinggal di kota Jakarta, dan mereka agak keberatan jika aku harus kuliah di luar kota, tapi saat itu aku sudah bertekad untuk belajar hidup mandiri hingga akhirnya mereka mengizinkan aku untuk melanjutkan studi di kota tersebut.

Di Bandung aku tinggal di sebuah kos putri yg letaknya tdk begitu jauh dari kampusku. Aku tinggal bersama seorang temanku yg aku kenal di kampus. Namanya Rosmeri, dia gadis berdarah Sunda asli. Padahal dia bisa saja tinggal di rumahnya yg juga berada di kota Bandung, tp menurutnya dia ingin lebih bisa berkonsentrasi dgn kuliahnya, jadi dia memutuskan untuk tinggal di kos bersamaku.

Rosmeri adalah gadis yg sangat pintar dan juga sopan, begitu sopannya sampai-sampai dia tdk pernah mengenakan pakaian yg seksi atau sedikit terbuka saat bepergian atau berangkat kuliah, padahal menurutku wajah Rosmeri sangat cantik, rambutnya panjang dan hitam dgn kulit tubuh yg putih mulus, layaknya gadis gadis Sunda pada umumnya, sementara postur tubuhnya juga sangat bagus dan proporsional, pinggangnya ramping didukung oleh kedua belah kakinya yg jenjang, apalagi Rosmeri juga memiliki toket yg besar, mungkin dua kali lebih besar daripada toketku. Pokoknya, jika saja Rosmeri mau berdandan dan sedikit mengubah penampilannya, dia bisa menjadi salah satu gadis tercantik di tempat kuliahku.

Untuk memenuhi kebutuhanku agar tdk terlalu mengandalkan uang kiriman dari orang tuaku, aku memutuskan untuk kuliah sambil bekerja paruh waktu di salah satu club billiard yg cukup besar dan eksklusif di kota Bandung. Aku bekerja menjadi salah seorang penjaga meja, sekaligus merangkap pramusaji di club tersebut, kadang kadang aku merasa sangat lelah dan letih, apalagi jika aku harus terpaksa pulang larut malam dari tempat kerja. Tp tdk apalah, yg penting aku bisa mempunyai cukup uang dan dapat memenuhi kebutuhanku sendiri tanpa harus mengandalkan kiriman uang dari orang tuaku, lagipula aku sudah bertekad untuk belajar hidup mandiri.

Hari itu aku sedang bingung, karena besok adalah hari terakhir waktu pembayaran uang semester, padahal kiriman dari orang tua belum juga sampai ke rekeningku, dan saat gajianku masih seminggu lagi, sementara uang tabunganku sudah habis untuk keperluan dan biaya hidupku sehari-hari hingga sore itu aku benar benar pusing memikirkannya. Akhirnya, kuberanikan diri untuk meminjam uang ke club tempat aku bekerja, tp perusahaan tdk dapat mengabulkan permohonanku dgn alasan saat itu tdk ada dana yg tersedia karena seluruh uang yg ada sudah disetorkan ke pemiliknya.

Malam itu, dgn perasaan sedih dan bingung, aku berkemas untuk pulang kembali ke kosku. Saat itu jam kerjaku memang telah selesai. Aku berjalan lunglai dari ruangan karyawan, bingung memikirkan nasibku besok, saat kulihat Rosmeri sudah menungguku di ruang tunggu,

“Gimana Sis? Dapat pinjaman uangnya?” tanya Rosmeri
“Nggak bisa Ros.. Nggak apa-apa deh, besok gua minta keringanan aja dari kampus” ujarku dgn nada lemas.

“Elu sendiri, dari mana.? Tumben mampir ke sini?” tambahku sambil melihat ke arah jam tanganku, saat itu sudah hampir jam sepuluh malam, tdk biasanya Rosmeri berani keluar malam-malam, pikirku heran.

“Gua abis dari mall di depan, ngecek ATM, siapa tahu kiriman gua udah sampai, buat nalangin bayaran elu, tp ternyata belum sampai..” ujar Rosmeri dgn nada menyesal.
“Thanks banget untuk usaha lu Ros.” ujarku sambil mengajaknya pulang.

Kami berdua berjalan melewati ruangan billiard. Saat itu di sana masih ada empat orang tamu yg sedang bermain ditemani oleh manajerku, mereka adalah teman-teman dari pemilik club tersebut, jadi walaupun club tersebut sudah tutup, mereka tetap dapat bebas bermain. Aku sempat berpamitan dgn mereka sebelum aku kembali berjalan menuju pintu keluar saat tiba-tiba salah seorang dari mereka memanggilku..

“Sis.., Temenin kita main dong..!” serunya.
“Kita taruhan. Berani nggak?” tambah temannya sambil melambaikan tangannya ke arahku.
Aku tertegun sejenak sambil menatap bengong ke arah mereka. Rupanya mereka sedang berjudi, dan mereka mengajakku untuk bergabung. Wah, boleh juga nih. Siapa tahu menang.., pikirku.

“Taruhannya apa? Saya lagi tdk bawa uang banyak..!” seruku, sementara kulihat Pak Hendra manajerku, berjalan menghampiriku.
“Gampang.., kalau kamu bisa menang, satu game kami bayar lima ratus ribu, tp kalau kamu kalah, nggak perlu bayar, kamu cuma harus buka baju aja, kita main sepuluh game.. Setuju?” seru salah seorang dari mereka. ngentot

Aku terkesiap mendengar tantangannya, kulirik Rosmeri yg saat itu sudah berada di depan pintu keluar, dia tampak menggelengkan kepalanya, sambil memberi tanda kepadaku, agar aku cepat-cepat meninggalkan club tersebut.

“Brengsek! Nggak mau..!” ujarku sambil membalikkan tubuhku.
Bisa-bisa aku telanjang kalau dalam sepuluh game itu aku kalah terus, pikirku dgn sebal. Tp tiba-tiba langkahku terhenti saat tangan manajerku menahan pundakku.
“Terima aja Sis, kamu kan lagi butuh uang, lagipula mereka nggak begitu jago kok..!” ujar manajerku berusaha membujuk.
“Tp Pak..!” jawabku dgn nada bingung, sebenarnya aku mulai tertarik untuk memenuhi tantangan mereka, dgn harapan aku bisa memenangkan seluruh game, lagipula aku benar benar membutuhkan uang tersebut.
“Sudahlah.! Kalau kamu bersedia nanti saya kasih tambahan uang, lagipula nggak enak menolak tamu-tamu bos..” ujarnya sambil terus membujukku.
“Oke.. Tp kalau saya kalah terus gimana?” tanyaku kepada mereka.
“Tenang aja, kamu hanya lepas baju aja kok! Kami janji nggak akan berbuat macam macam..!” seru orang yg berada paling dekat dgnku.
“Baik.. Tp janji.. Tdk akan macam macam!” jawabku memastikan perkataan mereka, sementara Rosmeri langsung berjalan menghampiriku.
“Lu udah gila apa Sis..! Gua ngga setuju!” serunya dgn nada marah.
“Tenang aja Ros, elu duduk aja di sana, nungguin gua..! Oke?” ujarku sambil menunjuk ke arah sofa yg berada di pojok ruangan.
“Tp Sis?” ujar Rosmeri dgn wajah ketakutan.
“Udah, nggak apa-apa, elu nggak perlu takut..” sanggahku sambil tersenyum menenangkan hatinya, akhirnya Rosmeri pun berjalan dan duduk di sofa tersebut.

Sudah lima game berjalan, aku menang dua kali dan kalah tiga kali, membuat aku harus menanggalkan jaket, blouse dan celana panjang yg kukenakan hingga saat itu hanya tersisa bra dan CD saja yg masih melekat di tubuhku. Jangan sampai kalah lagi, ujarku dalam hati, dua kali lagi aku kalah, maka aku akan benar-benar Bugil. Pikiranku mulai panik, sementara di pojok ruangan, Rosmeri sudah tampak mulai resah melihat keadaanku.

Tp naas, Udara dingin dari AC di ruangan tersebut membuat aku sulit untuk berkonsentrasi sehingga aku kembali kalah pada game keenam, membuat mereka langsung bersorak riuh, memintaku untuk segera menanggalkan bra yg kukenakan. Aku sudah hampir menangis saat itu, tp mereka terus memaksaku, maka dgn perasaan berat dan malu, akhirnya kulepaskan juga bra yg melekat di tubuhku, membuat toketku langsung mencuat dan terbuka di hadapan mata mereka yg tampak melotot saat memandang tubuh telanjangku.

“Sudah.. Sudah, kita berhenti saja, saya menyerah!” seruku memelas sambil berusaha menutupi tubuh bagian atasku, saat itu aku sudah merasa sangat malu dan tdk lagi berminat untuk meneruskan taruhan itu.
“Nggak bisa..! Perjanjiannya kan sampai kamu telanjang, baru permainannya selesai..!” protes lawan mainku, akhirnya aku hanya bisa menuruti kemauannya.
“Buka.. Buka..!” sorak mereka saat pada game berikutnya aku kembali kalah dan harus melepas CDku.
“Sudah.. Kita batalkan saja taruhannya..!” jeritku sambil meraih pakaianku dan berlari menjauhi mereka, tp salah seorang dari mereka dgn sigap menubrukku dari belakang, membuatku terhempas di atas meja billiard dgn posisi menelungkup dan laki-laki itu menindihku dari atas.

“Lepaskan..!” teriakku kaget sambil meronta dgn sekuat tenaga, tp laki laki itu terus menindihku dgn kuat, membuat aku benar benar tdk bisa bergerak sama sekali, akhirnya aku terkulai lemah tak berdaya sambil terus menangis.
“Pak Hendra..! Tolong saya Pak..!” jeritku sambil menyapukan pandangan mencari manajerku, ngentot

Betapa terkejutnya aku saat kulihat Pak Hendra sedang mendekap tubuh Rosmeri sambil tangannya berusaha melucuti pakaian yg melekat di tubuhnya dibantu oleh tiga orang temannya. Bersamaan dgn itu kurasakan sesuatu mendesak masuk ke dalam liang kemaluanku. Rupanya saat itu laki-laki yg berada di atas tubuhku, sudah akan memperkosaku. Dia menyelipkan batang k0ntolnya dari sela-sela CD yg kukenakan dan terus menekannya dgn keras, membuat batang k0ntolnya makin terhunjam masuk melewati bibir memekku.

“Jangan.. Ouh..!!” jeritku sambil berusaha menahan pahanya dgn kedua tanganku, tp batang k0ntolnya terus melesak masuk, sehingga akhirnya benar-benar terbenam seluruhnya di dalam liang memekku.

“Jangan keluar di dalam, Pak..!” gumamku pelan sambil menahan tubuhku yg berguncang saat laki-laki itu mulai memompaku.
“Oke.. Uh.. Ssh.. Kamu cantik Siska..!” ceracau laki laki itu saat mulai bergerak di dalam tubuhku.
“Ouh.. Hh..!” desahku lirih.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *