Pendekatan terhadap pendidikan seksualitas dapat bervariasi di antara negara-negara berkembang karena dipengaruhi oleh budaya, nilai-nilai sosial, agama, dan faktor-faktor politik. Berikut adalah beberapa perbandingan umum dari pendekatan pendidikan seksualitas di beberapa negara berkembang:
- Afrika Selatan: Afrika Selatan dikenal memiliki pendekatan yang maju dalam pendidikan seksualitas. Mereka mengintegrasikan pendidikan seksualitas dalam kurikulum sekolah untuk mengatasi masalah HIV/AIDS yang serius di negara mereka. Program-program ini sering kali mencakup informasi tentang kontrasepsi, perlindungan terhadap penyakit menular seksual (PMS), dan hak-hak reproduksi.
- Brasil: Brasil juga mengintegrasikan pendidikan seksualitas dalam kurikulum sekolah. Namun, ada perbedaan pendekatan antara negara bagian yang lebih konservatif dan yang lebih liberal. Pendidikan seksualitas di Brasil sering mencakup informasi tentang anatomi reproduksi, kontrasepsi, serta perlindungan terhadap PMS.
- India: Di India, pendekatan terhadap pendidikan seksualitas dapat sangat bervariasi tergantung pada wilayah dan latar belakang agama. Di beberapa tempat, ada upaya untuk mengintegrasikan pendidikan seksualitas dalam kurikulum sekolah sebagai respons terhadap masalah-masalah seperti kehamilan remaja dan kekerasan seksual. Namun, masih ada resistensi dari kelompok-kelompok konservatif terhadap pendekatan ini.
- Mesir: Di Mesir, pendidikan seksualitas sering kali dianggap sebagai topik yang sensitif dan sering kali tidak dibahas secara terbuka di lingkungan sekolah. Peraturan dan budaya yang lebih konservatif dapat membuat sulit untuk menerapkan program-program pendidikan seksualitas yang komprehensif.
- Nigeria: Nigeria menghadapi tantangan serupa dengan Afrika Selatan dalam hal HIV/AIDS dan memiliki program-program pendidikan seksualitas yang diarahkan untuk meningkatkan kesadaran akan PMS dan kontrasepsi. Namun, upaya ini sering kali dihadapi dengan tantangan dari kelompok-kelompok yang lebih konservatif.
Secara umum, pendekatan pendidikan seksualitas di negara-negara berkembang mencerminkan perbedaan budaya, nilai-nilai, dan tantangan kesehatan masyarakat yang unik. Kendati demikian, ada tren menuju integrasi yang lebih besar dari pendidikan seksualitas dalam kurikulum sekolah sebagai upaya untuk mengatasi masalah kesehatan reproduksi dan sosial yang kompleks.