Sex Membalas Dendam Menjadi Asisten Dukun Hi-Tech Part 2

Aku menutup mataku karena entah kenapa aku menikmati dicumbu oleh Wawan. Akhirnya, setelah puas melumat bibirku, Wawan pun melepaskan cumbuannya terhadap bibirku dan mulai menurunkan ciumannya ke leher jenjangku membuatku kegelian. Hei, aku baru sadar, kata orang-orang kalau sedang mimpi tidak terasa apa-apa dan tidak ingat semuanya, tapi kok aku merasa geli dan aku ingat kalau aktifitas terakhirku sebelum tidur yaitu rebahan di kasur. Tapi, begitu aku menyadarinya, Wawan sudah mulai menjilati payudaraku yang masih terbungkus baju berwarna putih sehingga baju yang kupakai waktu itu basah karena jilatannya. Lalu dia mulai membuka kaosku dari bawah dengan kedua tangannya sehingga lama kelamaan baju yang menutup bagian atas tubuhku terbuka dan perut serta bh yang menutupi payudaraku bisa terlihat olehnya. Aku pun meluruskan tanganku ke atas sehingga dia bisa membuka bajuku, setelah membuka bajuku, dia membuka kaitan bhku dengan kedua tangannya sementara dia jilati belahan payudaraku membuat birahiku semakin di puncak saja. Setelah beberapa detik berusaha, kait bhku pun terlepas dan bhku langsung dilepaskan olehnya lewat kepalaku lagi. Sex
Wawan menyuruhku agar tanganku tetap lurus ke atas sehingga dia bisa menjilati payudaraku dengan leluasa. Wawan menjilati kedua buah payudaraku yang montok dan kencang mulai dari pangkalnya alias dekat ketiakku. Aku merasa geli yang teramat sangat karena dia kadang-kadang menjilati ketiakku sehingga aku ingin menurunkan kedua tanganku tapi tidak bisa karena ditahan olehnya dengan kedua tangannya. putri77.org Setelah itu, dia alihkan jilatannya ke belahan payudaraku dari atas hingga turun ke bawah, kemudian setelah belahan payudaraku basah oleh air liurnya, dia jilati seluruh permukaan payudaraku yang putih mulus dengan lidahnya hingga semuanya tertutupi air liurnya. Kini dari semua sudut payudaraku, sekarang tinggal putingku saja yang belum tersentuh lidahnya. Tanpa buang-buang waktu, dia gerakkan lidahnya menuju putingku, lalu dia mulai menjilati, menyedot, dan mengigiti putingku yang masih agak berwarna pink itu sementara putingku yang satunya dipelintir dan ditarik-ditarik oleh kedua jarinya membuatku semakin merasa nikmat saja.
Rupanya dia sudah tidak tahan lagi, dia berjongkok sehingga kini vaginaku tepat berada di depan wajahnya, Wawan merangkul pantatku dengan kedua tangannya sehingga vaginaku semakin mendekat ke arah wajahnya. Wawan menjilati vaginaku mulai dari daerah selangkanganku sampai ke bibir vaginaku yang masih tertutup rapat.
“aahhh,,,mmmhhh,,,”, desahku menerima serangan lidah Wawan di sekitar vaginaku.
“aaahhhh,,,akkuu keellluuaarrr”, erangku ketika mencapai orgasme karena sudah tidak tahan. Aku sudah tidak bisa membedakan lagi ini mimpi atau bukan karena rasa nikmat yang kurasakan begitu nyata. Kemudian, Wawan menyeruput habis cairan yang mengalir keluar dari vaginaku tanpa menyisakannya.
Begitu menghabiskan cairanku, Wawan menyuruhku tiduran di ranjang, aku menurutinya tanpa pikir panjang. Dia mendekati tubuhku yang sudah terbaring pasrah di atas ranjang, Wawan membuka kedua kakiku lebar-lebar sehingga vaginaku yang sangat bersih dan harum terlihat olehnya. Wawan seperti serigala yang kelaparan melihat bentuk vaginaku yang sangat bagus dan dalamnya masih merah merekah. Wawan letakkan kedua kakiku di bahunya dan dia langsung menaruh penisnya di depan bibir vaginaku yang masih tertutup rapat. Dia elus-eluskan penisnya di belahan bibir vaginaku membuatku menjadi semakin menginginkannya dan tanpa sadar aku berkata.
“ayoo,,cepeet Wan,,gue udaahh gaakkk taahaann”. Dia tersenyum melihatku yang sudah berhasil ia kuasai. Wawan membuka bibir vaginaku dengan kedua jarinya dan dia langsung bersiap-siap dengan menaruh penisnya di depan lubang vaginaku dan.. Sex
“bleess,,,mmhhhh”, desahku ketika penis Wawan yang tidak begitu besar menembus masuk ke lubang vaginaku. Tanpa berlama-lama Wawan langsung mulai memompa penisnya keluar masuk vaginaku.
“aahhh,,,teeruusss,,”, desahku karena memang terasa nikmat.
Desahan-desahan lembut keluar dari mulutku yang tak henti-hentinya menerima hujaman demi penis Wawan menerjang vaginaku. Selama terus menggenjotku, tangannya meremas-remas kedua payudaraku dan memilin-milin putingku, juga dia terus mencumbuku seolah aku kekasihnya yang sudah berpuluh-puluh tahun tak bertemu. Dia putar-putarkan pinggulnya sehingga penisnya terasa berputar di dalam vaginaku. 15 menit kemudian, aku tak tahan dan akhirnya aku orgasme untuk yang kedua kalinya, tapi cairanku tertahan oleh penis Wawan yang sedang tertanam di vaginaku sehingga berbunyi kecipak air setiap kali penisnya bergerak keluar masuk vaginaku. 5 menit kemudian, aku merasakan penis Wawan berdenyut-denyut dan akhirnya, Wawan pun oergasme dan menyemburkan spermanya di dalam vaginaku. Spermanya benar-benar terasa hangat di dalam vaginaku. Setelah itu, tiba-tiba aku tersadar dan membuka mataku, jantungku berdegup kencang seperti sehabis mimpi buruk, tapi itu memang mimpi buruk kurasa. Selain merasa deg-degan, aku juga merasakan vaginaku basah, maka dari itu aku langsung membuka selimut dan melihat ke arah selangkanganku yang terbalut celana tidurku yang terbuat dari katun. Jelas sekali, di celanaku basah hanya di bagian selangkanganku saja, karena penasaran, aku membuka celana tidurku, dan karena kalau tidur aku tidak memakai celana dalam, aku pun bisa langsung melihat vaginaku belepotan dengan noda putih.
Aku mencolek sedikit cairan putih itu, cairan itu sangat lengket dan ketika aku memutuskan untuk sedikit menjilatnya agar lebih yakin, aku jadi benar-benar yakin kalau itu adalah sperma yang sudah bercampur cairanku sendiri.
“hah?! kok bisa ada peju disini? apa gara-gara mimpi tadi?”, tanyaku keheranan juga ketakutan. Untungnya sudah jam 8 pagi sehingga aku bisa bangun dan bertanya ke teman-temanku. Siangnya, aku bercerita kepada teman-temanku, dan mereka mengatakan kalau aku harus ke dukun.
“apaan lo bilang Wi, dukun? gak ah, gue kan paling anti ama yang begituan”.
“coba dulu dah, nih gue kasih alamatnya”.
“yaudah, tapi gue gak bakal ke sana, daripada gue ke dukun mendingan gue dugem”.
“ada benernya juga Lo”, sambung Riska.
“yaudah, ntar malem kita dugem yuk”.
“ok, gurlz nanti malem kita dugem ya”.
Scene II : Dukun Hi-tech
Di klub malam itu, tak biasanya aku mual-mual, biasanya meskipun aku minum lenih dari 5 gelaspun aku kuat, tapi malam itu, entah kenapa aku merasa mual, untung aku bisa menahan dan muntah di kamar mandi sehingga aku tidak muntah di depan banyak orang. Saat di toilet, aku berkaca untuk merapikan make-upku, tapi tiba-tiba aku melihat sesosok orang dan ternyata itu adalah Wawan menatapku dingin. filmbokepjepang.sex Spontan, aku terkejut dan lari keluar kamar mandi. Sejak kejadian malam itu, aku sering melihat bayangan Wawan baik di cermin, jendela, ataupun tepat berada di hadapanku. Tapi dengan menenangkan hatiku, aku bisa melewati malam itu tanpa mimpi buruk. Esok harinya, setelah bangun tidur, sambil bermalas-malasan aku menyalakan televisi dan kebetulan chanelnya tentang berita. Aku menjatuhkan remote dan tersentak kaget melihat berita di channel yang kusaksikan.
“telah diketemukan lelaki berumur 20 tahun gantung diri di kamarnya setelah ditolak oleh seorang gadis”.
“ah, mampus gue, apa gara-gara gue? jadi mimpi yang kemarin ‘n bayangan-bayangan yang gue lihat, jangan-jangan hantu”. Badanku langsung keringat dingin dan pucat, untungnya Mbok Tari masuk untuk membawakan sarapan.
“non, nih sarapannya”, kata Mbok Tari sambil meletakkan makanan di meja yang berada di samping ranjangku.
“mbookk,,,”, teriakku sambil memeluk Mbok Tari dengan kencang.
“ada apa Non, kok pucat begini?”.
“tadi malem, aku abis ngeliat hantu”.
“tenang non, tenang non”, Mbok Tari berusaha menenangkanku sampai aku tenang 3 menit kemudian.
“udah non, sekarang udah siang, jadi gak bakalan ada hantu”. Setelah kupikir-pikir Mbok Tari ada benarnya juga sehingga aku menjadi tenang. Setelah itu, aku mandi sambil ditemani oleh Mbok Tari karena aku masih merasa takut. Kemudian, aku pergi ke salon sambil was-was, takut-takut ada hantu Wawan di kursi belakangku. Di perjalanan aku terus-terusan mual, dan ingin muntah sampai-sampai aku harus berhenti untuk muntah. artikelbokep.com Aku juga jadi memikirkan masalah mualku ini.
“masa’ gara-gara tadi malem, masih kerasa ampe udah siang begini sih?”, tanyaku dalam hati. Karena itu aku membatalkan rencanaku untuk pergi ke salon dan jadi pergi ke dokter. Dokter bilang tidak ada apa-apa dengan diriku dan mual-mual yang kurasakan hanyalah masuk angin biasa, tapi aku yakin ada sesuatu yang tidak beres dengan diriku. Hari demi hari berlalu, aku masih mual-mual dan terus menerus dihantui oleh hantu Wawan sampai aku merasa tidak tahan lagi dan hampir gila, saat itulah aku melihat sepotong kertas di dompetku.
“apaa nih?”, tanyaku dalam hati. Dan ternyata itu kertas itu berisikan alamat dukun yang pernah ditawarkan oleh Dewi. Aku memutuskan untuk mencobanya, daripada aku tidak melakukan usaha apa-apa dan bisa-bisa lama kelamaan aku menjadi gila. Tapi, aku tidak mengajak teman-temanku karena aku sudah pernah bilang kalau aku anti dukun, masa’ tiba-tiba aku berubah pikiran, gengsi donk.
Yang aku tau, dukun biasa buka praktek pada malam hari, jadi aku memutuskan untuk datang malam hari. Malam harinya aku langsung memacu mobilku ke tempat praktek dukun itu yang bertempat di jl. Pocong Marocong. Setelah sampai, rumahnya sangat seram sesuai dengan dugaanku, aku masuk ke dalam rumah dan betapa kagetnya karena begitu aku masuk keadaan dalam rumah sang dukun sangat berbeda dengan di luarnya. Di dalam ruangan itu, ada foto-foto sang dukun yang ternyata narsis, ada yang sedang senyum, ada foto yang seperti gaya Naif atau jaman dulu, bahkan ada fotonya yang sedang memeluk Teddy Bear. Tiba-tiba kudengar suara.
“silakan masuk Vina”. Aku tersentak kaget karena suara itu entah muncul darimana dan bagaimana dia bisa tau namaku. Aku pun mendekati pintu satu-satunya yang ada di hadapanku. Begitu aku masuk ke dalam, aku menjadi kurang yakin kalau tempat yang kudatangi adalah rumah dukun karena ruangan itu dicat pink dan banyak teddy bearnya, ditambah lagi, ada seorang pria tua dihadapanku yang sedang memegang laptop dan memakai pakaian seperti Rhoma Irama.
“silakan duduk dek Vina, sebentar ya, gue lagi main CS nih”. Aku pun duduk di hadapannya dengan wajah heran dan bingung. Tiba-tiba.
“mampus lo, akhirnya kena juga gue tembak”. Aku agak kaget juga mendengarnya berteriak seperti itu. Tak lama kemudian dia menyapaku.
“maaf ya, gue tadi main dulu, abis tanggung sih”.
“mm,, maaf nih, mbah, dukun apa bukan?”.
“ya dukunlah, emang lo kira apa?”.
“abisnya gak meyakinkan sih”.
“emang menurut lo dukun tuh kayak gimana?”.
“yah biasanya kan, dukun itu serem, catnya gelap, dekorasinya tengkorak, pokoknya yang kayak gitu deh”.
“aah, itu mah dukun kuno”.
“oh, jadi mbah dukun gaul ya?”.
“yah, bisa dibilang begitu”.
“terus kenapa catnya pink ‘n banyak teddy bear?”.
“oh, gue emang agak feminim”.
“ini dukun beneran apa bukan sih?”, tanyaku dalam hati.
“udah, jangan ngebahas itu, lo punya masalah diikuti hantu terus kan?”.
“hah?! mbah tau darimana?”.
“lo lihat di pintu masuk tadi deh”, aku pun langsung menoleh ke belakang dan melihat ada semacam gerbang seperti alat pendetektor logam yang ada di bandara pesawat.
“itu bukannya alat pendetektor logam, mbah?”.
“oh, bukan, itu, alat pendetektor masalah gaib”.
“hmmh? saya jadi bingung nih mbah?”.
“udah, deh pokoknya, gue tau masalah lo”.
“mbah dapet dari mana tuh alat?”.
“dari temen chatting sesama dukun dari Amrik”. Aku jadi semakin bingung saja.
“oh ya mbah tau darimana nama saya?”.
“lo gak lihat ada kamera pengawas di depan pintu, nah kan gue dapet tuh gambar lo, langsung dah gue cek ke markas polisi tentang data lo”.
“hah, kok bisa?”.
“iya, dong, biar dukun, gue juga bisa ngehack”.
“ah, bingung saya jadinya mbah”.
“udah, lo gak perlu bingung, mendingan sekarang lo diem dulu dah”. Lalu mulutnya komat-kamit sperti sedang membaca mantra, dan tak lama kemudian Mbahpun selesai.
Mbah, nama mbah siapa?”.
“oh ya, gue lupa, nama gue, Charles Ganteng, biasa dipanggil Centeng”.
“…”, aku hanya diam.
“oh ya, nama hantu yang ngikutin lo Wawan kan?.
“iya, tau darimana Mbah?”.
“emangnya tadi gue komat-kamit buat apa”.
“ya maap mbah, sayakan gak tau”.
“bentar ya, gue e-mail si Wawan dulu biar dateng ke sini”.
Biarpun cara manggil hantunya tidak biasa, tapi hantu Wawan benar-benar muncul di samping Mbah Centeng.
“nah, ini dia, si hantu, sini lo”. Wawan pun mendekati Mbah Centeng.
“lo kenapa gangguin si neng cantik ini?”.
“abisnya gue cinta mati ama dia”, jawab hantu Wawan.
“cinta sih cinta, tapi kan lo beda dunia sekarang, mendingan sekarang lo jangan ngikutin neng Vina lagi, kalau gak gue kepret, jadi babi lo”.
“gue bakal terus ngikutin Vina”.
“ee,, dibilangin ngeyel ye,,”.
“bukan gitu, Vina udah ngandung bayi gue”.
“hah?!”, aku tersentak kaget.
“emang bener?”, tanya Mbah Centeng kepadaku.
“saya gak pernah begituan ama dia mbah, paling-paling waktu di dalam mimpi yang pernah gue alamin”, jawabku.
“ooh gitu, waduh curang lo ye, mau mati, sempet-sempetnya nanem peju di neng ini, supaya arwah lo terus ngikutin neng ini”.
“udah pergi lo, gue mau ngobatin neng ini dulu, abis itu nanti gue balikin lo ke alam lo”. Hantu Wawan pun langsung menghilang meninggalkan aku dan Mbah Centeng.
“oh gitu ceritanya,, i see”, ocehan Mbah Centeng.
“gini aja dek Vina, lo mau gak telanjang?”.
“hah, buat apa mbah?”.
“supaya gue bisa ngangkat tuh bayi”.
“di cessar aja deh mbah”.
“emangnya gue dokter!! lagian ini kan bayi goib, jadi mana bisa”.
“oh, ya, yaudah mbah, saya mau telanjang deh, tapi mbah jangan ngiler ya ngeliat body saya”.
“lo do’ain aja biar gue gak nafsu”. Aku mulai melucuti pakaianku satu per satu mulai dari kaos, celana jeans, sampai bra dan juga celana dalamku sehingga kini tubuh putih mulusku terpampang jelas di hadapan Mbah Centeng tanpa sehelai benang pun.
“body lo mantep banget”.
“tuh kan mbah jadi mupeng”.
“wajar dong, gue cowok normal biarpun agak fenimim”.
“terus, saya mau diapain mbah?”.
“oh ya, ampe lupa, lo tiduran deh”. Aku menurutinya dan tidur terlentang di lantai.
“bentar ya, gue scan dulu pake hp gue”.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *