Cerita Sex Mesum Fiksi Tina Talisa Part 2

Han .. terima kasih ya … kau telah menyelamatkan hidupku …”

 

“Ya … sama sama .. Sex 

 

Kami mengonrol ke sana kemari. Tak disangkai Tina memberikan pilihan padaku

 

“Han .. kau telah menyelamatkan hidupku … mintalah apapun akan ku berikan “

 

“Aku hanya menolong Mbak .. nggak mengharap apa2 kok … jadi sodara saja dah cukup”

 

“Ayolah Han .. please .. minta mobil nanti kubelikan .. please … “

 

“Aku dah punya mobil .. ngurus mobil satu saja dah ruwet ..”

 

Tina seakan memaksa dan duduknya pun berpindah disebelahku.

 

“Please .. katakan deh kalo kau punya kemauan .. mintalah apapun akan kuberikan”

 

“Sekalipun aku meminta pastilah juga tidak dikabulkan ..”

 

“Ah masak .. “ kata Tina jengkel

 

“Aku lama mengagumimu Mbak … aku suka cara mbak bicara ..lancar banget .. aku iri deh … kalo boleh sih … “ ujarku ragu-ragu…

 

“Apa ?’ tanyanya pelan terdengar nada tak paham

 

“Kalo aku minta Mbak Tina boleh nggak ?” kataku kurang ajar

 

Tina hanya menatapku kosong … kupegang tangannya dan kuremas, remasanku pun dibalas dengan remasan Tina.

 

Ku pegang pipinya yang cantik, kudekatkan kepalaku.

 

Akhirnya kucium pipinya lalu merambat pelan ke bibirnya. Pagutanku dibalas oleh Tina. Kami saling berpagutan penuh cinta ketika bibir kami saling melumat, kupeluk Tina, kulingkarkan tangaku memberikan elusan pada punggungnya, tangan kananku masuk ke dalam bajunya lewat bawah kemudian naik mencari buah dada sebelah kanannya yang masih tertutup BH, kuremas buah dadanya dan Tina melenguh. Lumatanku semakin dalam dan kucari lidahnya, pagutan demi pagutan wajah kami berdua semakin basah oleh air liur menambah sensasi hubungan cinta kami. Sex 

 

“Han .. kau nakal … “ ujarnya genit mencekal tanganku yang semakin jauh masuk ke dalam cup BHnya dan meremas gemas buah dadanya dan memelintir puntingnya.

 

“Han … kau yakin .?”

 

“Aku sudah lama merindukanmu Mbak ..”

 

Tanpa ampun Tina langsung menyerbu bibirku dengan ganas .. aku tak kalah kembali meladeni lumatan Tina Talisa. Tangan Tina memegang kepalaku agar bisa mengontrol pagutannya. Kami saling melumat dan memilin di sofa itu, kutindih Tina di Sofa itu. Pertempuran lewat adu ciuman dan lumatan semakin membara, tubuh seksi Tina Talisa dalam jangkauanku untuk kunikmati luar dalam, kelembutan kulitnya yang mulus menambah nafsuku untuk menyetubuhi presenter ini. Ku elus pahanya yang mulus yang hanya di balut rok sebatas lutut.

 

“Han .. puasi aku malam ini .. kau bebas berbuat sesukamu … suamiku jarang memberikan kepuasan”Kata Tina di sela-sela nafasnya yang turun naik, buah dadanya kian membusung padat.

 

Tina berdiri duluan dari sofa kemudian menarik tanganku

 

“Ayo kita ke kamarku agar lebih indah ..” ajaknya penuh nafsu

 

Sambil menarik tanganku … tangan satunya meremas penisku yang sudah tegang …

 

“punyamu kelihatan cukup besar … hm …. “

 

Aku pun tak tinggal diam meremas buah dadanya yang masih tertutup baju dan BH.

 

Sesampai di kamar ditutupnya pintu kamarnya… satu persatu Tina membuka pakaiannya, roknya pun dilepas juga, sedang aku terpana melihat kemolekan dan kesintalan tubuh Tina Talisa yang tanpa memakai rok dan baju. Astaga naga .. begitu sangat sempurna wanita ini.

 

Aku membuka bajuku tanpa berkedip memandang tubuh Tina Talisa yang putih mulus tanpa cacat, wajahnya yang manis dan cantik dan genit membuatku bernafsu untuk menggumulinya. Kupelorotkan celanaku tersisa celana dalam … sedang Tina Talisa hendak mencopot BHnya .. tak lama dicopotnya BHnya dan dilemparkan ke arahku sambil tersenyum.

 

“Ya … Tuhan …. “ ujarku terkagum dengan buah dada Tina Tilasa yang besar dan padat tanpa cela. Tina maju ke depanku dan kutarik tangannya dan menindihku.

 

Pergumulan yang dashyat itu, aku meremas buah dada Tina Talisa penuh nafsu, kuremas –remas .. mulutku mengulum putting susunya yang semakin tegang berdiri pertanda birahinya mencapai puncak tertinggi

 

“Han .. pelan pelan donk … kau nafsu banget sih ..”

 

“Bagaimana nggak bernafsu … aku kadang suka masturbasi membayangkan dirimu Mbak ..”

 

“Siwalan kok Han ..” ujarnya dngan genit sambil meremas penisku dan mengeluarkan dari cdnya.

 

“ Besar sekali punyamu Han …. “ujarnya sambil mengocok penisku.

 

Ku elus elus pahanya yang mulus bak pualam .. sedang Tina mengocok penisku.

 

“Mbak .. jangan dikocok deh .. isap donk ..”

 

Tina langsung saja menjilati penisku dengan nafsu kemudian pelan pelan memasukan hendak memasukan penisku ke dalam mulutnya.

 

“Mungkin ini nggak akan cukup kalau masuk di.. aah mm.. nggmm”, belum lagi kata-kata isengnya keluar aku sudah menghunjamkan penisku kearah mulutnya dan croop langsung memenuhi rongganya yang mungil itu. Matanya enatapku

dengan pandangan lucu, sementara aku sedang meringis merasakan kegelian yang justru semakin membuat batang penis itu tegang dan keras.

 

“Aduuh enaak Tina oohh enaknya oohh..”, mulutku mulai mengeluarkan desisan keneenaan panjang sementara ia terus menyedot dan mengocok batang kemaluanku keluar masuk mulutnya yang kini tampak semakin sesak. Tangan kananku meraih payudara besarnya yang menggelayut bergoyang kesana kemari sembari tangan sebelah kiriku memberi rabaan di punggungnya yang halus itu. Sesekali ia menggigit kecil kepala kemaluanku dalam mulutnya”, mm.. mm..”, hanya itu yang keluar dari mulutnya, seiring telapak tanganku yang meremas keras daging empuk di dadanya.

 

“Crop..” ia mengeluarkan kemaluanku dari mulutnya.. dan berdiri tegak di hadapanku, aku langsung menyergap pinggulnya dan lagi-lagi, daerah selangkangan dengan bukit berbulu itu kuserubuti dan menyedot cairan mani yang sepertinya sudah membanjir di bibir vaginanya.

 

Gantian kini giliranku .. kutarik cd nya .. alamak .. jembutnya tertata rapi dan indah .. labia mayoranya terlihat indah … cd yang sudah basah itu kutarik dan Tina membantu meloloskan dari kakinya

 

“Han .. puasi aku malam ini … Oh …. Hamili aku … suamiku sepertinya tak bisa memberikan keturunan … Oh …”

 

“Kau rela Tina ?” tanyaku sambil menjilat vaginanya

 

“Oh …. Suamiku tak pernah melakukan itu Han … kolot dia orangnya “

 

“Jangan kau sebut suamimu Tina .. aku suamimu malam ini … akan kutanam benihku pada dirimu Tina ..”

 

“Lakukan Han … lakukan ..” ujarnya dengan penuh harap dan senyuman penuh arti

 

Kujilitai vagina itu … Tina mengerang

 

“Oh … Han …ah …ah …. Uh … enak ..” erangnya penuh rintihan .. tangannya meremas seprei ranjang menahan sensasi jilatanku pada vaginanya yang semakin becek itu….

 

Kujilati dan kukuak lubang sorganya yang rimbun rambutnya, tak lebih dari lima menit pertanda Tina akan orgasme … “

 

“Oh .. Han … aku mau sampai … terus …. Teruss …..”

 

Kulakuan jilatan terus, kelentitnya yang sebijinya kacang itu aku jilatin dan sesekali kusentil dengan lidahku … Tina menjerit jerit ..

 

“Jangan keras keras Tina…”

 

“Biar … nggak ada yang dengar kok .. terus Han …”

 

Tak lama kemudian Tina melenguh dengan keras, dari lubang itu keluar cairan menyeprot dengan dasyat dan membasahi ranjang serta mengena mukaku …… tubuhnya berkelonjotan menahan orgasme yang tak tertahankan ….. Tina terengah engah menahan nafasnya.

 

“Terima kasih .. Han …. Beri aku sitirahat sebentar ya“

 

Kubiarkan dia untuk memulihkan stamina, namun belum lima menit aku merasa gatal, ingin kusodoki wanita ini dengan penisku dan merasakan pejuku..

 

Kuremas buah adanya dan mengulum puntingnya untuk mebangkitkan gairahnya. Pelan pelan Tina bangkit kembali nafsunya bahkan kian ganas dibanding sebelu orgasme pertama tadi.

 

“Han .. masukin ya .. keluarin di dalam … hamili aku … please “

 

Kukocok penisku ….. buset .. lubang segitu mana masuk … kucoba mengarahkan penisku .. terasa sangat sesak …. Hanya masuk mili demi mili ..

 

“Han .. punyamu terlalu besar … nggak bisa masuk kalo begitu …. “ ujarnya penuh nafsu dan genit

 

“Dhuh .. betapa genitnya kau Tina …. Aku sungguh berbahagia bisa menikmati tubuhmu Tina, menikmati kesintalan tubuhmu”

 

“Aku diatas saja Han .. kau duduk ..” ujarnya sambil berpegang pada tanganku

 

Tina bangun dari posisi tidur kemudian merangkul pundakku dan mengarahkan lubangnya pas penisku …

 

“pelana pelan ya Han … “

 

Tina berjongkok kemudian memegang penisku

 

“Penismu benar-benar keras Han …”

 

“Vaginamu juga sempit … aku suka ..”

 

Tina tertawa ketika aku bicara jorok.

 

“kamu jorok juga kalo lagi begini “

 

“kau juga jorok Tina … “

 

“Masak ?’

 

“Coba bilang : aku suka penismu”

 

“Ah .. jahil juga kau .. tapi aku memang suka sama kontolmu Han”

 

Aku tertawa keras tapi Tina membekap mulutku dengan ciuman dashyat di bibirku dan aku membalasnya tak kalah bernafsu. Kuremas buah dadanya yang menggelantung padat dan keras.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *