Cerita Mesum Tante Dina yang Baru Ku Kenal Lewat SMS part 2

Mulutnya kukecup sambil lidahnya kumainkan. Kami memang sudah sangat bernafsu dan terangsang.
“Mau diteruskan..?” tanyaku kemudian.

Tante Dina membuka matanya. Di bibirnya terlihat senyum manis yang menggairahkan. Kutekan penisku ke dalam. Kemudian kutarik ke belakang perlahan-lahan. Kuhentakkan perlahan-lahan. Memang sempit kemaluan Tante Dina, mencengkram seluruh batang penisku. Penisku terasa seperti tersedot di dalam vaginaya. Kami mulai terangsang! Penisku mulai memasuki kemaluan Tante Dina lebih lancar. Terasa hangatnya sungguh menggairahkan. Mata Tante Dina terbuka menatapku dengan pandangan yang sayu ketika penisku mulai kukeluar-masukkan. Bibirnya dicibirkan rapat-rapat seperti tidak sabar menunggu tindakanku selanjutnya. Sedikit demi sedikit penisku masuk sampai ke pangkalnya.

Tante Dina mendesah dan mengerang seiring dengan keluar-masuknya penisku di kemaluannya. Kadang-kadang punggung Tante Dina terangkat-angkat menyambut penisku yang sudah melekat di kemaluannya. Berpuluh-puluh kali kumaju-mundurkan penisku seiring dengan nafas kami yang tidak teratur lagi. Suatu ketika aku merasakan badan Tante Dina mengejang dengan mata yang tertutup rapat. Tangannya memeluk erat-erat pinggangku. Punggungnya terangkat tinggi dan satu keluhan berat keluar dari mulutnya secara pelan.

Denyutan di kemaluannya terasa kuat seakan melumatkan penisku yang tertanam di dalamnya. Goyanganku semakin kuat. Lehernya kurengkuh erat sambil badanku rapat menindih badannya. Ketika itu seolah-olah aku merasakan ada denyutan yang menandakan air maniku akan keluar. Denyutan yang semakin keras membuat penisku semakin menegang keras.

Cerita Mesum Tante Dina yang Baru Ku Kenal Lewat SMS – Tante Dina mengimbanginya dengan menggoyangkan pinggulnya. Goyanganku semakin kencang. Kemaluan Tante Dina semakin keras menjepit penisku. Kurangkul tubuhnya kuat-kuat. Dia diam saja. Bersandar pada tubuhku, Tante Dina lunglai seperti tidak bertenaga. Kugoyang terus hingga tubuh Tante Dina seperti terguncang-guncang. Dia membiarkan saja perlakuanku itu. Nafasnya semakin kencang.

Dalam keadaan sangat menggairahkan, akhirnya aku sampai ke puncak. Air maniku muncrat ke dalam kemaluan Tante Dina. Bergetar badanku saat maniku muncrat. Tante Dina mengait pahaku dengan kakinya. Matanya terbuka lebar memandangku. Mukanya serius. Bibir dan giginya dicibirkan. Nafasnya terengah-engah. Dia mengerang agak kuat. Waktu aku memuntahkan lahar maniku, tusukanku dengan kuat menghunjam masuk ke dalam. Kulihat Tante Dina menggelepar-gelepar. Dadanya terangkat dan kepalanya mendongak ke belakang. Aku lupa segala-galanya.

Untuk beberapa saat kami merasakan kenikmatan itu. Beberapa sodokan tadi memang membuat kami sampai ke puncak bersama- sama. Memang hebat. Sungguh puas. Memang inilah pertama kalinya aku melakukan senggama dengan orang lain selain istriku. Walaupun dia seorang janda yang sudah berumur, bagiku dia adalah wanita yang sangat cantik. Waktu kami melakukan senggama tadi, kami berkhayal entah kemana

Tante Dina memang hebat dalam permainannya. Sebagai seorang yang tidak pernah merasakan kenikmatan persetubuhan dengan orang lain selain istriku, bagiku Tante Dina betul-betul memberiku surga dunia. Aku terbaring lemas di sisi Tante Dina. Mataku terpejam rapat seolah tidak ada tenaga untuk membukanya. Dalam hati aku puas karena dapat mengimbangi permainan ranjang Tante Dina. Kulihat Tante Dina tertidur di sebelahku. Dia mengaku puas sekali.

“Kamu memang hebat, penismu luar biasa..!”, katanya dengan nada meronta.
Anehnya, ketika aku merasa capek, Tante Dina malah mengocokkan batang penisku. Suaranya mengiba-iba membangkitkan gairahku.
“Kau suka?”, tanyaku.
Dia tersenyum. Dia mengangguk tanda suka. Saat itu juga tanganku memegang buah dadanya. Tangannya mengocok terus penisku. Penisku tegang lagi. Kami jadi terangsang lagi.
“Kau mau lagi?”, tanyaku dengan suara manja.

Cerita Mesum Tante Dina yang Baru Ku Kenal Lewat SMS – Dia tersenyum manis. Apa yang kuimpikan kini benar-benar menjadi kenyataan. Perlahan-lahan kubuka selimutnya. Kulihat kaki Tante Dina sudah mengejang. Sedikit demi sedikit terus kutarik selimutnya ke bawah. Segunduk daging mulai terlihat. Uff.., detak jantungku kembali berdegup kencang. Kunikmati kembali tubuh Tante Dina tanpa perlawanan. Gundukan bukit kecil yang bersih, dengan bulu-bulu tipis yang mulai tumbuh di sekelilingnya, tampak berkilat di depanku. Kurentangkan kedua kakinya hingga terlihat sebuah celah kecil di balik gundukan bukit Tante Dina.

Kedua belahan bibir mungil kemaluannya kubuka. Melalui celah itu kulihat semua rahasia di dalamnya. Aku menelan air liurku sendiri sambil melihat kenikmatan yang telah menanti. Kudekatkan kepalaku untuk meneliti pemandangan yang lebih jelas. Memang indah membangkitkan birahi. Tak mampu aku menahan ledakan birahi yang menghambat nafasku. Segera kudekatkan mulutku sambil mengecup bibir kemaluan Tante Dina dengan bibir dan lidahku. Rakus sekali lidahku menjilati setiap bagian kemaluan Tante Dina.

Terasa seperti tak ingin aku menyia-nyiakan kesempatan yang dihidangkannya. Setiap kali lidahku menekan keras ke bagian daging kecil yang menonjol di mulut vaginanya, Tante Dina mendesis dan mendesah keenakan. Lidah dan bibirku menjilat dan mengecup perlahan. Beberapa kali kulihat dia mengejangkan kakinya. Aku tak peduli bau khas dari liang kemaluan Tante Dina memenuhi relung hidungku. Malah membuat lidahku bergerak semakin menggila. Kutekan lidahku ke lubang kemaluan Tante Dina yang kini sedikit terbuka. Rasanya ingin kumasukkan lebih dalam lagi, tapi tidak bisa.

Cerita Mesum Tante Dina yang Baru Ku Kenal Lewat SMS – Mungkin karena lidahku kurang keras. Tetapi, kelunakkan lidahku itu membuat Tante Dina beberapa kali mengerang karena nikmat. Dalam keadaan sudah terangsang, kutarik tubuh Tante Dina ke posisi menungging. Ia menuruti permintaanku dan bertanya dengan nada manja.
“Aku kau apakan, sayang?”, bisiknya.

Aku diam saja. Kuatur posisinya. Tangannya meremas sprei hingga kusut. Air mani Tante Dina sudah membasahi kemaluannya. Kubuka pintu kemaluannya. Kulihat dan perhatikan dengan seksama. Memang aku tidak pernah melihat kemaluan wanita serapat itu.

Bau anyir dan bau air maniku bercampur dengan bau asli vagina Tante Dina yang merangsang. Bau vagina seorang wanita! Jelas semua! Bulu kemaluan Tante Dina yang lembab dan melekat berserakan di sekitar vaginanya. Kusibakkan sedikit untuk memberi ruang.

Kumasukkan jari telunjukku ke dalam lubang vaginanya. Kumain-mainkan di dalamnya. Kulihat Tante Dina menggoyang punggungnya. Kucium dan kugigit daging kenyal punggungnya yang putih bersih itu. Kemudan kurangkul pinggangnya. Kumasukkan penisku ke liang vaginanya. Pinggang Tante Dina seperti terhentak. Perlahan-lahan kutusukkan penisku yang besar panjang ke lubang vaginanya dengan posisi “doggy-style”. Tusukanku semakin kencang. Nafsu syahwatku kembali sangat terangsang.

Kali ini berkali-kali aku mendorong dan menarik penisku. Hentakanku memang kasar dan ganas. Kuraih pinggang Tante Dina. Kemudian beralih ke buah dadanya. Kuremas-remas semauku, bebas. Rambutnya acak-acakan. Lama juga Tante Dina menahan lampiasan nafsuku kali ini. Hampir setengah jam.

Tusukanku memang hebat. Kadang cepat, kadang pelan. Kudorong-dorong tubuh Tante Dina. Dia melenguh. Dengusan dari hidungnya memanjang. Berkali-kali. Seperti orang terengah-engah kecapaian.
“Ehh.. ek, Ekh, Ekh.”

Cerita Mesum Tante Dina yang Baru Ku Kenal Lewat SMS – Akhirnya aku merasakan air maniku hampir muntah lagi. Waktu itu kurangkul kedua bahu Tante Dina sambil menusukkan penisku ke dalam. Tenggelam semuanya hingga ke pangkalnya. Waktu itulah kumuntahkan spermaku. Kutarik lagi, dan kuhunjamkan lagi ke dalam. Tiga empat kali kugoyang seperti itu. Tante Dina terlihat pasrah mengikuti hentakanku. Kemudian kupeluk tubuhnya walaupun penisku masih tertancap di dalam kemaluannya. Kuelus-elus buah dadanya. Ngentot

Kudekati mukanya. Kami berciuman. Begitu lama hingga terasa penisku kembali normal. Tante Dina sepertinya kelelahan. Keringat bercucuran di dahi kami. Kami telentang miring sambil berpelukan. Tante Dina terlihat lemas lalu tertidur. Melihat Tante Dina begitu, dan hujan masih belum reda, birahiku bangkit kembali. Kurangkul tubuh Tante Dina dan aku bermain sekali lagi. Tak terasa, kami berdua seperti bermandikan air mani. Setelah itu, kami terkapar berdua.

Ketika aku bangun hari sudah siang. Sekitar jam 12.00 aku buru-buru chek-out dan pulang ke KotaX. Ternyata Tante Dina masih mau kencan lagi denganku. Tapi entah kapan waktunya, dia belum memastikan dan akupun belum memikirkannya.

“Kau memang lelaki KotaX tulen. Tenang-tenang menghanyutkan. Lemah lembut, tapi luar biasa dahsyat,” bisik Tante Dina ketika mengantarku ke Stasiun Gambir.

Setelah kencan mesra di Jakarta tiga bulan lalu, Tante Dina-janda 33 tahun asal Jakarta, sering kirm SMS mesra padaku. Katanya, dia merindukan sentuhanku. Sesungguhnya aku sangat ingin mengulangi kencan mesraku dulu. Tapi waktu tak memungkinkan. Karena itu, aku harus putar otak agar ganti dia yang datang ke KotaX, tempat tinggalku. Bagaimanakah aku harus memaksanya datang ke KotaX? Aku harus cari akal.

Sekedar untuk diingat, aku mengenal Tante Dina setelah menyimak daftar nomor HP wanita-wanita yang butuh teman kencan melalui SMS di internet. Awalnya aku hanya menyebar SMS perkenalan kepada sejumlah wanita. Hasilnya, SMSku dapat jawaban dari seorang wanita 33 tahun asal Jakarta (sebut saja namanya Tante Dina).

Cerita Mesum Tante Dina yang Baru Ku Kenal Lewat SMS – Ketika bercakap-cakap denganku via telepon, semula dia merasa terkejut dan mengaku tak pernah mencari teman kencan pria lewat SMS. Namun setelah berdialog beberapa saat, akhirnya dia mengakui bahwa dirinya adalah seorang wanita yang kesepian. Bahkan, dia malah memintaku datang ke Jakarta dan segala biaya akan dijamin. Tanpa pikir panjang, aku menyatakan siap. Dengan memanfaatkan sebuah kamar hotel berbintang, kami bisa saling memuaskan hingga beberapa ronde.

Sejak kencan pertama itulah, dia sering SMS dan memintaku datang ke Jakarta lagi. Sejujurnya, aku senang-senang saja melihat rintihannya, rengekannya, dan segala kemanjaannya. Namun, ketika aku ingin memenuhi permintaannya, aku tak bisa cuti dari kantor tempat kerjaku

Banyak pekerjaan yang belum kau selesaikan, kenapa harus cuti? Apa kau tak mau promosi jabatan?” tukas manajer personaliaku.

Peringatan manajer personaliaku itu membuatku benar-benar tak berani nekat bolos ke Jakarta. Karuan saja, hatiku gundah. Sementara Tante Dina semakin gencar mengirmkan SMS-SMS rindunya.
“Ayu dong, say. Dahagaku rasanya sudah tak tertahan. Tegakah kau?” Ngentot
Setelah beberapa hari merenung-renung, akhirnya aku punya ide. Aku rayu saja dia melalui email erotic. Ya, aku harus memaksanya datang kemari dengan rayuan-rayuan email eroticku.

Kiriman email pertamaku seperti ini isinya: Tante Dinaku, sayang.. Kau tahu, jika aku bisa bertemu denganmu di kotaku, aku akan mengajakmu pergi tempat yang jauh dan menggairahkan jiwa. Akan kuajak kau ke tempat secret untuk berdua saja, biar aku bisa mereguk kemontokan tubuhmu. Bila memang hubungan semacam itu yang kau cari, maka akan kubawa kau ke kamar yang gelap dan rahasia. Kemudian akan kumanjakan kau dengan jutaan rasa nikmat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *