Bokep Mantanku Dina Lebih Memilih Om Itu Part 2

Sssh… sssh… zzz…ah… ah… hhh…” Tiga menit kemudian dimasukkannya lagi seluruh kontolnya ke dalam nonokku. Dan dikocoknya perlahan. Sampai kira-kira empat menit.
Lama-lama dia mempercepat gerakan keluar-masuk kontolnya pada nonokku. Sambil tertahan-tahan, dia mendesis-desis,
“Din… nonokmu luar biasa… nikmatnya…” Gerakan keluar-masuk secara cepat itu berlangsung sampai sekitar empat menit. Bokep 
Tiba-tiba dicopotnya kontol dari nonokku. Segera dia berdiri dengan lutut mengangkangi tubuhku agar kontolnya mudah mencapai toketku. Kembali diraihnya kedua belah toket montok ku untuk menjepit kontolnya yang berdiri dengan amat gagahnya. Agar kontolnya dapat terjepit dengan enaknya, dia agak merundukkan badannya. Kontol dikocoknya maju-mundur di dalam jepitan toketku. Cairan nonokku yang membasahi kontolnya kini merupakan pelumas pada gesekan-gesekan kontolnya dan kulit toketku.
“Oh…hangatnya… Sssh… nikmatnya…Tubuhmu luarrr biasa…”, dia merintih-rintih keenakan. Aku juga mendesis-desis keenakan,
“Sssh.. sssh… sssh…” Gigiku tertutup rapat. Alis mataku bergerak ke atas ke bawah.
Dia mempercepat maju-mundurnya kontolnya. Dia memperkuat tekanan pada toketku agar kontolnya terjepit lebih kuat. Karena basah oleh cairan nonokku, kepala kontolnya tampak amat mengkilat di saat melongok dari jepitan toketku. Leher kontol yang berwarna coklat tua dan helm kontol yang berwarna pink itu menari-nari di jepitan toketku. Semakin dipercepat kocokan kontolnya pada toketku. Tiga menit sudah kocokan hebat kontolnya di toket montok ku berlangsung. Dia makin cepat mengocokkan kontol di kempitan toket indah ku. Akhirnya dia tak kuasa lagi membendung jebolnya tanggul pertahanannya.
“Din..!” pekiknya dengan tidak tertahankan. Matanya membeliak-beliak. Jebollah pertahanannya.
Kontolnya menyemburkan peju. Crot! Crot! Crot! Crot! Pejunya menyemprot dengan derasnya. Sampai empat kali. Kuat sekali semprotannya, sampai menghantam rahangku. Peju tersebut berwarna putih dan kelihatan sangat kental. Dari rahang peju mengalir turun ke arah leherku. Peju yang tersisa di dalam kontolnya pun menyusul keluar dalam tiga semprotan. Cret! Cret! Cret! Kali ini semprotannya lemah. Semprotan awal hanya sampai pangkal leherku, sedang yang terakhir hanya jatuh di atas belahan toketku. Dia menikmati akhir-akhir kenikmatan.
“Luar biasa…Din, nikmat sekali tubuhmu…,” dia bergumam.
“Kok gak dikeluarin di dalem aja om”, kataku lirih.
“Gak apa kalo om ngecret didalem Din”, jawabnya.
“Gak apa om, biasanya cowokku juga ngecret didalem kok om. Tapi belum dien tot juga aku ngerasa nikmat sekali om”, kataku lagi.
“Ini baru ronde pertama Din, mau lagi kan ronde kedua”, katanya.
“Mau om, tapi ngecretnya didalem ya”, jawabku. “Kok tadi kamu diem aja Din”, katanya lagi.
“Bingung om, tapi nikmat”, jawabku sambil tersenyum.
“Engh…” aku menggeliatkan badanku.
Dia segera mengelap kontol dengan tissue yang ada di atas meja, dan mengelap peju yang berleleran di rahang, leher, dan toketku. Ada yang tidak dapat dilap, yakni cairan peju yang sudah terlajur jatuh di rambut ku.
“Mo kemana om”, tanyaku. Bokep 
“Mo ambil minum dulu”, jawabnya.
Dia kembali membawa gelas berisi air putih, diberikannya kepada ku yang langsung kutenggak sampe habis. Dia kembali lagi untuk mengisi gelas dengan air. Masih tidak puas dia memandangi toket indahku yang terhampar di depan matanya. Dia memandang ke arah pinggangku yang ramping dan pinggulku yang melebar indah. Terus tatapannya jatuh ke nonokku yang dikelilingi oleh jembut hitam jang lebat. Aku ingin mengulangi permainan tadi, digeluti, didekap kuat. Mengocok nonokku dengan kontolnya dengan irama yang menghentak-hentak kuat. Dan dia dapat menyemprotkan pejunya di dalam nonokku sambil merengkuh kuat-kuat tubuhnya saat aku nyampe. Nafsuku terbakar. Aku diajaknya kekamar. Aku berbaring diranjang dan dia disebelahku.
“Din…,” desahnya penuh nafsu. Bibirnya pun menggeluti bibirku. Bibir sensualku yang menantang itu dilumat-lumat dengan ganasnya. Sementara aku pun tidak mau kalah. Bibirku pun menyerang bibirnya dengan dahsyatnya, seakan tidak mau kedahuluan oleh lumatan bibirnya. Kedua tangannyapun menyusup diantara lenganku. Tubuhku sekarang berada dalam dekapannya. Dia mempererat dekapannya, sementara aku pun mempererat pelukanku pada dirinya. Kehangatan tubuhnya terasa merembes ke badanku, toketku yang membusung terasa semakin menekan dadanya. Aku meremas-remas kulit punggungnya. Aku mencopot celananya dan merangkul punggungnya lagi.
Dia kembali mendekap erat tubuhku sambil melumat kembali bibirku. Dia terus mendekap tubuhku sambil saling melumat bibir. Sementara tangan kami saling meremas-remas kulit punggung. Kehangatan menyertai tubuh bagian depan kami yang saling menempel. Kini kurasakan toketku yang montok menekan ke dadanya. Dan ketika saling sedikit bergeseran, pentilku seolah-olah menggelitiki dadanya. Kontolnya terasa hangat dan mengeras. Tangan kirinya pun turun ke arah perbatasan pinggang ramping dan pinggul besar ku, menekannya kuat-kuat dari belakang ke arah perutnya. Kontolnya tergencet diantara perut bawahku dan perut bawahnya. Sementara bibirnya bergerak ke arah leherku, diciumi, dihisap-hisap dengan hidungnya, dan dijilati dengan lidahnya.
“Ah… geli… geli…,” desahku sambil menengadahkan kepala, agar seluruh leher sampai daguku terbuka dengan luasnya. Aku pun membusungkan dadaku dan melenturkan pinggangku ke depan. Dengan posisi begitu, walaupun wajahnya dalam keadaan menggeluti leherku, tubuh kami dari dada hingga bawah perut tetap dapat menyatu dengan rapatnya.
Tangan kanannya lalu bergerak ke dadaku yang montok, dan meremas-remas toketku dengan perasaan gemas. Setelah puas menggeluti leherku, wajahnya turun ke arah belahan dadaku. Dia berdiri dengan agak merunduk. Tangan kirinya pun menyusul tangan kanan, yakni bergerak memegangi toket. Digeluti belahan toketku, sementara kedua tangannya meremas-remas kedua belah toketku sambil menekan-nekankannya ke arah wajahnya. Digesek-gesekkan memutar wajahnya di belahan toketku. Bibirnya bergerak ke atas bukit toket sebelah kiri. Diciuminya bukit toketku, dan dimasukkan pentil toketku ke dalam mulutnya. Kini dia menyedot-sedot pentil toket kiriku. Di ainkan pentilku di dalam mulutnya dengan lidah. Sedotan kadang diperbesar ke puncak bukit toket di sekitar pentil yang berwarna coklat.
“Ah… ah… om…geli…,” aku mendesis-desis sambil menggeliatkan tubuh ke kiri-kanan. Dia memperkuat sedotannya.
Sementara tangannya meremas kuat toket sebelah kanan. Kadang remasan diperkuat dn diperkecil menuju puncak, dan diakhiri dengan tekanan-tekanan kecil jari telunjuk dan ibu jarinya pada pentilku.
“Om… hhh… geli… geli… enak… enak… ngilu…ngilu…” Dia semakin gemas.
Toketku dimainkan secara bergantian, antara sebelah kiri dan sebelah kanan. Bukit toket kadang disedot sebesar-besarnya dengan tenaga isap sekuat-kuatnya, kadang yang disedot hanya pentilku dan dicepit dengan gigi atas dan lidah. Belahan lain kadang diremas dengan daerah tangkap sebesar-besarnya dengan remasan sekuat-kuatnya, kadang hanya dipijit-pijit dan dipelintir-pelintir kecil pentil yang mencuat gagah di puncaknya.
“Ah…om… terus… hzzz…ngilu… ngilu…” aku mendesis-desis keenakan. Mataku kadang terbeliak-beliak. Geliatan tubuhku ke kanan-kiri semakin sering frekuensinya. Sampai akhirnya aku tidak kuat melayani serangan-serangan awalnya. Jari-jari tangan kananku yang mulus dan lembut menangkap kontolnya yang sudah berdiri dengan gagahnya. “Om.. kontolnya besar ya”, ucapku. Sambil membiarkan mulut, wajah, dan tangannya terus memainkan dan menggeluti kedua belah toketku, jari-jari lentik tangan kananku meremas-remas perlahan kontolnya secara berirama.
Dia merengkuh tubuhku dengan gemasnya. Dikecupnya kembali daerah antara telinga dan leherku. Kadang daun telinga sebelah bawahnya dikulum dalam mulutnya dan dimainkan dengan lidahnya. Kadang ciumannya berpindah ke punggung leherku yang jenjang. Dijilati pangkal helaian rambutku yang terjatuh di kulit leherku. Sementara tangannya mendekap dadaku dengan eratnya. Telapak dan jari-jari tangannya meremas-remas kedua belah toketku. Remasannya kadang sangat kuat, kadang melemah. Sambil telunjuk dan ibu jari tangan kanannya menggencet dan memelintir perlahan pentil toket kiriku, sementara tangan kirinya meremas kuat bukit toket kananku dan bibirnya menyedot kulit mulus pangkal leherku yang bebau harum, kontolnya digesek-gesekkan dan ditekan-tekankan ke perutku. Aku pun menggelinjang ke kiri-kanan.
“Ah… om… ngilu… terus om… terus… ah… geli… geli…terus… hhh… enak… enaknya… enak…,” aku merintih-rintih sambil terus berusaha menggeliat ke kiri-kanan dengan berirama sejalan dengan permainan tangannya di toketku. Akibatnya pinggulku menggial ke kanan-kiri.
“Din.. enak sekali Din… sssh… luar biasa… enak sekali…,” diapun mendesis-desis keenakan.
“Om keenakan ya? kontol om terasa besar dan keras sekali menekan perut aku. Wow… kontol om terasa hangat di kulit perut aku. Tangan om nakal sekali … ngilu,…,” rintihku.
“Jangan mainkan hanya pentilnya saja… geli… remas seluruhnya saja…” aku semakin menggelinjang-gelinjang dalam dekapan eratnya.
Aku sudah makin liar saja desahannya, aku sangat menikmati gelutannya, lupa bahwa dia ini om suamiku.
“Om.. remasannya kuat sekali… Tangan om nakal sekali..Sssh… sssh… ngilu… ngilu…Ak… kontol om … besar sekali… kuat sekali…”
Aku menarik wajahnya mendekat ke wajahku. Bibirku melumat bibirnya dengan ganasnya. Dia pun tidak mau kalah. Dilumatnya bibirku dengan penuh nafsu yang menggelora, sementara tangannya mendekap tubuhku dengan kuatnya. Kulit punggungku yang teraih oleh telapak tangannya diremas-remas dengan gemasnya. Kemudian dia menindihi tubuhku. Kontolnya terjepit di antara pangkal pahaku dan perutnya bagian bawah. artikelbokep.com Akhirnya dia tidak sabar lagi. Bibirnya kini berpindah menciumi dagu dan leherku, sementara tangannya membimbing kontolnya untuk mencari nonokku.
Diputar-putarkan dulu kepala kontolnya di kelebatan jembut disekitar bibir nonokku. Aku meraih kontolnya yang sudah amat tegang. Pahaku yang mulus itu terbuka agak lebar. “Om kontolnya besar dan keras sekali” kataku sambil mengarahkan kepala kontolnya ke nonokku. Kepala kontolnya menyentuh bibir nonokku yang sudah basah. Dengan perlahan-lahan dan sambil digetarkan, kontol ditekankan masuk ke kunonok. Kini seluruh kepala kontolnya pun terbenam di dalam nonokku. Dia menghentikan gerak masuk kontolnya.
“Om… teruskan masuk… Sssh… enak… jangan berhenti sampai situ saja…,” aku protes atas tindakannya.
Namun dia tidak perduli. Dibiarkan kontolnya hanya masuk ke nonokku hanya sebatas kepalanya saja, namun kontolnya digetarkan dengan amplituda kecil. filmbokepjepang.sex Sementara bibir dan hidungnya dengan ganasnya menggeluti leherku yang jenjang, lengan tanganku yang harum dan mulus, dan ketiakku yang bersih dari bulu. Aku menggelinjang-gelinjang dengan tidak karuan.
“Sssh… sssh…enak… enak… geli..geli, om. Geli… Terus masuk, om..” Bibirnya mengulum kulit lengan tanganku dengan kuat-kuat.
Sementara tenaga dikonsentrasikan pada pinggulnya. Dan…satu… dua… tiga! kontolnya ditusukkan sedalam-dalamnya ke dalam nonokku dengan sangat cepat dan kuat. Plak! Pangkal pahanya beradu dengan pangkal pahaku yang sedang dalam posisi agak membuka dengan kerasnya. Sementara kontolnya bagaikan diplirid oleh bibir nonokku yang sudah basah dengan kuatnya sampai menimbulkan bunyi: srrrt!
“Auwww!” pekikku. Dia diam sesaat, membiarkan kontolnya tertanam seluruhnya di dalam nonokku tanpa bergerak sedikit pun.
“Sakit om… ” kataku sambil meremas punggungnya dengan keras.
Dia pun mulai menggerakkan kontolnya keluar-masuk nonokku. Seluruh bagian kontolnya yang masuk nonokku dipijit-pijit dinding lobang nonokku dengan agak kuatnya.
“Bagaimana Din, sakit?” tanyaku.
“Sekarang sudah enggak om…ssh… enak sekali… enak sekali… kontol om besar dan panjang sekali… sampai-sampai menyumpal penuh seluruh penjuru nonok aku..,” jawabku. Dia terus memompa nonokku dengan kontolnya perlahan-lahan.
Toketku yang menempel di dadanya ikut terpilin-pilin oleh dadanya akibat gerakan memompa tadi. Kedua pentilku yang sudah mengeras seakan-akan mengkilik-kilik dadanya. Kontolnya diiremas-remas dengan berirama oleh otot-otot nonokku sejalan dengan genjotannya tersebut. Sementara setiap kali menusuk masuk kepala kontolnya menyentuh suatu daging hangat di dalam nonokku. Sentuhan tersebut serasa geli-geli nikmat. Dia mengangkat kedua kakiku. Sambil menjaga agar kontolnya tidak tercabut dari nonokku, dia mengambil posisi agak jongkok. Betis kananku ditumpangkan di atas bahunya, sementara betis kiriku didekatkan ke wajahnya.
Sambil terus mengocok nonokku perlahan dengan kontolnya, betis kiriku yang amat indah itu diciumi dan dikecupi dengan gemasnya. Setelah puas dengan betis kiri, ganti betis kanannya yang diciumi dan digeluti, sementara betis kiriku ditumpangkan ke atas bahunya. Begitu hal tersebut dilakukan beberapa kali secara bergantian, sambil mempertahankan gerakan kontolnya maju-mundur perlahan di nonok ku. Setelah puas dengan cara tersebut, dia meletakkan kedua betisku di bahunya, sementara kedua telapak tangannya meraup kedua belah toketku. Masih dengan kocokan kontol perlahan di nonokku, tangannya meremas-remas toket montok ku. Kedua gumpalan daging kenyal itu diremas kuat-kuat secara berirama.
Kadang kedua pentilku digencet dan dipelintir-pelintir secara perlahan. Pentilku semakin mengeras, dan bukit toketku semakin terasa kenyal di telapak tangannya. Aku pun merintih-rintih keenakan. Mataku merem-melek, dan alisku mengimbanginya dengan sedikit gerakan tarikan ke atas dan ke bawah.
“Ah…om, geli… geli… … Ngilu om, ngilu… Sssh… sssh… terus om, terus…. kontol om membuat nonok aku merasa enak sekali… Nanti jangan dingecretinkan di luar nonok, ya om. Ngecret di dalam saja… ” Dia mulai mempercepat gerakan masuk-keluar kontolnya di nonokku. “Ah-ah-ah… bener, om. Bener… yang cepat…Terus om, terus… ” Dia bagaikan diberi spirit oleh rintihan-rintihanku.
Tenaganya menjadi berlipat ganda. Ditingkatkan kecepatan keluar-masuk kontolnya di nonokku. Terus dan terus. Seluruh bagian kontolnya diremas-remas dengan cepatnya oleh nonokku. Aku menjadi merem-melek. Begitu juga dirinya, dia pun merem-melek dan mendesis-desis karena merasa keenakan yang luar biasa.
“Sssh… sssh… Din… enak sekali… enak sekali nonokmu… enak sekali nonokmu…”
“Ya om, aku juga merasa enak sekali… terusss…terus om, terusss…” Dia meningkatkan lagi kecepatan keluar-masuk kontolnya pada nonokku

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *