Cerita Sex BERPESTA SEJUKNYA ALAM PEGUNUNGAN Part 1

Liburan kali ini mungkin yang terindah selama hidupku. Niko adalah namaku dan aku berasal dari keluarga yang cukup bahagia.

Kejadiannya sekitar beberapa bulan yang lalu ketika Mamaku datang ke Boston tempat aku menuntut ilmu. Tidak kusangka setelah hampir sekitar 9 bulan tidak bertemu, penampilan beliau semakin ok saja. Bagaimana tidak, di usianya yang 40 tahun (aku sendiri 19 tahun) dengan ukuran vital 38C-29-36 ditunjang pula dengan kegiatan fitnes membuat badannya seperti gadis berusia 25 tahun. Nah faktor inilah yang membuat nafsu birahiku berkobar-kobar.

Setelah menginap dua malam di apartemenku, beliau mengajak untuk keluar kota menikmati alam indah pegunungan. Tanpa pikir-pikir lagi kita segera berkemas dan segera berangkat di pagi hari karena perjalanan ke sana memakan waktu sekitar 3 jam dengan mobil. Kalau hitung jarak sih seperti dari Jakarta ke Pangandaran. Sesampainya di sana kita segera mencari area perkemahan yang nyaman di dekat sungai. Setelah mendirikan tenda, aku bergegas mencari kayu bakar untuk memasak air dan untuk menghangatkan badan, maklumlah suhu di sini sekitar 5 derajat Celcius. Mamaku sendiri segera menyiapkan peralatan memasak untuk keperluan makan malam.

Menjelang makan malam kita bercerita mengenai keadaan masing-masing. Beliau bercerita mengenai ayah kami yang sekarang sudah semakin sibuk dengan pekerjaannya dan juga adik saya (pria) lagi gila dengan hobinya balap mobil. Aku sadar bahwa setelah kepergianku untuk sekolah Mamaku agak kesepian. Sex

Sambil bersantap Mamaku banyak menanyakan hal-hal pribadi yang menyangkut kehidupanku dan aku jawab dengan jujur apa adanya.

Sambil meneguk beberapa gelas wine, beliau bertanya,

“Niko, kamu udah punya pacar belum di sini?”

Kaget juga mendengar pertanyaannya,

“Kalo yang tetap sih yah..belum, tapi temen cewe sih banyak. Mau yang bule juga ada kok.” kataku sambil nyerocos.

Beliau tertawa mendengarnya dan aku dipeluknya erat. Entah kenapa kok tiba-tiba batang kemaluanku segera tegang, mungkin karena buah dada Mamaku yang besar itu mengganjal di dadaku atau juga karena cuaca yang cukup dingin. Beberapa saat kita bersenda gurau melepas rindu dan akhirnya kita memutuskan untuk tidur. Beliau segera terlelap di kantung tidurnya mungkin karena capek di dalam perjalan tadi siang. Sedangkan aku sulit tidur karena masih membayangkan bentuk tubuh Mamaku dan juga batang kemaluanku belum turun. Dengan susah payah, akhirnya aku tertidur juga.

Pagi harinya aku terbangun karena sinar matahari masuk ke tenda kami. Kutengok ke katung tidur Mamaku, ternyata beliau sudah tidak ada. Setelah sarapan seadanya aku ingin segera mandi di sungai. Jarak dari sungai ke tenda kami sekitar 100 meter. Dari kejauhan aku melihat seorang wanita sedang main air. Ternyata setelah aku dekati tidak lain adalah Mamaku sendiri. Penasaran juga, aku semakin dekat sambil mengintip sedang apa sih beliau.

Tak lama kemudian, beliau membuka kaos putihnya dan juga celana pendeknya. Habis itu beliau melihat sekitarnya memastikan tidak ada orang dan juga membuka BH-nya serta celana dalamnya, kemudian langsung terjun ke sungai. Menyaksikan pemandangan yang indah ini, batang kemaluanku kembali menegang bahkan lebih tegang dari kemarin malam. Tanpa disadari aku mengocok-ngocok batang kemaluanku sendiri sambil berkhayal aku sedang ML denga beliau.

Melihat pantatnya yang bulat menyembul dari permukaan air, semakin keras pula aku kocok batang kemaluanku.

Tidak tahan lagi,

“Creet.. crett.. crettt..” maniku keluar.

Kuputuskan untuk tidak jadi mandi dan kembali ketenda. Setelah itu kulihat beliau juga balik ke tenda dengan raut wajah yang segar kembali. Kita bergegas ganti pakaian karena ingin melihat beberapa acara di pusat perkemahan. Menjelang sore, kita kembali ke area tenda untuk istirahat. Aku segera mengambil handuk untuk pergi mandi, karena seharian ini aku memang belum mandi. Aku pamit dan beliau berkata akan segera menyusulku ke sungai. Tentu saja aku kaget campur gembira. Setibanya di sana, ingin tahu juga rasanya mandi berbugil ria di alam terbuka. Kucopot kaos dan celana pendekku sekaligus celana dalamku. Pertama sih aku kedinginan, tapi setelah itu malah keasyikan sampai aku lupa kalau Mamaku mau menyusul.

“Niko, kayaknya kamu asyik banget tuh,” tiba-tiba suara beliau menyadarkan lamunanku.

Refleks aku menutupi batang kemaluanku yang sudah lama tegang. Aku sadar mukaku mungkin merah kuning hijau saat itu. Apalagi dia tanpa ragu-ragu membuka kaosnya dan rok mininya.

Terus katanya,

“Boleh dong mama ikutan?”

Sambil terheran-heran kujawab,

“Bo.. boleh kok..”

Segera beliau masuk ke dalam air. Setelah membasahi badannya, beliau segera melepas BH-nya diikuti celana dalamnya (mungkin beliau menyadari bahwa tidak adil kalau hanya aku yang berbugil ria). Wah birahiku semakin tidak bisa diajak kompromi nih, begitu juga batang kemaluanku yang sudah mulai kram karena kelamaan tegang.

Kami bercanda siram-siraman, saling mengelitiki dan lainnya. Karena sebel dikitikin (aku paling geli soalnya), kupeluk erat Mamaku dari belakang sampai beliau tidak bisa bergerak. Ternyata tanpa disengaja, batang kemaluanku yang sudah tegang ini bersentuhan dengan pantatnya yang bulat (seperti punya bayi) itu.

Beliau bilang,

“Udah dong Niko, mami sakit nih.. aduh apa nih yang nempel di pantat mami?” Sex

Karena kaget bercampur malu, aku tarik mudur pantatku supaya batang kemaluanku tidak menyentuh pantatnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *