Cerita Bokep Ngewe Marketing Kartu Kredit Mesum Part 1

Dah beberapa hari aku survei disitu dan kemaren ketika makan siang di kantinnya, aku ketemu pak … (nama gak perlu lah ya) yang mengaku sebagai salah satu top management di satu perusahaan konsultan pelatihan. Karyawannya gak banyak, tapi karena ketika itu ada bonus film BBC tentang binatang purba, si bapak mau menerima aku keesokan harinya. Bokep

Pagi2 sekali aku dah nunggu di ruang tamu perusahaan tersebut. Si bapak belon dateng, kata salah seorang karyawannya. Mereka mananyakan kepentinganku bertemu si bapak. Aku menjelaskan bahwa aku menawarkan kartu kredit dengan bonus video tentang dinosaurus kalo aplikasi disetujui.

Ketika itu video tentang kehidupan binatang purba sedang digemari sehingga semua karyawan (gak banyak sih, total karyawannya cuma 35 orang termasuk driver dan messenger) yang ketika itu mendengarkan penjelasanku menyatakan minatnya untuk mengisi form aplikasi permohonan kartu kredit tersebut.

Ketika si bapak masuk ke ruang, mereka segera menyatakan keinginannya untuk mengajukan aplikasi. Tanpa susah payah, si bapak meng ok kan saja permohonan para karyawan. Hari itu aku mendapat 25an aplikasi, satu jumlah yang besar sekali dari satu company kecil. Si bapak menerbitkan surat keterangan penghasilan bagi semua karyawan yang mengajukan aplikasi. aku menunggu sembari ngobrol ma si bapak di ruang kerjanya.

Cerita Ngewe Marketing Kartu Kredit Mesum

“Wah target bulanan tercapai dong Nes”, katanya. “Ya berkat bantuan Bapak lah, kalo enggak gak akan semudah ini Ines mendapatkan aplikasi sebanyak ini”. “Aku dapet bonus dong Nes”. “Boleh pak, asal jangan minta rupiah ja bonusnya”, aku menjawab sembari mengedipkan mataku ke si bapak. Si bapak ganteng juga, usia 40an, badannya atletis. “Ya udah, nanti kita omongin kalo dah bubaran kantor aja ya, kita ketemu enaknya dimana”.

“terserah bapak, Ines ngikut aja”. “Gimana kalo kita ketemu aja di foodcourt mal yang deket Nes”. “Boleh pak, jam brapa?” “Ya sekitar waktu magrib lah ya”. “Oke pak, sampe nanti, trima kasih banyak ya pak”. Aku segera memasukkan semua form aplikasi yang sudah diisi dengan baik, ditandatangani dan dilampiri dengan surat keterangan gaji perusahaan.

Karena dapet lumayan banyak, aku kembali ke kantor untuk segera memprosesnya. Teman2ku heran aja kok aku bisa dapate segitu banyak aplikasi kartu kredit baru dimasa seperti sekarang, yang orang dah banyak yang punya kartu kredit. Aku senyum2 saja.

Cerita Ngewe Marketing Kartu Kredit Mesum

Saat bubaran kantor, aku segera menuju ke mal yang dijanjikan. Dia sudah menunggu aku di depan salah satu counter. Baeknya tempatnya eye catching sehingga aku dengan mudah bisa mengenali si bapak. Dia tampak santai sore itu, dasi sudah dilepas dan tangan panjangnya digulung, macho sekali kliatannya, cuma matanya agak jelalatan memandangi tubuhku.

Tadi pagi aku mengenakan pantalon dan blazer, sorenya blazernya kulepas sehingga kemont Bokep okan toketku tampak dengan jelas. matanya memandang ke arahku dari ujung rambut ke ujung kaki. Pandangannya fokus ke arah toketku. Aku mengerti apa yang diinginkannya. belahan toketku mengintip dari balik tank topku yang belahan dadanya rendah. Dia menyilakannya duduk, dan aku duduk didepannya. Sengaja aku mengatur pose sehingga aku duduk bersandar pada tanganku yang kuletakkan dimeja.

Dengan pose duduk seperti itu, maka belahan toketku makin nampak dengan jelas. “Mo makan apa Nes, biar aku pesenin”. Karena aku masi terdiam, dia melanjutkan, “Don’t worry, aku yang traktir”. “Wah makasi deh pak, kita browsing aja”. “Jangan, nanti tempatnya diisi orang, lewat magrib gini biasanya suka penuh ma yang mo makan malem. Panggil aku mas aja yah, dipanggil bapak terus jadi rasanya dah tua”. “Ya deh mas”, jawabku. Dia kemudian menyebutkan beberapa makanan yang tersedia di foodcourt, aku memilih satu.

Cerita Ngewe Marketing Kartu Kredit Mesum

Segera dia menghilang untuk memesan makanan untukku dan untuk dia sendiri. Cukup lama dia menghilang, kembalinya membawa 2 botol teh dengan gelas berisi es. “Aku beliin teh aja ya, ato kamu mo soft drink”. “Biasanya sih air putih aja pak eh mas”. “Irit amat sih, cukup gak teh dingin”. “Cukup banget mas”. Dia menghilang lagi untuk mengambil pesanan makananku.

Dia kembali membawa pesananku kemudian dia pergi lagi mengambil pesanannya. Sambil makan dia mengajakku ngobrol. Selama makan, kelihatan sekali dia melahapku dengan pandangannya yang penuh napsu. Aku tidak terlalu memperdulikan hal itu, karena sering lelaki memandangi tubuhku dengan mata lapar seperti itu, ada kebanggaan juga pada diriku bahwa ternyata aku menarik perhatian lelaki lain.

Setelah makan, “Kita mo kemana lagi neh, masak gini ari pulang. Nonton aja yuk”. Aku mengiyakan ajakannya. “suka nonton Nes”. “Jarang mas”. Filmnya tentang dunia yang ampir kiamat yang menghebohkan itu. Di bioskop, dia mulai mengelus2 tanganku. “Nes, tanganmu halus ya, gak pernah dipake kerja ya”, bisiknya. Aku diam saja, menikmati elusan tangannya.

Dia makin berani, tanganku digenggamnya. “Mas, lagi nonton aja Ines digandeng2, kalo lagi jalan tadi malah gak digandeng”, guyonku berbisik. “Ooh, mau toh digandeng”, jawabnya berbisik juga. Seusai nonton, hujan deras, gak masalah karena dia bawa mobil. Aku diantarnya pulang. Sesampai dirumah, dengan menggunakan payung aku membuka pager rumahku dan dia memasukkan mobilnya kr halaman rumahku.

“Mas, duduk dulu ya, Ines mo mandi dulu, apa mo mandi sekalian?” pancingku. Dia diem aja, tersenyum. “Kamu tinggal ma sapa disini Nes”. “Ma temen2, ngontrak ramean, tapi mreka pada pulang kampung semuanya, jadi Ines sendirian deh. Mas mo nemeni Ines?” pancingku. Dia kembali tersenyum. “Ines mandi dulu ya mas”, kataku sambil masuk kamar mandi. Selesai mandi, aku mengenakan kimono dari bahan handuk.

Akupun keluar dari kamar mandi. Dia terpana memandangku, kimono itu pendek hanya 15 cm di atas lutut. Paha dan betis menjadi terlihat, tersingkap ketika aku melangkah. Kimononya melekat erat di badanku, sehingga pantatku yang besar, pinggangku yang ramping dan toketku yang membusung tercetak dengan jelas. “Mas, hujannya deras banget, nyetirnya bahaya gak, kalo gak nunggu ja sampe reda ya mas, sekalian nemenin Ines”.

Cerita Ngewe Marketing Kartu Kredit Mesum

Dia duduk disofa nonton tv. Aku menyediakan minuman hangat dan duduk disebelahnya. Karena posisi dudukku, kimono yang aku pakai agak terbuka dan menyembulkan belahan toketku. “Nes, kamu cantik dan seksi sekali”, katanya. Aku hanya tersenyum saja mendengarnya. Setelah itu kami ngobrol saja sambil nonton tv. dia mulai mengelus pahaku yang terbuka, disingkapkannya kimono yang kupakai. Napsuku mulai bangkit.

Tangannya kubiarkan mengelus makin ke atas dan berhenti di pangkal pahaku, kimono yang kupakai makin tersingkap, aku sengaja merengangkan pahaku sehingga dia dapat melihat CD minimku yang tipis, jembutku yang lebat menyeruak di kiri dan kanan CD serta sedikit dibagian atas CD ku. “jembut kamu lebat ya Nes, napsu kamu pasti besar ya.

Aku suka ng3ntot dengan cewek yang jembutnya lebat”, katanya dengan napas memburu. “Kenapa begitu mas?” tanyaku. “Kalo cewek jembutnya lebat, minta nambah terus kalo di3ntot, binal dan gak puas2”, jawabnya. “Itu bukan binal mas, tapi menikmati”, jawabku. “itu sudah tau, kok tadi nanya”. Aku hanya tersenyum saja.

Cerita Ngewe Marketing Kartu Kredit Mesum

Jarinya mulai mengelus pangkal pahaku dan daerah m3m3kku. Aku menggeliat, geli. Dia bangkit dari duduknya dan berlutut didepanku. Pahaku diciuminya bergantian, sambil diremas2nya. memekrapet.com Paha kubuka makin lebar sehingga dia makin mudah mengakses daerah m3m3kku. Dia makin beringas, tali kimonoku diurainyanya dan kimonoku dilepasnya. “Wow, Nes, kamu merangsang sekali”, katanya sambil memandangi tubuhku yang hanya berbalut bra dan CD. “Kita teruskan diranjang yuk”, aku ditariknya bangun dan digandengnya ke kamarku.

Aku merebahkan diri di ranjang, kimono sudah kulepaskan. Dia langsung memelukku. Diciuminya toketku sambil diremas2nya. Karena terhalang bra, tak lama braku sudah terlepas. Dia semakin semangat, diciumnya toketku. Pentilnya diemutnya, digencet dengan gigi dan lidahnya. Makin lama makin kuat emutannya dan makin luas daerah toketku yang diemutnya.

Napsuku sudah berkobar2 tapi kubiarkan saja dia terus menggumuli toketku. Dia membenamkan wajahnya di belahan toketku, kemudian bergerak kebawah pelan2 mengarah ke perutku. Puserku dijilatinya. Rasanya geli2 nikmat, napsuku makin berkobar saja. Dia memeluk pinggulku dengan gemas, kecupannya terus turun ke arah CD ku, dia menjilati jembut yang keluar dari samping CDku, kemudian diciumnya daerah m3m3kku dengan kuat.

CD ku sudah basah karena napsu yang terus berkobar. “Kamu udah napsu ya Nes, CD kamu sudah basah begini”, katanya sambil tersenyum. Dia nampak senang bisa merangsang napsuku sehingga aku tampak pasrah saja dengan tindakannya.

Cerita Ngewe Marketing Kartu Kredit Mesum

Dia bangkit dan melepaskan semua yang melekat dibadannya. batangnya sudah ngaceng dengan keras, lumayan besar dan panjang. Dia menjepitkan batangnya di belahan toketku, dan digerakkannya maju mundur. Aku membantu dengan mengepitkan kedua toketku menjepit batangnya. Lama2 gerakan maju mundurnya makin cepat, dia merem melek keenakan, “baru dijepit toket aja udah nikmat Nes, apalagi kalo dijepit m3m3k kamu ya”.

Napasku juga sudah memburu, selama ini aku menahan saja napsuku dan membiarkan dia menggeluti sekujur tubuhku. “Nes, enak banget deh”, katanya tersengal2. Kemudian dia berhenti, batangnya digesek2kan di toketku sambil terus meremas2nya. Gesekan batangnya terus kearah perut, sesekali digesekkan ke lubang pusarku. Geli2 enak rasanya.

Akhirnya, selesai juga permainan babak pertama, dia melepas CDku. jembutku yang lebat menutupi sekitar m3m3kku. Dia mengangkangkan pahaku makin lebar. jembutku tersingkap dan nampaklah m3m3kku yang sudah basah sekali. Dia menggenggam batangnya dan digesek2kan ke jembutku, kemudian diarahkan ke m3m3kku. Terasa ada benda tumpul yang keras dan besar menyeruak diantara bibir m3m3kku. “Mas, gede banget batangmu, masukin semua mas, Ines udah pengen di3ntot”, rengekku.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *