Cerita Sex Ngentot Dengan Pemuda Idiot Part 1

Perkenalkan namaku Martini, usiaku sudah 34 tahun dan sudah mempunyai anak dua orang, yang satu laki-laki berusia 10 tahun dan yang perempuan berusia 5 tahun. Suamiku bernama Arlan usianya di bawahku satu tahun adalah seorang yang super sibuk dengan kegiatan kantor dan urusan sehari hari sehingga tugas sebagai kepala keluarga menjadi kurang terkontrol. Aku mempunyai paras yang lumayan cantik, pernah teman-temanku berkata waktu kuliah dulu bahkan waktu aku berkerja sebagai kasir disebuah perusahaan swasta mereka bilang aku seperti wanita India dengan kulit kuning langsat, rambut hitam agak ikal, hidung mancung, tinggi 160 cm dengan berat hampir 60

Postur tubuhku yang tinggi dengan pinggul besar yang kencang serta BH yang kupakai berukuran 36, bentuk payudaraku terbilang besar, maklum sudah punya anak 2. Aku merupakan type wanita yang mau diperhatikan, mau dituruti kemauanku, karena aku orangnya keras tetapi kalau sudah kena rayuan pasti aku akan luluh. Aku mempunyai rencana akan pulang ke kampung halamanku di Sumsel, karena sudah lama pingin melihat sanak keluargaku yang sudah lama jarang ketemu, selain itu rindu ketemu orang tuaku. Karena kesibukan sumaiku, dia tidak bisa ikut serta. Aku akhirnya pergi besama kedua anakku. Lumayan perjalannya memakan waktu satu hari dari Kota Jakarta dimana tempatku tinggal bersama keluargaku sekarang ini. Singkat cerita aku berangkat menggunakan Bus AC LORENA dari Jakarta menuju Palembang. Karena jalan yang kurang bagus serta penyeberangan dari Merak ke Bakauni sedang macet sehingga 2 hari baru tiba di kampung halamanku. Dengan menghubungi lewat ponselku aku menghubungi suamiku mengatakan bahwa aku sudah sampai. Rencananya aku dan anakku akan berlibur dua minggu di kampung halamanku sesuai dengan masa libur anak-anakku. Selama dua hari di kampung halamanku praktis aku tidak banyak kegiatan, sedangkan anak-anakku sibuk main dengan anak adik dan kakakku. Setelah melepas rindu kepada orang tuaku serta kakak dan adikku, aku hanya jalan-jalan kerumah temen temenku sewaktu sekolah SD,SMP dan SMA dulu. Sex 

Karena sudah lama tidak pernah melihat tempat kelahiranku serta kesejukan alam pegunungan tanah kelahiranku yang kelilingi hutan karet dan kopi dengan udara pegunungan yang dingin segar. Aku mau melihat lihat kebun dimana waktu dulu ketika bermain bersama saudara-saudaraku dimasa masih kecil. Dengan menitipkan anak anakku, aku minta ijin kepada kakak dan adik serta orang tuaku, karena mau jalan-jalan ke kebun tempat kita dulu. Atas saran dari saudaraku, aku disarankan memakai jasa ojek supaya cepat sampai dan tidak capek, karena di samping jalan setapak dikeliling oleh rimbunya pepohonan juga jalannya masih berbatuan. Menurut orang tuaku, sekarang ini jarang sekali mereka mendatangi kebun itu, mungkin sudah hampir 10 tahun, cuma kebun kami tersebut masih dirawat oleh famili dari orang tuaku yang boleh dibilang masih kerabat dekat. Kebun tersebut di tunggu oleh seorang kakek yang telah berusia 60 tahun bernama Kakek Senen, dari namanya saja kakek ini lahir di hari Senin yang pastinya kurang jelas. Kakek Senen ini tinggal di kebun tersebut sudah cukup lama, hampir sepuluh tahun sejak belasan tahun yang lalu dia di tinggal oleh istrinya yang meninggal. Karena tidak ada kegiatan, dia menunggu kebun orang tuaku dengan membangun sebuah rumah yang terbuat dari kayu. Hanya saja rumah Kakek ini bedanya memakai tiang, sehingga kalau diperkirakan bisa mencapai tiga meter tingginya. Kalau mau naik harus menggunakan tangga yang terbuat dari bahan kayu dari hutan tersebut. Kurang lebih seperempat jam aku sampai di kebun. Setelah membayar ongkos ojek, aku menuju pekarangan rumah kakek Senen tersebut. Dengan mengucapkan salam aku memanggil manggil nama kakek Senen.

“Kek!! Kakek…Kakek Senen? Kakek dimana?” aku berteriak-teriak memanggil Kakek Senen

Rumah kakek Senen tidak terlalu besar ukurannya hanya 3 x 6 dengan satu buah kamar, dipan dari kayu dengan kasur dari kapuk dibuat sendiri. Kursi pajang dari rotan, dengan satu buah radio 2 ban. Rumah kakek Senen ini bisa juga di sebut dengan pondok, pekaranganya di kelilingi oleh pagar kayu-kayu bulat yang tingginya 2,5 meter dengan jarak dari kayu ke kayu satu jari orang dewasa. Mungkin takut kalau ada binatang buas, maklum pondok kakek Senen agak kedalam hutan jadi ada baiknya juga berjaga-jaga walaupun yang pernah dilihat hanya babi hutan yang kadang kadang cukup ganas kalau melihat orang. Di dalam pekarangan itu ditumbuhi oleh berbagai pohon seperti rambutan, kelapa, nangka, jambu air, jambu kelutuk, belimbing serta tidak lupa di tanami apotik hidup yang merupakan bumbu dapur. Di bawah pondok tersebut dibuat tempat istirahat yang terbuat dari anyaman bambu, yang memang cukup dingin. Kakek Senen juga mempunyai ternak ayam yang tidak terlalu banyak . Sex 

Mendengar ada yang memanggil namanya kakek Senen yang berada di tengah kebun, menghentikan kegiatannya membersihkan rerumputan di sekitar tanaman rambutan, kopi dan cengkeh yang setiap tahun menghasilkan panen, cukup untuk kebutuhan hidupnya di samping bagi hasil dengan yang punya kebun yakni orang tuaku. Kakek Senen lalu pulang ke pondoknya. Dia heran, ketika sampai di pintu pagarnya melihat seorang wanita memanggil namanya…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *