Bokep Cerita Dewasa Kisah Driver Online Part 1

Demam Ojek Online memang sedang mewabah sekarang, banyak kalangan berbondong-bondong daftar menjadi mitra ojek online mungkin karena tergiur oleh penghasilan nya yang lumayan. Tapi lain halnya dengan aku, aku daftar hanya karena iseng-iseng saja, lumayan lah bisa dapat hp dan helm meskipun ga bagus tapi cukup lah. Dan disinilah petualangan sexku dimulai.

Oh ya, perkenalkan aku Romli, umurku sekarang akan menginjak 35 akhir tahun ini, tinggi badanku 170 berat sekitar 81 kg, lumayan agak tegap sih, kulitku sawo matang, wajahku biasa saja tak ada yang special, namun ceritaku kali ini yang menurut ku luar biasa, karena ini adalah kisah nyataku. Bokep 

Ga pernah kepikiran buat jadi tukang ojek online ini sebelumnya, tapi ga kerasa juga sudah hampir satu tahun aku mengikutinya, meskipun dulu jarang narik karena aku memang bekerja di suatu perusahaan BUMN di kota Kembang ini, jadi ojek online hanya sampingan belaka, iseng di kala suntuk.

Sudah 3 bulan ini aku memang fokus di ojek ini, bukan karena penghasilannya tapi karena petualangan sex yang aku dapati.

Selepas magrib malam minggu ini aku berniat keluar buat nyari tarikan ojek online, karena di kontrakan aku suntuk banget di tambah ga da yang nemenin karena istriku memang jauh disana di Kota Dodol, kampung halamanku.

Setelah mandi dan bersiap aku segera meluncur ke depan sebuah apartemen di sudut Timur kota ini, karena di sini biasanya aku mangkal. Sampai di tempat mangkalku di sebuah kios, aku parkirkan motorku di trotoar depan kios tersebut dan memesan segelas kopi kepada pemilik kios tersebut, sambil kunyalakan sebatang rokok aku buka aplikasi ojek onlineku.

Sambil menunggu order datang aku pun berbincang dengan pemilik kios Pa Adang,
“Pa ko sepi banget ya, pada kemana nih driver yang laen?” tanyaku.
“Lagi pada narik a, tadi rame pada ngumpul di sini seperti biasa” jawab Pa Adang. Bokep 

Ga berapa lama ada orderan muncul di hpku, ternyata orderan berbelanja atau biasa di sebut G*Mart dalam aplikasiku, kulihat nama pemesannya adalah seorang wanita bernama Eva, tanpa melihat isi orderan tersebut aku langsung telepon yang bersangkutan untuk verifikasi orderan tersebut, tak lama pemesan pun menjawab teleponku.

“Iya, hallo mas g*jek ya?”
“Selamat malam, iya Mba saya dari G*jek, saya mau verifikasi orderannya Mba.”
“Iya betul mas, tapi maaf mas saya boleh tambah lagi ga pesanannya?”

“Emang mau tambah pesanan apa lagi Mba?”
“Gini mas, bisa tolong belikan ice land 1 botol ga plus calpicc* rasa Melon nya 2?”

Wooooww, dalam hati aku berkata, ni cewe mau pada mabok nih kaya nya.

“Oh ya boleh Mba tapi gapapa ada biaya tambahan soalnya toko nya berjauhan?”
“Iya gampang Mas, ntar anterin langsung ke kamar saya ya mas, ditunggu.” v
“Ok Mba, saya OTW sekarang.”

Cerita Dewasa – Kisah Driver Online

Setelah menutup telepon aku lihat orderan apa yang harus ku beli dan tujuannya, orderannya sih biasa hanya makanan ringan tapi tujuannya adalah ke salah satu apartemen di timur pas sebuah tanjakan menuju arah sebuah stadion ternama di kota ini.

Tanpa berlama-lama aku pun segera pamit dan membayar kopi ke Pa Adang dan bergegas meluncur untuk berbelanja pesanan tersebut, setelah semua pesanan terbeli aku pun segera meluncur ke arah apartemen tersebut.

Sesampainya di depan apartemen aku pun langsung masuk ke tempat parkiran motor dan memarkirkannya, dan menuju ke tempat pos security buat melapor dan meminta ijin masuk, kutunjukkan orderan di aplikasi hpku sebagai bukti yang ternyata pemesan berada di lantai 20 apartemen tersebut.

Security pun mengijinkan aku untuk masuk dan mengantarkan pesanan tersebut, aku pun masuk dan memilih menggunakan lift menuju lantai 20, di dalam lift aku kembali menghitung rincian biaya orderanku.

Ga beberapa lama lift berhenti di lantai 10 dan masuk seorang wanita cantik berambut aga pirang berpakaian lumayan sexy mengunakan tangtop dengan buah dada yang menyembul sehingga tampak terlihat jelas belahan toketnya yang mulus, dan menggunakan hotpant jeans yang sangat ketat sehingga terlihat pantat yang begitu bulat, benar-benar membuatku salah tingkah.

Saat dia masuk dia terlihat sedang kesal, aku hanya melemparkan senyum ramah padanya dan bergeser sedikit ke pojokan lift, dia membalas senyum tapi hanya senyum terpaksa aku kira. Dalam lift aku hanya diam dan sesekali memperhatikan dia, tubuhnya yang sangat putih dan sexy benar – benar membuat aku konak, semakin lama celanaku terasa semakin menyempit.

Kulihat memang si joni telah bangkit dan mengeras di dalam sana, pikiran mesum terus terlintas dalam benakku. Semakin ga konsen aku berdiri dan gelisah sendiri, tanpa diduga cewe itu terlihat tersenyum lebar tapi dia berusaha menutupi senyumnya dengan tangannya, astaga mungkin dia melihat tingkahku dari pantulan ruangan lift tersebut, alangkah malunya aku dalam hati.

Tak terasa lift berhenti di lantai 20 dan wanita itu pun keluar di lantai yang sama, aku lihat lagi hpku untuk memastikan no kamar yang aku tuju, kulihat kiri dan kanan, suasana lantai ini begitu sepi dan aga remang-remang, sesaat aku merasa ngeri juga, kulihat wanita itu berjalan menuju lorong sebelah kanan dari lift, aku coba mengejar nya untuk bertanya soal kamar yang aku tuju tersebut.

“Mba, maaf numpang tanya klo kamar ini di sebelah mana ya?”
Wanita itu melihat alamat dalam hp ku, “Oh, mas g*jek ya?”
“Iya Mba,,!”
“Bener mas saya yang pesan”

Dalam hati aku bersorak riang, kebetulankah ini, tapi disisi lain aku malu atas tingkahku dalam lift tadi,
“Oh, ini Mba Eva ya?”
“Iya Mas, berapa semuanya mas?”

“Ini Mba struk belanja nya dan total sama tambahan belanjanya di tambah ongkos nya”
“Oh ya, ayo ke kamar saya mas soalnya saya ga bawa dompet”

Aku mengikuti Mba Eva menuju kamarnya yang berada di ujung lorong, aku berjalan di belakang sambil menikmati indahnya pantat Mba Eva, tanpa kusadari Mba Eva menoleh kle arah ku dan tersenyum,
“Liat apa mas?”

Ucapan Mba Eva membuyarkan lamunanku, malu campur kaget menyelimuti dada ku saat itu, “Hhmmm,, ,ga Mba, ga liat apa-apa ko.”

Mba Eva hanya tersenyum kecil, sampai di depan kamarnya aku menunggu di depan pintu kamarnya, ga beberapa lama Mba Eva membawa beberapa lembar uang 100rb-an, “Nih mas ambil aja semua nya.”

Kulihat dia memberikan lima lembar uang 100rb-an, “aduh Mba ko banyak banget, saya ga da kembaliannya.”
“Gpp mas ambil aja semuanya.”

Sambil tersenyum dia menjawab panggilan masuk ke hpnya, “Makasih bnyak Mba.”
Aku pun segera membuka aplikasi di hp ku untuk menyelasikan orderan tersebut, sambil sesekali kudengar Mba Eva berbicara di telepon dan tampaknya dia sedang memarahi seseorang di telepon.

Aku pun segera membalikan badan meninggalkan kamar Mba Eva menuju lift, di tengah perjalanan aku dengar suara Mba Eva memanggilku, “Mas,,,maaasss,,,!”
Mba Eva berjalan menghampiri ku, “Mas mau uang tambahan ga?”
Aku sedikit terdiam bingung sejenak, “Klo di kasih ya mau donk Mba, emang pesan apa lagi Mba?”

“Ngga mas, saya ga mau beli apa-apa lagi.”
“Terus apa donk Mba?” Aku tambah bingung
“Mmhhh,,, mau ga mas nemenin saya minum sebentar, saya ga ada temen mana di sini sepi lagi.”

Wwaaaaoooowwww!! Horeeeee!! Dalam hati aku bersorak sorai. Rezeki nih, pikiran mesum langsung hinggap di otakku saat itu, “Tapi bayarannya gimana Mba?”
Aku coba tenang dan coba mencari keuntungan lain, hehehe lumayan kan gan.
“Gampang, itu urusan mudah.”

Mba Eva mencoba menenangkan ku, “Ayo mas.”
Aku hanya mengangguk dan mengikuti dari belakang, “Ayo masuk mas jangan sungkan.”
“I.,iya,, Mba.”

“Eh iya jangan panggil Mba donk, panggil Eva aja ya.”
“Ok, tapi Mba,,eh Eva juga panggil nama aku aja ya, Romli. Ok?”
“Ok.”

Aku pun masuk dan Eva menutup pintu kamarnya dan menguncinya, di dalam kamar aku dipersilakan duduk di sofa di ruangan tamunya dekat dengan jendela yang mengarah ke tengah kota ini, aku dan Eva larut dalam pembicaraan yang semakin lama semakin akrab.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *