Cerita Sex Balas Dendam Sang Kekasih Part 2

Gerakan lidahku semakin kupercepat sambil mengarah ke arah liang kemaluannya. Tapi celana dalam itu sangat mengganggu. Kucium liang kewanitaannya dari luar. Kugigit pelan gundukan kecil itu. Ah bagus tidak berbau. Lalu perlahan-lahan kuturunkan celana pendek dan celana dalamnya. T-shirtnya tetap kubiarkan. Sengaja aku tidak membuat Aya telanjang bulat sehingga ia masih merasa nyaman. Begitu aku melihat liang kewanitaannya, nafsuku naik berlipat-lipat. Langsung kuterkam kemaluan Aya sambil kucari-cari letak klitorisnya. Begitu dapat langsung kupermainkan dengan lidahku. “Aawwhh.. oohh.. ohh.. ohhss.. aawww..” eranganya terdengar seperti tangisan kecil bagiku. Aku seperti kesetanan sewaktu menjilati liang kemaluannya. Tanganku tetap menjaga kedua pahanya agar tidak menjepit kepalaku supaya aku tetap bisa mendengar erangannya. “Aaasshh.. aawww.. aawww..” lalu kuarahkan lidahku ke arah lubang liang kemaluannya. Kuayunkan kepalaku berkali-kali. Agh.. pusing. Alkohol sialan. Lalu kuhentikan dan aku berdiri sejenak. Kubiarkan Aya tersengal-sengal selama 2-5 detik sambil kuperhatikan wajahnya. Ia mulai membuka matanya, lalu kubuka bajuku dan kulepas kancing celanaku. Kucium bibirnya sambil kutuntun tangannya ke arah batang kemaluanku. Aya langsung meremas batang kemaluanku. Nafasnya masih tersengal-sengal. Sex 

Setelah kukulum bibirnya beberapa saat aku berdiri di atasnya. Kubuka celanaku. Kukeluarkan kejantananku. Aku ingin ia melihat diriku berkuasa atas dirinya, total! Lalu kugeserkan kemaluanku ke wajahnya. Ia memalingkan mukanya ke arah berlawanan. Ok, no problem. Lalu kugeserkan ke lehernya, ke payudaranya, terus turun ke perutnya, lalu ke pahanya, lalu ke liang kemaluannya. Kuputar-putarkan ke arah lubangnya. “Aaawww.. sshh.. shh..” nafasnya kembali memburu tetapi pahanya kembali membuka. Sengaja tak kumasukan agar aku bisa lebih lama menikmati saat-saat ini karena bagiku inilah saat sesungguhnya aku bisa mendapatkan penyerahan total bukan sewaktu bercinta atau orgasme. Tanganya mulai menggapai sandaran sofa di atasnya. “Aaawww.. sshh sshh” desisnya. www.filmbokepjepang.net  Lalu aku mulai mengatur posisi diriku. Kedua pahanya kuangkat dengan setengah jongkok aku mulai melakukan penetrasi sedikit demi sedikit. Setiap centimeternya kulakukan dengan sangat perlahan. “Aaawww.. ashh.. shh..” Aya mulai mengernyitkan alisnya. Tangan kananku kupakai untuk menopang badanku dan tangan kiriku meraih pinggulnya. “Aawwss.. sshh.. Benni jaangaann..” bisiknya lirih. Hey.. sudah sangat terlambat sayang. Kubenamkan seluruh kejantanaku ke liang kemaluannya. Hmm.. hangat sekali. Apalagi aroma tubuhnya memancarkan bau yang merangsang. Mungkin ia memakai baby cologne.

Aku seperti mendapati ruang kosong dalam liang kemaluannya. Tetapi di pangkal batang kemaluanku, aku merasakan jepitan yang sangat keras. Lalu mulai kuayunkan pinggulku perlahan-lahan. “Aawww.. aass.. shhs.. shh.. shh..” setiap kumajukan pinggulku ia mendesis-desis. Lalu kutopang badanku dengan tanganku. Aku melihat gerakan payudaranya yang memutar seirama dengan gerakanku. Wajahnya memerah. Bibirnya membuka. Kedua tangannya menekan pantatku. Lalu semakin kupercepat gerakanku. “Aasshh.. sshh.. shh..” jeritnya. “Ayaa.. uuh.. uhh.. uhh..” erangku. Tiba-tiba aku merasa kalau aku hampir orgasme. Sekilas wajah Lia di bayanganku. Lalu bagaimana aku mencintainya, bagaimana aku terkhianati, aku menjadi liar, ku pegang pinggulnya dengan kedua tanganku. Lalu kupercepat gerakanku seperti kesetanan. “Aaass.. sshh.. sshh..” kubekap mulutnya dengan bibirku agar suaranya tidak terdengar. Lalu kurasakan tanganya semakin keras mencengkeram di pantatku. “Aayyaa.. sshh.. uuhh..” aku tak tahan lagi. Kukeluarkan semua spermaku di dalam liang kewanitaannya. “Aaarrhh.. arrhh..” kucengkeram pinggulnya sampai ia meringis kesakitan. Tampaknya ia tak perduli. Disilangkan kakinya ke pinggulku sampai aku tak bisa bergerak lagi. “Aasshh.. aahh.. Benn.. ehh..” tampaknya Aya telah orgasme. Tangannya terkulai di samping tubuhnya. Kakinya masih menjepit tetapi tidak sekeras tadi.

Setelah yakin semua spermaku telah keluar aku mulai melepas pelukannya. Langsung aku berdiri. Kukancingkan celanaku, kuambil bajuku. Aku melakukannya sangat cepat. Lalu aku pergi ke dapur untuk mencuci muka. Kulihat mukaku di cermin. Hmm, wajahku masih merah. Tapi aku sudah puas. Kemarahanku pun sangat reda. Kuambil sebatang rokok. Kunyalakan sambil kembali ke ruang tamu. Tampaknya Aya masih belum berbenah. Lalu kuraih celananya dan kuberikan padanya. Ia tertegun. Lalu cepat-cepat dikenakannya sambil menunduk. “Benn..” tegurnya. “Ssst..” jawabku sambil mencium pipinya. Kembali kuputar dimmer untuk menerangi ruang tamu. Kulihat foto pacarku bersama keluarganya. Tak ada perasaan dendam lagi. Tak ada perasaan bersalah. Sex 

“Aya.. aku pulang dulu ya?” kataku sambil berjalan ke arah pintu.

“Ben..” panggilnya lirih.
“Aya besok lusa aku telpon kamu oke?”
Ia tak menjawab. Aku pun tak bisa mengira-ngira apa yang sedang ia pikirkan, mungkin aku tak mau. Kustater mobilku dan melaju ke luar perumahan menuju jalan raya. Kunyalakan radioku. Entah siapa yang membawakan tapi lirik lagu itu menjadi inspirasiku.

“I’m in somebody’s shadow In someone else’s dream You’ll never find me unless I want to be”
Kuhirup nafas dalam-dalam. Ada perasaan sedih merayap di hati

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *