Cerita Sex Bantuin Mbak Yuli part 3

Dikamar mandi kami saling menyabuni, sambil kuremas kedua buah dadanya yang basah oleh sabun. Mbak Yuli pun memainkan batang kemaluanku yang masih setengah tidur tapi masih saja mengeras. Lama-lama aku tegang lagi karena permainan tangan Mbak Yuli dengan sabunnya, waktu aku tanya,
“Mbak tadi kok minta dikeluarin di luar kenapa?” dia hanya bilang senang melihat kemaluan laki laki lagi keluar spermanya. ngentot
“Mas ini bangun lagi ya?” Aku hanya mengangguk sambil tanya,
“Boleh dimasukin lagi nggak?” Dia mengangguk sambil berkata,
“Dari belakang ya Mas!” sambil membalikan badan yang masih penuh sabun dan posisi setengah membungkuk. Kedua tangannya berpegang di sisi bak kamar mandi dan kedua kakinya direnggangkan sehingga tampak jelas sekali lubang vaginanya, juga lubang anusnya. aku jongkok dibelakangnya sambil mempermainkan lidahku di sekitar vagina dan kedua pantatnya, lamat-lamat kudengar desahan suara diantara gemericik air yang mengalir ke bak mandi. Segera kuambil sabun sebanyak mungkin kugosok di batang kemaluanku, lalu kugenggam batang kemaluanku dan kepala kemaluanku kutempel di permukaan lubang vaginanya.

Terdengar desahan dan aku mulai menggerakkan batang kemaluanku maju mundur, nikmat sekali dan Mbak Yuli pun tampak menikmati dengan menggerakkan pinggulnya ke kanan dan ke kiri. Kurang lebih 10 menit Mbak Yuli kembali ke puncak kenikmatan. Lendir hangat kembali membasahi batang kemaluanku. Aku bertanya,
“Keluar lagi Mbak?” ia hanya menganggukkan kepalanya, lalu pelan-pelan kembali kugerakkan batang kemaluanku maju mundur sambil menunggu Mbak Yuli terangsang lagi, kulihat lubang duburnya yang agak mencuat keluar, lalu kucoba masukan jari telunjukku ke dalam duburnya setelah aku beri sedikit sabun, terdengar sedikit rintihan,
“Sstt.. ah Mas pelan-pelan”, rintihan yang membuat aku semakin nafsu, tiba tiba aku ingin sekali mencoba untuk menikmati lubang duburnya yang kelihatannya masih “Perawan” itu, kutarik pelan batang kemaluanku yang masih basah dan licin itu akibat lendir dari lubang kemaluan Mbak Yuli.

Kutempelkan kepala kemaluanku yang mengeras di permukaan duburnya, kupegang batang kemaluaku sehingga kepalanya mengeras. Aku mencoba menekan batang kemaluanku, karena licin oleh sabun maka kepala kemaluanku segera melesak ke dalam, dia pun mengeluh,
“Akhh aduh mass.. sstt ohh!” aku berhenti sea’at, dan dia bertanya,
“Kok dimasukin di situ Mas?” lalu kujawab dengan pertanyaan,
“Sakit nggak Mbak?” Mbak Yuli diam saja, dan aku melanjutkan sambil berdiri agak membungkukkan badan, tangan kiriku melingkar di perutnya menahan badannya yang mau maju, dan tangan kananku berusaha memegang vaginanya mencari klitorisnya. Hal ini membuat dia terangsang hebat, dan kutekan terus sampai masuk penuh. Terasa olehku otot anusnya menjepit batang kemaluanku, permainan ini berlangsung 1/2 jam lamanya, dan kembali aku tak mampu menahan spermaku di dalam duburnya sambil kupeluk tubuhnya dari belakang, kutekan batang kemaluanku sedalam mungkin, tubuhku bergetar dan mengeluarkan cairan sperma dalam duburnya, kubiarkan sesaat batang kemaluanku di dalam anusnya sambil tetap memeluk tubuhnya dari belakang, dan tubuh kami masih berlumuran dengan sabun., Kami melepaskan nafas karena kecapaian lalu kami selesaikan dengan saling menyirami tubuh kami, lalu berpakaian dan duduk kembali menunggu Mbak Nia pulang, Mbak Yuli pun tertidur di sofa karena kecapaian.

Ketika mulai senja kulihat Mbak Nia pulang dan aku membukakan pintu, dia bertanya,
“Mana si Yuli?” aku tunjukan dan dia berkata,
“Oh lagi tidur, capek kali ya?” aku hanya diam saja dan Mbak Nia masuk kamarnya, tiba-tiba aku ingin pipis dan aku ke kamar mandi melewati kamar Mbak Nia. Secara nggak sengaja aku melihat dari antara daun pintu yang tidak rapat, Mbak Nia sedang ganti baju, kulihat dia hanya mengenakan celana dalam saja. Tubuhnya bagus, putih bersih dan sangat berbentuk. Sesa’at aku terpana dan ketika ia mengenakan baju aku buru-buru ke kamar kecil untuk pipis, dan waktu keluar dari kamar mandi, Mbak Nia tengah menunggu di depan pintu, sambil tersenyum dia bilang, ngentot
“Tadi ngintip ya?” aku hanya tersenyum dan berkata,
“Boleh lihat semuanya nggak?” dia menjawab,
“Boleh saja tapi nggak sekarang, nggak enak sama..” sambil menunjukkan tangannya ke arah ruang tamu. Aku paham maksudnya, lalu dia masuk kamar mandi sambil tangannya menyempatkan meremas kemaluanku, aku segera kembali ke ruang tamu dan membangunkan Mbak Yuli.

Akhirnya aku dan Mbak Yuli sering melakukan hubungan seks dengan berbagai style di motel, villa kadang-kadang di rumahku sendiri, dan ketika aku ingin ke rumahnya beliau selalu melarang dengan berbagai alasan. Ternyata Mbak Yuli ini sudah bersuami dan memiliki seorang anak, ini membuatku sangat kecewa. Di sa’at aku mulai benar benar mencintainya, dan Mbak Yuli pun sebenarnya menginginkan hal yang sama, tapi beliau sudah terikat oleh tali perkawinan. Hanya saja dia tidak pernah merasakan nikmatnya hubungan seks dengan sang suami, dan sa’at jumpa dengan diriku dia cukup lama mengambil keputusan untuk menjadikan diriku sebagai kekasihnya (PIL), katanya bersamaku dia menemukan apa yang dia inginkan (kata dia lho). Hubungan kami berlangsung setahun lebih sampai dia pindah bersama suaminya ke Surabaya. Tapi aku yakin suatu hari aku pasti ketemu lagi. Oh Mbak Yuli sayangku, ternyata kamu milik orang lain. Hingga sa’at ini aku masih berharap ketemu lagi, setiap pagi aku masih setia menunggu kamu, walau tidak ketemu tapi kenanganmu masih tersisa dalam hatiku.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *