Cerita Sex Mesum Fiksi Tina Talisa Part 1

Hari masih terasa panas di kitaran Bundaran HI, hari itu aku sedang ada tugas membenahi jaringan di sebuah mall. Penat rasanya seharian ini, apalagi mengerjakan sendirian membuatku hanya bisa geleng-geleng kepala. Ketika menginjak senja pekerjaanku selesai sehingga aku bisa bebas dan sisa waktu kupakai untuk sekedar putar-putar Mall di Indonesia Plaza yang notabene kalangan elit.

 

Hari mulai menggelap ketika aku berada di lantai dasar Wisma Nusantara, saat itu mataku tertubuk pada tubuh wanita yang selama ini kuidamkan, ya tubuh seksi Tina Talisa presenter TVOne itu memang selalu menggoda kelakianku, tapi apa daya, lagian jika sedang online Tina Talisa ketat sekali protokolernya. Jangankan berkenalan, mendekat saja dah dilarang oleh kru TvOne. Tapi namanya nasib pasti tak akan bisa diduga orang. Balutan khas pakaiannya yang ketat dengan rok pas di lutut menambah keanggunannya, belum ukuran buah dadanya yang besar yang membuat mata lelaki jelalatan, berbahagialah suaminya yang sudah bisa menikmati kesintalan dan kemolekan tubuh Tina Talisa, wajah sunda yang putih mulus, dengan bibir yang sensual serta buah dada yang membusung padat. Sex 

 

Aku hanya bisa termangu menonton persiapan acara Selamat Malam Indonesia, aku berada pada barisan penonton, tiba-tiba tak disangka sebuah palang yang sebagai peyangga lampu shooting ambruk, dan arahnya tepat dibawah Tina Talisa, sebelah pojok berteriak “Awas Tina”. Aku yang sudah sigap langsung melompati dua bangku lalu menginjak meja dan menubruk Tina Talisa, kami berdua langsung jatuh terguling dan menjauh dari kejatuhan lampu. Tubuh Tina Talisa menimpa tubuhku, dan tangaku masih memeluknya. Lampu akhirnya jatuh di samping tubuh kami.

 

“byaar…. Trang ….” Percikan api membuat aku harus melindungi kepala Tina Talisa, kutarik kepalanya agar rapat dengan tubuhku lalu menggulingkan kekanan. Seetelah di rasa cukup aman aku melepaskan Tina Talisa, mataku tertubuk dengan mata Tina Talisa. Dhuh teduh sekali matamu Tina ! Kulepaskan pelukan, Tina berdiri dibantu beberapa kru.

“Terima kasih Mas !” katanya kepadaku dengan tersipu malu karena aku memeluknya.

Beberapa kru juga mengucapkan terima kasih padaku karena jika aku tidak bertindak cepat, Tina bisa cedera permanen dan itu bisa menjatuhkan pamor tvone.

“Nyaris saja Teh ! kalo nggak ada orang ini, kamu dah tewas”

Aku bergiang dalam hati “Jangan mati dulu sebelum tidur denganku Tina” …

Tina Talisa mengajak berkenalan denganku.

“Han …Burhan ”

“Kerja di mana Mas “

“Freelance aja kok … urusan desain web”

“Oh .. begitu ntar kalo dah siaran kita bicara yak … aku ingin mengucapkan terima kasih padamu atas pertolongan tadi “

“Tampaknya nggak bisa Mbak Tina … aku dah capek … sebenernya mau pulang”

“Please ! Jangan dulu “

“Baiklah … tapi aku lapar nih” Sex 

Tina menyuruh kru untuk membelikan aku makanan.

Setelah acara usai, aku ditemui Tina Talisa.. aku ngobrol berdua di sebuah kafe tak jauh dari tempat siaran tadi. Ku dapatkan nomer hapenya. Obrolan seperti biasa saja. Namun setidaknya aku bisa mengorek lebih jauh .. tampaknya dia merasa ada beban berat, wajahnya memang ceria namun menyimpan segudang beban, apalagi kalo nafsu seksnya yang tidak tersalurkan dengan baik. Suaminya tipe lelaki sibuk sehingga pulang larut, akibatnya aktifitasnya seksnya tidak tersalurkan.

Aku pulang malam itu, kumasukan mobilku ke garasi. Ku hempaskan tubuhku di sofa.

Belum sempat menyulut rokok, hapeku berdering !

Bujub .. ternyata dari Tina Talisa

“Sedang apa Mas …”

“Ya lagi santai ria …”

“Belum tidur ?”

“Kalonger mana bisa jam segini tidur ..”

Tina tertawa merdu

“Tinggal sama siapa di rumah ?”

“Sendirian Teh …”

“Lho belum nikah tho ?”

“Belum .. belum laku … “

“Ganteng2 gitu kok jomblo “

“cariin donk .. yang secantik Mbak Tina …” godaku nakal

“Idih .. Mbak Tina khan sudah ada yang punya “

“Gimenong nih Teh ? guwe khan cariin yang secantik Mbak Tina … bukan Mbak Tina … payah sih”

Tina tertawa keras.

“ketawanya jangan keras2 … bisa dibilang nggak nggenah sama orang serumah”

“Aku sendirian kok … suamiku lagi tugas luar kota”

“Kesepian yak Mbak ..” pancingku

“Iya sih iya .. Cuma karena kesibukan jadi ya bisa terlupakan … “

“Perlu ditemani malam ini ?”

Kembali Tina tertawa …

“Ah .. kamu ini nakal dan jahil ! “ tuduhnya dengan tawa

“Tapi nggak kurang ajar khan ?” elakku

“ Han ..”

“ Ya Teh “

“Terima kasih atas pertolongan tadi .. kalo nggak ada dirimu … aku mungkin sudah tewas !”

“Ya .. lain kali hati-hati”

Pagi itu aku bangun terlambat, jam 10 siang .. padahal aku masih ada job dari seorang teman, temanku berhalangan mengurus kliennya. Namanya Alfan Kudatangi temanku di kantornya.

“Kenapa kang”

“Wah .. trenyata orangku lagi mengerang di rumah sakit .. semalam jatuh dari motor”

“Aku ikut prihatin ..”

“Kau bisa gantiin ndak .. ada tugas untuk maintenance server di tvone”

Bagai disambar geledek aku tertegun

“Kenapa ? kok kaget “

“Tinggi banget ordermu … “

“Ya dah .. kalo kamu mau gantiin .. aku bikinkan surat tugas .. tugasnya nggak berat kok, Cuma memastikan jaringan aman .. mencari celah-celah dan menutupnya.. kabarnya banyak celah dimanfaatkan, lagian tvone sekrang banyak diserang dengan email berantai karena berita suka miring”

“Oke deh .. kalo gitu aku sanggup …. “

“Oke … aku berterima kasih padamu … walau kau nggak mau gabung dengan kantorku tetapi kau memang kawan yang baik …. Padahal bawahku memintaku untuk merekrutmu … tapi aku harus menghargai prinsipmu karena nggak mau diperintah dengan struktur manajemen.”

Aku memang tipe pekerja seperti itu, aku hanya mau diperintah berdasarkan pekerjaan, bukan diperintah suruh bikin ini bikin itu.

Meluncurlah aku sendirian ke tvone … kuparkir mobilku di parikiran tvone, pertana yang kudatangi adalah bagian receprionis.

“Selamat siang Pak” sapa seorang receptionis

“Selamat Siang juga Mbak “

“Bisa saya bantu pak ..?” tanyanya dengan mimik ramah yang kesannya dipaksakan karena kulihat dari layar monitor terlihat web facebook.

Kuberikan surat tugasku, sekilas wanita cantik itu kembali memberikan suratnya.

“Silakan bapak ke lantai dua .. temui temui Pak Hadi “

Aku bergegas masuk lebih ke dalam dan naik menggunakan lift, ketika lift hendak kututup, seorang wanita membawa map ikut masuk, aku terkejut karena itu Tina Talisa

“Lho .. ngapain kamu di sini ?” tanyanya heran

“Ya mau nemuin Mbak Tina sih .. kangen deh “ godaku

“Halah … mulai lagi ..” cubitnya pada tangaku

“Ya Cuma menggantikan tugas temanku yang berhalangan dalam maintenance server kantor ini”

“Wuih ! tipikal hacker nih kamu .. ajarin deh … “

“Boleh .. tapi harus ada fulusnya “ ledekku

Tina Talisa mengantarkan aku sampai ruang Pak Hadi. Kutemui Pak Hadi dan kuberikan surat tugasku

“ Buset … ternyata yang namanya Burhan ini tho ya … sungguh kehormatan bagi saya menerima anda Pak, saya suka artikel anda web anda … isinya memang gampang dicerna .. saya banyak belajar pada anda kok ..”

Aku hanya tersenyum ….

“Tina … ini salah satu hacker .. bisa cocok sebuah narasumber acaramu”

“Boleh Pak .. kalo dia mau ..” goda Tina Talisa menimpali kata Pak Hadi

“Saya yang nggak mau berapapun dibayar… “

Langsung saja aku bekerja setelah ditunjukan komputer server oleh orang IT. Tunning server yang perlu aku kerjakan karena internet dikantor ini melamban beberapa hari terakhir, belum lagi banyaknya worm dan trojan masuk di beberapa komputer client.

Penat rasanya lebih dari 3 jam aku berjibaku, orang IT yang melihat juga geleng-geleng ketika membantuku. Toh selesai juga, belum selesai memberesi pekerjaanku, salah seorang IT berkomentar

“Gila ! internetku lebih cepat 3 kali lipat …. Ck ck ck ck … benar2 makyus tunning anda …”

“Kamu bisa kok … asal mau belajar “

“Belum mudeng aku dengan script kernel itu … lagian aku make Windows .. ini khan Linux”

Belum selesai aku disitu .. Tina masuk ruangan ..

“Dah selesai ?”

“Dah ..” kataku singkat

“Ikut aku yuk .. kutraktir “ ajak Tina Talisa, tanpa aku mengucapkan ya atau tidak, tanganku dah ditarik Tina untuk digandeng keluar keluar ruangan IT.

Aku pulang ke rumah, sesampai di rumah kumatikan hapeku agar aku tidak diganggu, capek bener dua hari ini. Padahal besok pagi kudu laporan ke kantor Alfan.

Seminggu kemudian aku kembali jalan jalan ke Mall Taman Anggrek, tak disangka di sana aku meilat Tina Talisa keluar dari mobil, entah kenapa tiba –tiba ada sepeda motor berkecepatan tinggi tanpa terkedali mengarah pada sisi kiri mobil, sehingga kalo tak dicegah pasti akan menabrak Tina Talisa. Aku berlari

 

“Awas Tina …… “teriaku

 

Aku langsung meloncati sedan itu dan kembali menubruk Tina .. motor langsung menabrak pot pot dan tumbuhan di situ. Orang langsung berkerumun dan menolong.

 

“Han ..” teriak Tina

 

Aku hanya tersenyum

 

“Kau selamatkan aku dua kali … kok bisa bisanya kau begini ..”

 

“kebetulan … “ ujarku singkat

 

Aku berdiri dan kuangkat tubuh Tina Talisa …

 

“Nggak apa2 Teh ?”

 

“Nggak apa2 … “ ujarnya sambil mengucapkan terima kasih

 

“Ya udah .. kalo gitu .. aku mau pergi .. ada urusan pekerjaan di sini ..”

 

“Han .. terima kasih atas pertolonganmu … ntar malam ke rumah ya.. kutunggu”

 

“Ya kalo nggak hujan .. aku malas kalo hujan keluar rumah “

 

Aku datang ke rumah Tina Malam itu walau hujan gerimis. Ku lihat rumahnya yang megah, bak istana, halamannya yang asri namun suasananya sepi, aku berharap suaminya tidak dirumah

 

Kupencet bel dipintu. Tak lama kemudian Tina keluar

 

“Ayo Han .. masuk .. dingin ya … “ ujarnya sambil mengelus pipiku yang dingin

 

“Baik ..”

 

“Aku buatkan kopi ya … “

 

“Jangan .. teh tubruk saja … “

 

Aku diminta duduk di sofa. Tak lama kemudian Tina kembali ke ruang depan membawa teh manis.

 

Aku tersipu malu karena malam itu Tina sunggu cantik sekali, kemolekan tubuhnya. Kesintalannya bodynya dan besarnya buah dada yang menggelantung padat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *