Cerita Sex Anakku Mengajak Temannya Menyetubuhiku part 3

Tanggung tuh tante, buka aja semua bajunya..” pinta Jaka lagi.
“Dasar nakal. Dennis, gak papa kan mama telanjang dada? Temanmu nakal nih..” Novia malah meminta persetujuan pada anaknya yang sedari tadi melongo mupeng ke arah mereka berdua.

“Eh.. i-iya ma, gak papa” jawab Dennis. Rasa pedih di hatinya entah kenapa kalah dengan rasa horni dan penasaran melihat tubuh telanjang dada ibunya. Mendengar jawaban anaknya Novia cuma tersenyum, dia kemudian mulai meloloskan daster bagian atasnya sehingga kini bagian atas tubuhnya tidak tertutup kain sedikitpun. Memamerkan tubuh bagian atasnya dengan buah dada sekal yang penuh cairan susu.

“Udah nih, puas kan kamu Jaka?”
“Hehe.. tante emang baik”

“Dasar” kata Novia sambil mencubit pipi Jaka. Remaja itu kemudian melanjutkan acara nyusunya lagi. Kali ini payudara kiri Novia yang dijilat dan dihisapnya, sambil payudara kanannya menjadi sasaran remasan tangan nakal Jaka. Memang tidak ada persetujuan kalau yang menang boleh melakukan hal mesum seperti meremas payudara Novia. Tapi Novia tidak menganggapnya masalah.

“Tante, kocokin lagi dong.. kan tadi belum keluar. Pasti enak nih nanti rasanya ngecrot sambil nyusu.. hehe” pinta Jaka mesum.

“Hmm.. iya-iya. Porno kamunya. Kamu baring deh sini.” setuju Novia menyuruh Jaka berbaring di atas sofa dengan kepala Jaka berada di atas paha Novia yang diberi bantal sofa, sehingga mulut Jaka kini tepat di depan payudara Novia. Tangan Novia kini meraih penis Jaka dan mulai mengocoknya lagi. Sungguh beruntung Jaka ini, merasakan kenikmatan menyusu dari payudara yang putih sekal sambil penisnya dikocok oleh wanita secantik dan seseksi Novia. Sambil membiarkan Jaka menyedot susu dari buah dadanya, dia mengocok batang penis teman anaknya tersebut. Anaknya sendiri masih melongo menatap nanar aksi temannya yang semakin mesum ke ibu kandungnya. Jaka masih saja melirik cengengesan ke arah Dennis. Kini ibunyapun juga ikut-ikutan melirik tersenyum ke Dennis yang cemburu dari tadi, yang membuat hati Dennis makin tidak karuan.

Tapi suara rewelan Windy menganggu suasana mesum ini. Tentu saja Jaka yang merasa sangat terganggu karena aksinya belum selesai.

“Jaka, bentar yah.. tante urus Windy dulu” kata Novia melepaskan kocokan tangannya dari penis Jaka.
“Duh tanggung nih tante, bentar lagi..” tolak Jaka tidak tahu diri.
“Bentar kok sayang.. yah?” kata Novia lagi ke Jaka, tapi Jaka sepertinya belum mau melepaskan kulumannya dari buah dadanya. Novia akhirnya menuruti kemauan Jaka dan kembali mengocok penis Jaka.
“Bentar yah Windy sayang.. Om jaka masih belum puas nih.. hihi” kata Novia ke bayinya. Sungguh gila, Novia lebih memilih memuaskan Jaka dulu dari pada mengurus bayinya yang sedang menangis ini.

“Belum Jaka? Kasihan tuh Windy..” tanya Novia.
“Belum tante, duh si Windynya berisik amat siih tante. Suruh diam dong..” kata Jaka yang betul-betul tidak tahu diri.

“Kamunya kan yang gak mau ngalah. Hmmhh.. dasar. Dennis, tolong kamu timang-timang adek kamu dulu dong” suruh Novia ke anaknya. Dennis dengan perasaan yang tidak karuan menuruti saja perintah ibunya ini. Dia ambil Windy yang masih menangis dan menimang-nimangnya. Dennis menggendong adeknya itu mutar-mutar rumah. Meninggalkan ibu dan temannya yang masih saja asik dengan aktifitas mesum mereka. Cukup lama untuk membuat Windy untuk tertidur lagi. Setelah Windy tertidur, barulah Dennis kembali ke tempat tadi.

“Ma, udah tidur nih.. bawa ke kamar aja yah Windynya?” tanya Dennis berbisik sambil melihat ibunya yang masih saja menyusui Jaka.

“Ngghh, iya sayang, bawa ke kamar aja” jawab Novia. Dengan berat hati Dennis membawa Windy ke kamar, sudah tidak dapat apa-apa malah harus urusin Windy, gerutunya.

Saat Dennis kembali dia melihat mereka sudah berganti posisi. Kali ini Novia berada di bawah tindihan Jaka yang masih sibuk mengenyot buah ibunya ini. Penis Jaka pun masih tetap dikocok oleh Novia dengan posisi seperti itu. Tampak daster yang dikenakan Novia makin acak-acakan karena perbuatan Jaka ini. Temannya benar-benar melakukan hal mesum ke ibunya. Novia sendiri mulai melenguh karena permainan lidah dan tangan Jaka di buah dadanya. Melihat anaknya sudah kembali Novia berusaha untuk mendorong tubuh Jaka.

“Jaka.. udah dong.. lama amat sih” kata Novia. Jaka tidak memperdulikan omongan Novia dan masih saja meneruskan menghisap payudara tersebut walau dia juga tahu bahwa Dennis sudah kembali.
“Udah dong Jaka sayang..” katanya lagi.

Sebenarnya Dennis cukup heran, padahal dia cukup lama menimang-nimang Windy tapi Jaka belum juga ngecrot. Apa Jaka sudah ngecrot waktu dia menimang-nimang Windy tadi? Pikirnya.
Dugaannya sepertinya benar karena dia melihat ada bercak putih di bawah sofa itu. Sepertinya jaka yang belum puas meminta jatah lagi walau sudah ngecrot, pikirnya lagi.

“Sayang, sorry yah. Ini Jaka masih belum puas aja” kata Novia pada Dennis. Memang tidak ada batasan waktu sampai kapan hadiah nyusu itu diberikan sehingga Jaka masih saja meneruskan aksinya. Jaka sebenarnya sudah kenyang meminum susu dari payudara Novia, sekarang dia lebih tepatnya menjilati dan memainkan payudara Novia dengan mulut dan lidahnya. Dennis yang memang jadi pihak yang kalah terpaksa hanya menuruti apa yang telah dijanjikan.

Melihat anaknya yang mupeng dari tadi Novia tidak tega juga. Dia dorong dengan paksa tubuh Jaka dari dirinya.

“Udah dulu Jaka, kasian Dennis tuh.. kita mulai ronde selanjutnya yah.. kayaknya kalian udah tegang lagi tuh..”kata Novia mencoba memberi Dennis kesempatan sekali lagi.
“Kalau gitu boleh dong Dennis nyusu kalau Dennis menang?” tanya Dennis semangat.
“Iya.. boleh..” jawab Novia sambil tersenyum manis.
“Terus kalau Jaka yang menang gimana tante?” tanya Jaka yang masih belum puas juga.
“Hmm.. kamu maunya apa?” kata Novia balik nanya.

“gimana kalau Jaka boleh ngentotin tante.. hehe” jawab Jaka kurang ajar. Dennis sendiri terkejut bukan main mendengar permintaan temannya ini, betul-betul kurang ajar. Ingin sekali rasanya dia melayangkan tinju ke mulut Jaka. Tapi dia melihat ibunya malah tertawa mendengar permintaan Jaka ini.

“Hihi.. kamu ini, enak aja. Ini punyanya papanya Dennis” kata Novia sambil mencubit perut Jaka.
“Gitu yah tante.. duh, pengen banget padahal genjotin memek tante.. hehe”
“Hush.. kamu ini ngomongnya kurang ajar banget, ada Dennis tuh..” kata Novia sambil melirik ke anaknya.

“Gimana Dennis? Gak boleh kan?” tanya Novia ke Dennis.
“Nggg…”
“Boleh kan DEN? Gue hajar lo kalau gak boleh!!” kata Jaka main serobot.

“Eh eh, enak aja main hajar anak tante. Gak boleh pokoknya, pake mulut tante aja yah.. gak apa kan? jejalin deh suka-suka kamu ke mulut tante kalau kamu menang.” tawar Novia dengan senyum nakal. Memberi Jaka harapan kalau dia boleh melampiaskan nafsunya menggunakan mulutnya.

“Ya udah tante.. oke deh.. hehe” setuju Jaka. Dennis yang mendengar tawaran dari mulut ibunya makin membuat hatinya tidak karuan. Kalau dia kalah berarti dia kalah satu putaran lagi dari Jaka, yang juga berarti Jaka akan semakin berbuat tidak senonoh terhadap ibunya, tubuhnya jadi panas dingin dibuatnya. Dia ingin sekali menang dan mencoba mendapatkan kenikmatan itu. Tapi dia juga penasaran melihat apa yang akan dilakukan Jaka ke ibunya kalau dia kalah. Entah kenapa hatinya jadi bimbang begini.

“Tante, lepasin aja dasternya, nanggung tuh” pinta Jaka.

“Apaan nanggung-nanggung.. dasar kamu, iya deh tante lepasin” setuju Novia. Diapun membuka dasternya yang sedari tadi memang sudah terpasang tidak karuan karena bagian atasnya sudah terbuka. Kini Novia hampir benar-benar telanjang di depan kedua remaja tersebut, dia saat ini mengenakan celana dalam berenda yang menjadi satu-satunya pakaian yang masih menempel di tubuhnya. Dennis yang meskipun sudah pernah melihat tubuh telanjang ibunya tetap saja sekarang membuat dadanya berdecak kagum serta langsung membangkitkan nafsunya. ngentot

“Dennis.. semangat yah.. masa sih kalah terus” kata Novia.
“Gak bakal menang dia tante..hehe” serobot Jaka.
“Ayo dong Dennis, kalau kamu kalah lagi nanti mama dimesumin lagi nih sama teman kamu ini, kamu gak mau kan?” kata Novia menyemangati anaknya.

Ronde selanjutnyapun dimulai, Dennis ternyata memang kalah pengalaman dari Jaka. Dengan berat hati dan kecewa dia harus merelakan kalau dia lagi-lagi harus kalah dari Jaka. Dia sungguh kecewa tidak bisa menyelamatkan ibunya dari perlakuan mesum Jaka.

“Haha.. gue bilang juga apa? Gue yang bakal menang. Yes” sorak Jaka. Novia tersenyum mendengarnya.

“Iya-iya kamu menang.. menang terus nih kamunya, kasihan anak tante gak dapat dari tadi” kata Novia sambil melirik ke Dennis yang sedang terduduk kecewa. Jakapun mendorong tubuh Novia ke sofa dan menghimpitnya lagi. Dia sepertinya ingin melanjutkan aksinya tadi yang belum selesai.

“Duh.. aww.. Jaka, pelan-pelan dong..” kata Novia. Tanpa menjawab Jaka meneruskan perbuatannya ini, dia mulai menciumi bagian tubuh Novia yang lain, termasuk wajah dan mulut Novia. Dennis lagi-lagi hanya bisa memandang temannya berbuat mesum ke ibunya. lidah Jaka dan Novia kini saling membelit, saling berbagi liur satu sama lain. Jaka lalu menjulurkan lidahnya, Novia yang tahu berbuat apa langsung mengulum lidah Jaka tersebut, sungguh erotis sekali. Jaka juga melakukan hal yang sama dengan mengulum lidah Novia yang dijulurkan, mereka lakukan hal tersebut bergantian beberapa kali.

“Tante lihat tuh, anak tante ngiri tuh..” kata Jaka. Novia melirik ke arah anaknya yang memang lagi mupeng berat melihat aksi mereka ini. Sebuah pemandangan yang malah membuat hati anaknya panas dingin tidak karuan.

“Coba buka mulut tante..” suruh Jaka. Novia mengikuti kemauan remaja ini dan membuka mulutnya lebar-lebar. Jaka kini dengan kurang ajarnya meludah ke dalam mulut Novia, di depan mata anaknya sendiri yang dari tadi hanya memperhatikan mereka. Lagi-lagi Jaka cengengesan sambil melirik ke Dennis setelah melakukan hal bejat tersebut, bahkan ibunya juga melirik sambil tersenyum ke arah Dennis setelah menelan liur Jaka.

Bagi Novia sendiri ini juga merupakan sensasi yang baru pertama dia rasakan. Bergumul dengan pria yang seumuran anak laki-lakinya, bahkan di depan anak laki-lakinya itu sendiri. Menelan liur seperti inipun tidak pernah dia lakukan dengan suaminya, tapi kini dia malah melakukan hal menjijikkan ini dengan teman anaknya. Dennis yang melihat itu begitu terbakar hatinya, tapi dia juga terangsang melihat aksi mereka. Membuatnya tidak tahu harus bagaimana dan berbuat apa.

“Lagi ya tante..” kini Jaka tampak komat-kamit mengumpulkan liur sebanyak mungkin dan akhirnya menumpahkan kembali liurnya ke dalam mulut Novia. Kini bahkan lebih banyak dari sebelumnya. Tampak lelehan liur Jaka keluar dari mulut Novia karena tidak mampu menelan semuanya.

“Udah ah kamunya, ada-ada aja”
“Hehe.. lanjut yah tante, hadiah utamanya belum nih, pengen rasain mulut tante”
“Hmmhhh.. iya-iya, tapi jangan disini yah.. di kamar tante aja yuk.. malu nih di depan Dennis”
“hehe.. oke deh..” setuju Jaka. Mereka kemudian bangkit dan menuju kamar Novia.
“Tapi sebentar aja yah, gak lama lagi suami tante pulang nih, bisa dihajar kamu kalau nampak sama om, hihi..”

“oke tante.. hehe” jawab Jaka.
“Ma.. terus aku gimana nih?” tanya Dennis dengan wajah kecewa. Dia sebenarnya masih ingin di antara mereka, walau hanya untuk sekedar melihat saja.

“Maaf yah sayang, Kan Jaka yang menang. Kamu kalah sih.. kamu tolongin lihat situasi aja yah sayang, siapa tahu papa kamu pulang, gak papa kan?” Dennis hanya mengangguk lesu menyetujui perintah mamanya ini. Sebelum mereka masuk ke kamar, lagi-lagi Jaka mengeluarkan cengengesan menjijikkannya ke arah Dennis.

Kini Dennis tinggal sendiri di luar kamar, entah apa yang sedang mereka lakukan Dennis benar-benar tidak mengetahuinya, sama sekali tidak terdengar suara dari luar kamar tempat Dennis berdiri ini. Tubuh Dennis jadi panas dingin membayangkan apa yang terjadi pada mamanya di dalam sana. Dennis penasaran apa yang terjadi, selang beberapa lama dia putuskan untuk berusaha mencuri dengar apa yang sedang terjadi di dalam.

“Enak sayang?” terdengar suara mamanya samar-samar.
“Enak tante..”
“Enak banget yah?? hihi”

“…. Duh, aw.. Jaka, pelan-pelan sayang.. geli.. hahaha..” terdengar tawa renyah mamanya yang sepertinya sedang kegelian.
“Oughh.. Novia..”
“Ngghh.. sayang, udah… sshhh.. kamu ini, ntar Windy nya bangun”
“Nggmmhh..”
“Oughh..”

Beberapa kali terdengar suara lenguhan ibunya dan Jaka, entah apa yang mereka lakukan. Dennis betul-betul tidak tenang di luar sini. Hatinya begitu tidak karuan mendengar dan membayangkan apa yang sedang terjadi di dalam. Suara Windypun terdengar dari sana, sepertinya Windy terbangun karena ulah Novia dan Jaka di dalam sana.

“Tuh kan.. anak tante bangun, kamu sih..”
“Windy, kamu mau ikutan nyusu kaya om Jaka?, sini-sini..” kata mamanya. Deg, Dennis terkejut mendengarnya. Dia semakin panas dingin karena membayangkan mamanya menyusui mereka sekaligus. Yang satu memang bayinya sendiri, tapi orang yang satu lagi?

Dennis putuskan untuk tidak meneruskan menguping. Hatinya sudah begitu panas mendengar dan membayangkan itu semua. Lebih setengah jam lamanya Dennis hanya duduk di sofa terdekat dari kamar orangtuanya ini hingga akhirnya pintupun terbuka dan mereka keluar dari kamar. Tampak Novia sudah kembali mengenakan pakaian lengkap, tapi rambut dan wajahnya terlihat acak-acakan, membuat Dennis betul-betul penasaran apa saja yang telah mereka lakukan.

“Lama amat sih ma?” tanya Dennis dengan wajah kesal setelah mereka keluar.
“Habis.. temanmu ini sih..” jawab Novia sambil tersenyum ke Jaka.
“Udah yah Jaka, pulang dulu yah.. bentar lagi Om pulang” katanya lagi.
“Iya deh tante, makasih banyak ya.. hehe” Jakapun akhirnya pulang tidak lama kemudian. Jaka bahkan tidak pamit dengan Dennis, Jaka hanya berpamitan dengan Novia sambil mencium tangannya.

“Ma..” kata Dennis lirih memanggil mamanya.
“hmm? Apa sayang?”
“Dennis juga mau dong..”
“ Hihihi.. kamu mau juga?”
“Iya mah..”
“Kalau gitu besok kamu harus menang yah..”
“Yah.. mama kok gitu sih, sekarang dong ma.. cuma nyusu aja juga boleh kok ma” ngentot

“Gimana sih kamu ini, itu kan hadiah kalau kamu bisa menang. Ya udah sekali saja, ntar malam kamu tungguin mama yah, jangan tidur dulu” kata Novia memberi harapan pada Dennis sambil mengedipkan matanya.

“Kok gak sekarang aja sih ma?”

“Udah mau malam nih, ntar papa kamu keburu pulang. Ntar malam aja yah..” katanya lagi sambil mengelus kepala Dennis. Akhirnya Dennis setuju saja dari pada tidak sama sekali. Hati Dennis senang bukan main mendengar perkataan ibunya, dia tidak sabar menunggu malam tiba.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *