Perilaku seksual berisiko merujuk kepada tindakan atau praktik seksual yang meningkatkan kemungkinan terjadinya dampak negatif bagi individu yang terlibat. Hal ini mencakup berbagai perilaku seperti hubungan seksual tanpa penggunaan kondom atau penggunaan kondom yang tidak konsisten, berhubungan seks di bawah pengaruh obat-obatan atau alkohol, serta terlibat dalam hubungan seksual yang tidak aman atau tidak sehat.
Perilaku seksual berisiko dapat menyebabkan penyebaran penyakit menular seksual (PMS) seperti HIV/AIDS, sifilis, atau hepatitis B dan C. Selain itu, dapat pula berkontribusi terhadap kehamilan yang tidak direncanakan, konsekuensi sosial seperti stigmatisasi, serta dampak psikologis seperti rasa bersalah, cemas, atau depresi.
Pencegahan perilaku seksual berisiko melibatkan pendidikan seksual yang komprehensif, yang mencakup informasi tentang keamanan seksual, penggunaan kondom, dan pentingnya tes HIV dan PMS secara rutin. Selain itu, penting juga untuk mendorong kesadaran akan kesehatan mental dan emosional dalam konteks aktivitas seksual, serta mempromosikan hubungan yang saling menghormati dan bertanggung jawab.
Langkah-langkah pencegahan yang efektif termasuk mempromosikan kesehatan seksual yang holistik, menyediakan akses yang mudah ke layanan kesehatan seksual, dan mendukung inisiatif masyarakat yang bertujuan untuk mengurangi praktik seksual berisiko. Dengan demikian, kita dapat membangun lingkungan yang mendukung keputusan yang informasional dan sehat dalam kehidupan seksual, serta mengurangi dampak negatif dari perilaku seksual yang berisiko.