Cerita Sex Aku, Pacarku Dan Kedua Adiknya part 1

Cerita Sex Aku, Pacarku Dan Kedua Adiknya, Karina adalah gadis yg cantik dgn badan yg seksi dan kulit yg putih serta mulus, kekasihku ini walaupun buah dadanya tidak terlalu besar tetapi cukup membuat aku nafsu dan menikmatinya, jujur saja aku belum pernah melakukan hubungan badan dgnnya , mungkin saja bila kita sama hornynya kita melakukan oral sex.

Karina di rumah mempunyai saudara yg mana keduanya perempuan semua sama juga dgn Karina sama cantiknya, adek yg pertama namanya Nadia dia juga sama mempunyai buah dada yg sedang sedang saja, tapi lebih besar dari Karina, disamping aku mengapeli Karina aku juga sering melihat Nadia dgn buah dadanya yg melonjak lonjak.

Sedangkan adiknya yg kedua masih kelas 2 SMP. Namanya Fanny. Tidak seperti kedua kakaknya, kulitnya berwarna sawo matang. Badannya semampai seperti seorang model cat walk. Buah dadanya baru tumbuh. Sehingga kalau memakai baju yg ketat, cuma terlihat tonjolan kecil dgn puting yg mencuat. Walaupun begitu, gerak-geriknya sangat sensual.

Pada suatu hari, saat di rumah Karina sedang tidak ada orang, aku datang ke rumahnya. Wah, pikiranku langsung terbang ke mana-mana. Apalagi Karina mengenakan daster dgn potongan dada yg rendah berwarna hijau muda sehingga terlihat kontras dgn kulitnya.

Kebetulan saat itu aku membawa VCD yg baru saja kubeli. Maksudku ingin kutonton berdua dgn Karina. Baru saja hendak kupencet tombol play, tiba-tiba Karina menyodorkan sebuah VCD dewasa.

“Hei, dapat darimana sayg?” tanyaku sedikit terkejut. ngentot

“Dari kawan. Tadi dia titip ke Karina karena takut ketahuan ibunya”, katanya sambil duduk di pangkuanku.

“Nonton ini aja ya sayg. Karina kan belum pernah nonton yg kayak gini, ya?” pintanya sedikit memaksa.

“Oke, terserah kamu”, jawabku sambil menyalakan TV.

Beberapa menit kemudian, kita terpaku pada adegan sensual demi adegan sensual yg ditampilkan. Tanpa terasa kemaluanku mengeras. Menusuk-nusuk bokong Karina yg duduk di pangkuanku. Karina pun memandang ke arahku sambil tersenyum. Rupanya dia juga merasakan.

“Ehm, kamu udah terangsang ya sayg?” tanyanya sambil mendesah dan kemudian mengulum telingaku.

Aku cuma bisa tersenyum kegelian. Lalu tanpa basa-basi kuraih bibirnya yg merah dan langsung kucium, kujilat dgn penuh nafsu. Jari-jemari Karina yg mungil mengelus-elus kemaluanku yg semakin mengeras. Lalu beberapa saat kemudian,

Tanpa kita sadari ternyata kita sudah telanjang bulat. Segera saja Karina kugendong menuju kamarnya. Di kamarnya yg nyaman kita mulai melakukan foreplay. Kuremas buah dadanya yg kiri. Sedangkan yg kanan kukulum putingnya yg mengeras. Kurasakan buah dadanya semakin mengeras dan kenyal.

Kuganti posisi. Sekarang lidahku liar menjilati kemaluannya yg basah. Kuraih klitorisnya, dan kugigit dgn lembut.

“Aahh… ahh… sa.. sayg, Karina udah nggak kuat… emh… ahh… Karina udah mau keluar… aackh… ahh… ahh!”

Kurasakan ada cairan hangat yg membasahi mukaku. Setelah itu, kudekatkan kemaluanku ke arah mulutnya. Tangan Karina meremas gagangku sambil mengocoknya dgn perlahan, sedangkan lidahnya memainkan buah pelirku sambil sesekali mengulumnya.

Setelah puas bermain dgn buah pelirku, Karina mulai memasukkan kemaluanku ke dalam mulutnya. Mulutnya yg mungil tidak muat saat kemaluanku masuk seluruhnya. Tapi kuakui sedotannya memang nikmat sekali.

Sambil terus mengulum dan mengocok gagang kemaluanku, Karina memainkan puting susuku. Sehingga membuatku hampir ejakulasi di mulutnya. Untung masih dapat kutahan. Aku tidak mau keluar dulu sebelum merasakan kemaluanku masuk ke dalam kemaluannya yg masih perawan itu.

Saat sedang hot-hotnya, tiba-tiba pintu kamar terbuka. Aku dan Karina terkejut bukan main. Ternyata yg datang adalah kedua adiknya. Keduanya spontan berteriak kaget.

“Kak Karina, apa-apan sih? Gimana kalau ketahuan Bunda?” teriak Fanny.

Sedangkan Nadia cuma menunduk malu.

Aku dan Karina saling berpandangan. Kemudian aku bergerak mendekati Fanny. Melihatku yg telanjang bulat dgn kemaluan yg berdiri tegak, membuat Fanny berteriak tertahan sambil menutup matanya.

“Iih… Kakak!” jeritnya.

“Itunya berdiri!” katanya lagi sambil menunjuk kemaluanku.

Aku cuma tersenyum melihat tingkah lakunya. Setelah dekat, kurangkul dia sambil berkata,

“Fanny, Kakak sama Kak Karina kan nggak ngapa-ngapain. Kita kan lagi pacaran. Yg namanya orang pacaran ya… kayak begini ini. Nanti kalo Fanny dapet kekasih, pasti ngelakuin yg kayak begini juga. Fanny udah bisa apa belum?” tanyaku sambil mengelus pipinya yg halus.

Fanny menggeleng perlahan.

“Mau nggak Kakak ajarin?” tanyaku lagi.

Kali ini sambil meremas bokongnya yg padat.

“Mmh, Fanny malu ah Kak”, desahnya.

“Kenapa musti malu? Fanny suka nggak sama Kakak?” kataku sambil menciumi belakang lehernya yg ditumbuhi rambut halus.

“Ahh, i.. iya. Fanny udah lama suka ama Kakak. Tapinya nggak enak sama Kak Karina”, jawabnya sambil memejamkan mata. ngentot

Rupanya Fanny menikmati ciumanku di lehernya. Setelah puas menciumi leher Fanny, aku beralih ke Nadia.

“Kalo Nadia gimana? Suka nggak ama Kakak?” Nadia mengangguk sambil kepalanya masih tertunduk.

“Ya udah. Kalo gitu tunggu apa lagi”, kataku sambil menggandeng keduanya ke arah tempat tidur.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *