Cerita Sex Perkenalan Di Kantin Part 2

Di saat break aku pergunakan waktu yang ada untuk menemui Aula bersama ke dua orang tuanya.

“Selamat malam Om, Tante dan juga Aula” tegurku sopan.“Perkenalkan nama saya Heri, teman Aula satu kampus” dengan ramah dan sopan aku memperkenalkan diri di hadapan kedua orang tua Aula.

Yang juga disambut dengan ramah oleh kedua orang tua Aula. Sex 

“Pa, Ma, Ini teman Aula yang pernah Aula ceritakan sebelumnya” terang Aula kemudian.

Dalam hati sempat aku bertanya, apakah yang telah di ceritakan Aula kepada kedua orang tuanya tentang diriku.

Setelah berkenalan dengan kedua orang tuanya dan terlibat obrolan yang panjang, akhirnya aku tahu kalau Aula adalah anak semata wayang di keluarganya.

Tak mengherankan jika, kalau Aula mendapatkan kasih sayang secara penuh baik dari papanya dan juga Mamanya. Itu terlihat dari kesehariannya yang riang dan lincah saat dia berada di kampus.

Setelah tiba waktu buat aku dan teman-teman untuk main di session kedua, dengan sopan aku berpamitan kepada kedua orangtuanya dan juga Aula.

Suasana cafe malam itu sangat special buat diriku, karena kedatangan orang yang sering aku khayalkan setiap saat di tempat yang tidak pernah aku duga sebelumnya. Menjelang setengah sebelas, aku menyudahi penampilan malam itu lewat lagu”Cinta Sejati” Milik ari lasso.

Ketika selesai acara, aku pamit kepada teman-teman band, kalau aku ingin menemui Aula dan kedua orang tuanya. Sesampainya di meja Aula, dan ngobrol sesaat, kedua orang tuanya berpamitan ingin pulang karena sudah mulai di hinggapi rasa kantuk.

“Pa, Ma, Aula boleh pulangnya belakangan?” tanya Aula kepada kedua orang tuanya.

“Aula masih pingin ngobrol dengan Aheri nih bolehkan?” rajuknya manja.

“Baiklah, asal nanti pulangnya Heri yang nganterin!” tegas papanya.

“Baik Om.. Terima kasih atas kepercayaan yang Om berikan”jawabku kemudian.

“Makasih pa, Ma..” teriaknya sambil mencium pipi Papa dan Mamanya.

Setelah kepergian Papa dan Mamanya, kembali kita melanjuntukan obrolan yang tertunda sesaat. Ketika waktu menunjukan pukul 23.30 aku mengatakan kepada Aula.

“Aula sebaiknya kita pulang yah” kataku pelan.

“Sudah malam nih, ntar Papa dan Mama kamu gelisah menunggumu” terangku lagi.

“Baiklah kalau menurut kamu begitu” jawab Aula kemudian.

Yang tak lama aku bergegas menyetop taxi yang sedang lewat di depan kita. Di dalam taxi aku terdiam sambil melamunkan kejadian yang barusan aku alami. filmbokepjepang.net Betapa beruntung aku bisa duduk berduaan di dalam taxi dengan seorang gadis cantik yang begitu banyak di dambakan oleh setiap cowok yang ada di kampus.

“Heri kenapa diam?” tanya Aula membuyarkan lamunanku.

“Oh.. Eh”jawabku gugup.

“Aku nggak pernah membayangkan kalau aku bisa sedekat ini dengan dirimu” jelasku setelah bisa menguasai keadaan.

“Maksud kamu?”tanya Aula lagi. Sex 

“Kamu tahu khan, kalau di kampus banyak cowok yang menaksir kamu” terangku kemudian.

“Heri, kalaupun banyak cowok yang mengejar-ngejar aku, aku punya hak juga khan buat menolak?” tanyanya lagi.

Aku hanya terdiam mendengar penjelasannya, sambil tersenyum lembut menatapnya.

“Aku sudah banyak menceritakan tentang dirimu kepada Papa dan Mama, makanya mereka percaya kalau aku pulangnya bersama kamu” terang Aula meyakinkan aku.

Di kepala masih teringat saat aku memperkenalkan diri di hadapan Papa dan Mamanya, ketika break time tadi yang Aula bilang pernah menceritakan aku sebelumnya.

“Heri, sejak awal perkenalan di cafetaria, hatiku sempat berdetak entah kenapa” terangnya kemudian.

“Aku juga selalu berhayal tentang dirimu” jelasnya lagi.

“Banyak cerita di kampus yang mengatakan, kalau kamu orangnya cukup lembut setiap menghadapi cewek” tambahnya lagi.

“Semua itu benar adanya, apalagi dengan kamu memberikan sebuah lagu romantis buat diriku saat malam tadi” dengan lembut Aula mengatakan itu.

“Papa dan Mama sempat memuji, kalau kamu orangnya bisa menghargai seorang wanita” terangnya lagi.

Terharu aku mendengar semua penjelasan dari Aula yang ternyata selama ini dia bersimpati terhadap diriku. Taxi yang kita tumpangi melintasi sebuah jalan yang lampu penerang jalannya agak redup. Dengan keberanian di tengah keremangan, aku memeluk Aula mendekat dan mengecup bibirnya yang ranum.

“Sudah lama aku mendambakan kamu Aula” bisikku mesra di telinganya.

Aula hanya tersenyum manis mendengar bisikanku, sambil meremas mesra tanganku. Tak lama berselang taxi telah sampai di depan sebuah rumah besar yang di halamannya ada sebuah taman dan balai-balai kecil di pojok rumah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *