Cerita Sex BERPESTA SEJUKNYA ALAM PEGUNUNGAN Part 2

Niko, Niko mami rasa tadi ada benda yang neken pantat mami. Barang kamu yah?” tanyanya.

Dengan malunya, saya jawab,

“Ngga tau tuh mam, mungkin daun kali.” Sex 

Mamaku tertawa mendengarnya dan tiba-tiba tangannya sudah memegang batang kemaluanku.

“Nah, ini nih kayaknya yang mengganjal tadi,” katanya sambil mengelus-ngelus batang kemaluanku.

Aku tidak bisa bicara apa-apa, kecuali mengendurkan peganganku. Dielusnya batang kemaluanku dengan lembut sambil dikocok sekali-kali. Aku semakin tidak tahan dibuatnya. Kuciumi lehernya yang putih mulus dari belakang serta tanganku bergerilya ke payudaranya yang besar dan kenyal itu. Terdengar desahan keluar dari mulut Mamaku.

Rupanya beliau juga sudah tidak kuat menahan nafsunya. Kuputar badannya sehingga kita berhadapan muka dan segera kukulum bibirnya yang sexy itu. Beliau juga membalas ciumanku dengan ganas pula, sehingga lidahku disedot ke dalam rongga mulutnya yang hangat itu. Tidak mau kalah, aku juga melakukan hal yang sama sampai kami kesulitan bernapas karena nafsunya. Air dingin sebatas leher sudah menjadi hangat sepertinya.

Dengan tangan kiri menempel di pantatnya dan satu lagi meremas payudaranya, membuat keadaan semakin berkobar. Kubimbing tangannya menuju batu besar di tepi sungai, lalu kusuruh beliau duduk di atasnya, sementara aku masih berada di dalam air. Kurentangkan kedua belah kakinya yang indah itu dan segera terlihat bukit yang ditumbuhi bulu-bulu halus serta goanya yang mulai terbuka. Dengan insting seorang lelaki, aku jilat lubang kemaluan Mamaku, tempat aku muncul di dunia ini 19 tahun yang lalu. Hal ini membuat beliau semakin menekan-nekan kepalaku serta membelai rambutku.

“Ohh Nikooo.. enak banget.. teruss.. mami udah ngga tahan,” desahnya.

Kujulurkan lidahku semakin dalam dan semakin terasa pula cairan kewanitaannya di lidahku yang terasa sangat nikmat.

“Ohh yess.. oh yeh.. mami keluaarr..” tiba-tiba badannya menegang.

Kujilati kembali badannya dari perutnya menuju lehernya hingga tiba di bibirnya. Sekarang badannya sudah berada di dalam air lagi sambil membelakangiku. Kulebarkan kakinya berlawanan arah dan kuisyaratkan untuk lebih membungkuk. Dengan keadaan begitu, aku bisa memasukkan batang kemaluanku yang dari tadi sudah dengan sedikit leluasa.

Ternyata ML di air itu membuat lubang kemaluan menjadi serat dan agak sulit dimasuki. Susah payah juga, sedikit demi sedikit akhirnya amblas juga semuanya (20 cm dengan diameter 4 cm punyaku).

“Oh mmam, you are the best..,” bisikku.

“And you had the biggest dick inside me.” sahutnya sambil mengulum bibirku.

Mulailah kugenjot, pertama perlahan-lahan, lama kelamaan semakin cepat sambil memutar-mutar batang kemaluanku di dalam lubang kemaluannya seperti orang mengebor. Kadang aku sengaja agak keras sehingga perutku mendorong-dorong pantatnya. Hampir sekitar 20 menit, kami menikmati adegan ini dan sudah yang kedua kalinya Mamaku mengalami orgasme.

Sambil merem melek, aku mendesah, Sex 

“Mam aku udak mau keluar iih.. akh.. ahh.. croott.. croott.. crot..”

Tidak tahan lagi aku tembakkan saja spermaku di dalam hampir sebanyak 6 kali tembakan. Dan kelihatan Mamaku sangat menikmati pertemputan ini. Kami kembali berciuman seperti layaknya sepasang kekasih.

Sesudah itu, Beliau naik duluan ke atas dan kembali ke tenda sambil membawa bajunya tanpa mengenakannya terlebih dahulu. Sementara aku masih memikirkan apa yang baru saja aku lakukan.

Menjelang malam, kulihat Mamaku sedang mempersiapkan makan malam untuk kami berdua. Sambil makan malam, kami kembali membahas apa yang terjadi tadi siang, dan tentu saja beliau berpesan agar semua yang terjadi di sini hanya kami berdua yang mengetahuinya. Aku sih setuju banget. Setelah kenyang dan mencuci peralatan masak, kami kembali mengobrol sambil menikmati wine yang kami bawa. Mengingat besok sudah harus kembali ke kota, kami berdua sepakat untuk membuat kenangan yang tidak terlupakan.

Kembali kami berciuman mesra di samping api unggun sambil kami saling membukakan pakaian kami masing-masing. Udara dingin yang tadinya menyengat berubah menjadi kehangatan yang tiada tara. Tanpa disadari kami sudah telanjang bulat dan posisiku terlentang di tikar. Sambil berciuman tangan beliau mengocok batang kemaluanku yang sudah mulai menegang, dilanjutkan dengan mejilati dadaku dan pentilku, turun menuju perut terus sampai ke jempol kaki.

Dihisapnya jempol kakiku yang membuat aku melayang.

“Niko, ini namanya mandi kucing.” terangnya.

“Aduh mam, enak banget, geli tapi enak.” sahutku gemetaran.

Kembali beliau menjilati betisku, dengkulku dan terakhir buah batang kemaluanku dilahapnya. Dijilatinya satu persatu hingga mengkilap terkena sinar api unggun. Gilanya lidah beliau sekali-kali menyapu lubang pantatku yang membuat aku semakin melayang. Tiba akhirnya, lidahnya menjilati kepala batang kemaluanku sebelum dimasukkan ke mulutnya yang hangat.

Dengan sedikit menjulurkan kepalaku, bisa kulihat kepala Mamaku naik turun sambil tangannya membelai-belai dadaku. Semakin cepat gairah, kepalanya naik turun sehingga membuatku mau orgasme.

Kubilang,

“Mam kayaknya mauu kkeelluuaarr nih.”

“Yah udah, keluarin aja yah di mulut.” katanya.

Tanpa ragu-ragu kusemprotkan semua spermaku di rongga mulutnya. Lalu terdengar bunyi, “Glek” seperti orang menelan air. Ternyata semua spermaku habis ditelannya tanpa setetes pun tersisa sambil terus menyedot-nyedot batang kemaluanku dengan rakusnya serasa buah batang kemaluanku ikut tersedot. Sesudah puas, beliau bangkit dan mengambil 2 gelas wine untuk kami berdua, kemudian kami toast.

“Niko, mami sayang banget sama kamu.” katanya.

Tidak mau kalah kataku,

“Niko juga sayang sama mami, sayang buanget,” kemudian disambutnya dengan ciuman mesra.

Akhirnya, kami tertidur kecapean tanpa sehelai benangpun di dalam kantong tidur yang sama.

Paginya, kami segera berbenah untuk segera kembali ke kota, karena sore harinya Mamaku sudah harus kembali ke LA untuk menemui teman lamanya sebelum beliau kembali ke Jakarta. Setibanya di kota aku kembali sibuk mengurus tiketnya dan dia juga sibuk membeli beberapa cindera mata. Sekitar jam 19:30, tibalah waktunya untuk mengantar Mamaku ke airport. Terbersit kesedihan di matanya karena kami harus berpisah beberapa saat. Aku juga tidak tahan sebetulnya dengan perpisahan. Setelah boarding, kami mengobrol dulu sejenak, tapi tiba-tiba Mamaku menarik tanganku menuju ke suatu tempat.

Tempatnya agak pojok seingatku, itu adalah toilet khusus wanita. Setelah menunggu isyarat darinya, baru aku berani masuk dan ternyata kosong. Kami memilih salah satu bilik dan menguncinya dari dalam. Mungkin karena berada di negara yang bebas, aku sedikit tidak terlalu takut. Mamaku mengulumku dengan ganasnya sambil membuka retsleting celana jeansku. Maka dengan mudah batang kemaluanku keluar karena sudah tegang dari tadi. www.filmbokepjepang.net  Diciumnya dengan mesra sekali kepala batang kemaluanku berkali-kali yang kemudian dibenamkan dalam-dalam mulutnya.

Di sela-sela kulumannya sempatnya beliau berpesan,

“Nikoo, kalau mami ngga ada, jangan ML sembarangan yah! Pilih-pilih dulu and jangan lupa pake komdom. Buat ngga kena penyakit.”

Aku sih hanya bisa menganggukkan kepala saja, sebab lagi asyik. Semakin menggalak saja beliau menghisapnya, sambil tangannya memainkan buah batang kemaluanku.

“Mam.. aku udah mau keluar nihh.. ahh.. uuhh.. crot.. croot..” kataku sambil menutup mulutku takut terdengar orang lain.

Kali ini mungkin terlalu banyak, sehingga sebagian dari spermaku mengalir keluar melalui bibirnya yang seksi. Diusapnya pakai tangannya kemudian dijilati kembali dengan lidah mungilnya.

Tiba-tiba, kenikmatan kami terganggu karena berita panggilan kepada para penumpang untuk segera naik ke pesawat. Dengan tergesa-gesa aku menaikkan celanaku dan kami merapihkan baju masing-masing.

Sementara itu Mamaku malah membuka celana dalam G-stringnya dan memberikannya kepadaku sambil berpesan,

“Niko, kamu simpan ini, dan bawa balik ke Jakarta kalo kamu pulang nanti..”

Kaget bukan kepalng, aku terima dan aku masukkan ke dalam kantong celana jeansku.

“Ok Mam, aku janji deh.” sahutku sambil mencium keningnya.

Kami berlari menuju pintu masuk. Sempat-sempatnya aku memperhatikan pantat Mamaku terguncang-guncang karena tanpa celana dalam dan dibungkus rok mini ketat. Di depan pintu aku mencium tangannya seperti hubungan normal ibu dan anak. Mamaku bergegas masuk sambil melambaikan tangannya, yang sementara itu aku masih berpikir, sepertinya ada yang janggal di bibir Mamaku tadi. Pikir punya pikir ternyata itu bekas spermaku yang membentuk garis putih di atas bibir, seperti orang habis minum susu atau milkshake. Tapi sudah terlanjur masuk, jadi aku tidak sempat untuk memperingati beliau supaya menghapusnya dengan tissue.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *