Cerita Sex – Perkenalan Ambisi Sex

Aku belum mempunyai pacar. Aku anak ke 3 dari 4 bersaudara dan semua perempuan. Kakak-kakakku semua sudah mempunyai pacar, kecuali adikku yang paling kecil kelas dua SMP.
 Pengalaman ini terjadi sekitar awal bulan Februari tahun 2001. Pengalaman ini tidak kukarang sendiri tapi berdasarkan cerita asli yang kualami di tahun 2001 ini. Ceritanya begini. Bermula saat aku berkenalan dengan seorang cowok, sebut saja namanya Ropik.

Orangnya tampan, tinggi sekitar 170 cm, dan tubuhnya atletis. Pokoknya sesuai dengan pria idamanku. Perbedaan umur kami sekitar 8 tahun, dan dia baru saja lulus dari universitas swasta terkenal di Jakarta. Kami kenalan pada saat aku sedang mempersiapkan acara untuk perpisahan kelas III di SMA-ku.

SMAku di kawasan Jakarta Barat. Dan pada saat itu Ropik sedang menemani adiknya yang kebetulan panitia perpisahan SMA kami. Pada saat itu Ropik hanya melihat-lihat persiapan kami dan duduk di ruangan sebelah.

Akhirnya pada saat istirahat siang, inilah pertama kalinya kami ngobrol-ngobrol. Dan pada saat kenalan tersebut kami sempat menukar nomor telepon rumah. Kira -kira tiga hari kemudian, Ropik menelepon ke rumahku.

“Hallo selamat sore, bisa bicara dengan Silfie, ini dari Ropik.” Sex 

“Ada apa, kok tumben mau nelepon ke sini, aku kira sudah lupa.”

“Gimana kabar kamu, mana mungkin aku lupa. Hmm, Selfie ada acara nggak malam minggu ini.”

Aku sempat kaget Ropik mengajakku keluar malam minggu ini. Padahal baru beberapa hari ini kenalan tapi dia sudah berani mengajakku keluar. Ah, biarlah, cowok ini memang idamanku kok.

“Hmmm… belum tau, mungkin nggak ada, dan mungkin juga ada,” jawabku.

“Kenapa bisa begitu,” balas Ropik.

“Ya, kalaupun ada bisa dibatalin seandainya kamu ngajak keluar, dan kalo batal acaranya aku bakalan akan nggak terima telpon kamu lagi,” balasku lagi.

“Ooo begitu, kalau gitu aku jemputnya ke rumahmu, sabtu sore, kita jalan-jalan aja. Di mana alamat rumahmu.”

Kemudian aku memberikan alamat rumahku di kawasan Maruya. Dan ternyata rumah Ropik tidak begitu jauh dari rumahku. Ya, untuk seukuran Jakarta, segala sesuatunya dihitung dengan waktu bukan jarak.

Tepat hari sabtu sore, Ropik datang dengan kendaraan dan parkir tepat di depan rumahku. Setelah tiga puluh menit di rumah, ngobrol -ngobrol dan pamitan dengan orang rumah, akhirnya kami meninggalkan rumah dan belum tahu mau menuju ke mana.

Di dalam mobil kami berdua, ngobrol sambil ketawa-ketawa dan tiba-tiba Ropik menghentikan mobilnya tepat di lapangan tenis yang ada di kawasan Jakarta Barat. filmbokepjepang.com

“Selfie, kamu cantik sekali hari ini, boleh aku mencium kamu,” bisik Ropik mesra.

“Ropik, apa kita baru aja kenalan, dan kamu belum tau siapa aku dan aku belum tau siapa kamu sebenarnya, jangan-jangan kamu sudah punya pacar.”

“Kalo aku sudah punya pacar, sudah pasti malam minggu ini aku ke tempat pacarku.”

“Ropik, terus terang semenjak pertama kali melihat kamu aku langsung tertarik.”

Tiba-tiba tangan Ropik memegang tanganku dan meremasnya kuat -kuat.”Aku juga Selfie, begitu melihat kamu langsung tertarik.”

Dan Ropik menarik tanganku hingga badanku ikut tertarik, lalu Ropik memelukku erat-erat dan mencium rambutku hingga telingaku. Aku merinding dan tiba-tiba tanpa kusadari bibir Ropik sudah ada di depan mataku. Dan pelan-pelan Ropik mencium bibirku.

Pertama-tama, sempat kulepaskan. Karena inilah pertama kali aku dicium seorang laki-laki. Dan tanpa pikir panjang lagi, aku yang langsung menarik badan Ropik dan mencium bibirnya. Ciuman Ropik sepertinya sudah ahli sekali dan membuatku begitu bernafsu untuk menarik lidahnya. Oh.. betapa nikmatnya malam ini. Dan, lama-kelamaan tangan Ropik mulai meraba sekitar dadaku.

“Jangan Ropik, aku tidak mau secepat ini, lagi pula kita melakukannya di depan jalan, aku malu Ropik,” jawabku.

Sebenarnya aku ingin dadaku diremas oleh Ropik karena aku sudah mengidam-idamkan dan sudah membayangkan apa yang  Sex  akan terjadi berikutnya.

“Silfie, bagaimana kalau kita nonton aja. Sekarang masih jam setengah delapan dan film masih ada kok.”

Akhirnya aku setuju. Di dalam bioskop kami mencari tempat posisi yang paling bawah. Ropik sepertinya sudah sangat pengalaman dalam memilih tempat duduk. Dan begitu film diputar, Ropik langsung melumat bibirku yang tipis. Lidah kami saling beradu dan aku membiarkan tangan Ropik meraba di sekitar dadaku. Walaupun masih ditutupi dengan baju.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *