Cerita Seks Permainan Seks Tante Nakal Dan Brondong Lugu Part 2

W : “Teteh, mau berenang? Yuk, ada kolam pemandian air panas baru lho di YYY. Kata temanku disana view nya indah banget”

A : “Masak sih? Ya udah, kita renang aja deh. Enak kayaknya berendam di kolam air hangat. Aku juga lagi penat. Senin yak kita kesana?”

Singkat cerita hari Senin pun tiba. Kami segera ke YYY. Ke alam bebas lokasinya masuk ke hutan. Indah dengan pohon yang menjulang tinggi dan suara-suara hewan kecil. Tapi sangat sepi dari manusia. Pikiranku benar-benar tenang berada disana. Tapi sayang, ternyata kolamnya hanya ada 1 ukurannya kecil. Penjaga tempat menghampiri kami. Seks 

“Mau berendam di kamar khusus?” Tawarnya.

Mendengar tawaran itu aku kaget. Ternyata ada kamar mandi khususnya. Ku lirik Wahid yang sepertinya sedang tersipu malu. Apa dia tau kalau tempat ini mempunyai kamar mandi khususnya? tanyaku dalam hati. Tanpa fikir panjang lagi, aku iyakan saja tawaran penjaga itu.

Kutarik tangan Wahid masuk ke kamar mandi itu. Kukunci pintunya dari dalam. Kamar mandi itu, tidak terlalu luas. Disana terdapat bak untuk berendam 2 orang. Kukira, aku yang bakal memperkosa laki-laki saat ini. Hahahaha…. .

Wahid menunduk. Aku tertawa lebar.
A : “Kamu tau, ada tempat seperti ini disini?” tanyaku.

W : “Ia teh, aku tau. Masa teteh ga tau tempat ini sih?” jawabnya sambil cengengesan.

A : “ga tau” kataku sambil membuka celanaku. “Aku berendam ya?” Lanjutku. Seks 

Kubuka semua pakaianku tanpa tersisa. Lalu masuk ke dalam air dalam bak itu. Duduk dan mendesah. Benar-benar menyenangkan main kali ini. Memang ini yang aku mau. Berendam melepaskan lelah dan penat. Wahid pun lalu mengikutiku, dia membuka pakaiannya dan menyisakan celana dalamnya saja. Awalnya kami saling diam. Perasaanku grogi berat. Parah saat itu. Karna nafsuku dari setelah ketemu dia pertama kali, sudah sangat amat besar terhadapnya.

W : “Aku kok grogi ya teh?” katanya.

Aku tersenyum, lalu mendekatinya. Kudekati bibirnya kuciumi bibirnya dan Wahid pun membalas ciumanku. Ahhhh ini ciuman yang aku cari. Dia menciumku lembut tapi kencang. Belum apa-apa rasanya memekku sudah gatal sekali. Kupegang kepalanya, kuremas rambutnya. Dia membalas dengan memeluk pinggangku dengan erat. Kami berciuman lama sekali. Aku menyukai caranya. Ku alihkan ciumanku pada pipinya mengarah ke telinganya. Dia mendesah pelan dan menggairahkan.

Kuciumin telinganya, kucumbui lehernya, lalu kumasukkan lidahku ke dalam telinganya. Tiba-tiba dia berkelit dan melakukan hal yang sama pada telinga dan leherku. Tanpa terasa, aku mendesah lembut. Kenikmatan yg tidak pernah aku temui saat dengan laki-laki lain. Dia, mencumbuku. Desahanku berbeda dengan desahan seperti biasanya. Aku yang biasa lebih suka aktif. Sekarang mendadak pasif. Lidahnya bergerak lincah. Menyusuri wajah, telinga dan leherku. Akhirnya dia menuju dadaku. Dia menjilati putingku yang sudah tegang dan meninggi. Aku, punya puting yang memang cukup besar. Saat tidak tegang saja, putingnya terlihat muncul. Apalagi saat tegang, putingku akan benar-benar muncul dan keras. Dia menciumnya, mengigitnya dan memainkannya dengan kedua tangannya.

A : “Aaghhhh…yeessss….” desahku.

Tak hanya ingin diam saja. Kulepas celana dalamnya, kupegang kontolnya. Kusuruh dia berdiri. Aku menyukai kontolnya. Dengan ukuran lumayan besar dan agak bengkok. Ini kesukaanku. Kujilati kontolnya. Dia mendesah pelan. Kumasukan kedalam mulutku sedalam mungkin. Hhmmmm.. Aghh aku menyukai kontolnya. Benar-benar suka.

Dia melepaskan kulumanku pada kontolnya, lalu duduk kembali dihadapanku. Kami berciuman kembali. Didalam bak itu, tubuh kami terendam air hangat sampai sepinggang. Aku tak kuat bertahan lagi. Memekku sudah sangat gatal. Kukangkangi kontolnya, kuarahkan ke lubang memekku yang sudah gatal. Lalu pelan-pelan kumasukkan. Sangat pelan, karna rasanya sangat sakit. Sakit karna kami melakukannya di dalam air. Tidak ada pelumas yang melancarkan masuknya kontol Wahid ke dalam memekku.

A : “Aaghh sakit, sakit… Tahaaan…. jangan dilangsungin” teriakku pelan.

Saat diam sejenak, dia berbicara
W : “Memek teteh, kok kaya perawan? Padahal sering di ewe, tapi kok bisa seret gini?” katanya.

Aku tersenyum “Kitakan di dalam air sayang” jawabku sambil meringis dan pelan-pelan menggerakkan pantatku kembali untuk mendorong masuknya kontol dia ke dalam memekku.

“Sleeeeebbbb” akhirnya kontolnya masuk juga. Perih rasanya. Aku diamkan dahulu, tak lama, aku goyang ke atas ke bawah dan memutar. Wahid mendesah. Kutatap matanya yg terpejam dan mulutnya mengeluarkan desahan nikmat. Dia, benar-benar manis.

W : “Teteh, ganti posisi yuk teh. Aku ga kuat kalau di bawah” katanya.

A : : “Kan baru sebentar kog udah ga tahan sih”

Aku duduk dan mengangkang lebar. Dia tusukkan 1 jarinya masuk ke dalam memekku dan menggerakkannya di dalam tanpa dia gesek-gesek. Oghhhh dia tau kelemahanku. Aku menyukainya. Sangat amat menyukai bila fingerin tanpa digesek keluar masuk. Cukup gerakan saja jarinya di dalam memekku ke atas dan ke bawah. Aku pasti akan kelabakan menerimanya.

A : “Aaghhhh, sayaaaang…enaakkk sekaliiii…aaahhhh….”

Dia mencium bibirku, aku jambak rambutnya pelan. Mulutnya pindah pada puting payudaraku. Dia bilang, dia mau nenen.
Aku benar-benar sudah ga tahan. Jarinya yang mengobok-obok di dalam memekku, bikin aku tambah mabok keenakan.

Dia lalu memasukkan kontolnya ke dalam memekku. Dan kembali susah untuk dimasukkan. Resiko ngewe dalam air ya gini. Susah masuk. Pelan-pelan dia terus coba dan akhirnya berhasil juga.

“Ughhhhhhh…” kami mendesah bersama.

Dia naik turunkan pantatnya, kontolnya masuk lebih dalam ke dalam memekku. Kami benar-benar menikmatinya. Aku naikkan pantatku lebih tinggi dengan bantuan kakiku yang aku taruh disisi bak.

W : “Aghh, aghhhhh.. oooohhhhh….” desahnya.

Rupanya Wahid telah meraih orgasmenya. Sayang sekali, baru 2 menit dia bergoyang. Udah klimak? pikirku.

Dia melepaskan pelukannya, lalu duduk di sampingku dengan wajah terlihat kelelahan. Aku suruh dia bangkit dan keluar dari dalam bak. Sepertinya dia kelelahan karna kelamaan didalam air. Lalu kami duduk di samping bak
tidak di dalam air lagi. Wahid terdiam.

W : “Aku kasian ke teteh. Belum keluar” katanya.

Aku tertawa kecil. “Ga apa-apa, masih ada lain waktu” jawabku.

Meski kecewa. Tapi aku ga bisa memaksakannya. Ini sudah terlalu lama kami dalam air. Pengap rasanya.

Setelah beristirahat sejenak. Kami berciuman kembali. Seperti biasa. Kami saling balas mencumbu. Sumpah, baru kali ini aku mendapatkan laki-laki yang bisa saling mencumbu. Karna biasanya aku dapat laki-laki yang hanya ingin dicumbu, ataupun meski saling mencumbu tapi tidak seperti ini. Aku dan Wahid seperti berlomba untuk saling memuaskan. Nafsuku terpancing kembali. Memekku memang masih gatal dari tadi. Wahid menekan tubuhku ke dinding. Terasa 2 jarinya masuk ke dalam memekku. Aku mendesah keenakan. Dia kocok pelan, lalu memasukkan jarinya sangat dalam dan menggerakkannya didalam.

A : “Aghhhhh….” teriakku.

Kusentuh itilku dengan jariku sendiri. Kugosok-gosok itilku sambil terus berciuman. Jari Wahid tetap mengocok memekku dan jariku menggosok itilku sendiri. Benar-benar paduan yang nikmat. Aku teriak-teriak kecil.

A : “Aghhh, enak Wahiiiiiddd. Terus kaya gitu, jang….ngan dikocok, di dalam aja ger..ahhh..gerraakk…iiinnnnya sayaaaanggg….aaaahhh…”

Kocokan jarinya di dalam memekku makin kencang. Gesekan jariku di itilku makin intesn. Dan akhirnya pantatku sedikit menaik….

A : “Agghhhhhh….aku keluaaaarrr….yeesss…ooohhh…” teriakku tertahan.

Setelah itu, kami saling bertatapan dan tersenyum. Kupeluk tubuhnya. Lalu kami mandi bareng dan pulang. Dijalan dia meminta maaf. Dan Kami berbicara akan bertemu kembali, dia berjanji, akan memulihkan staminanya agar aku benar-benar puas saat ronde 2 nanti.

Dirumah, dia WA aku.

W : “Memek teteh beneran masih sempit….enak banget” katanya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *