Bokep Bapak Ngentot Bergantian Dengan Ibu Dan Aku Part 3

Aku segera mencuci tangan dan membantu emak menyiapkan makan malam. Sementara bapak mengambil sebuah gelas dan mengisinya dengan air putih. Kulihat ia mengeluarkan dua bungkus raja malam dari sakunya, dan menuangkan isi serbuk ke dalam minuman itu. Ia mengaduknya.

“Bu..,” panggilnya seraya melangkah mendekatinya. Bokep
“Ini diminum dulu.”
“Duh, bapak baik banget…tumben ambilin air buat aku.”
“Dihabisin…”
“Iya…”

Glek..glek..glek..

Emak meminum habis air putih yang diberikan bapak.

Lalu kami berdua lanjut mempersiapkan makanan.

3 menit kemudian, aku mulai melihat emak seperti gelisah.
“Ibu kenapa? Sakit?”
Emak menggeleng.
“Enggak”

Lalu ia berdiri menghampiri bapak. Kudengar ia berkata.
“Pak, badanku rasanya aneh…”
“Aneh bagaimana….?”

Emak membungkuk membisikkan sesuatu ke telinga bapak. Bapak tersenyum.

Kemudian ia memasukkan tangannya ke dalam rok emak.
“Eh…pak, jangan…ada Surti…,” ucap emak seraya menahan tangan bapak bergerak naik ke atas.
“Aku juga pengen kok, bu…”
“Iya…tapi gak sekarang…Ada Surti…”
“Kamu cantik deh…”

Bapak memeluk emak, dan menciumi lehernya. Tangannya meremas-remas dada emak yang besar.
“Pak Jangan…ada…Sur…ahh…”
Aku menelan ludah menyaksikan mereka berdua seperti itu. Hasratku jadi naik lagi.

Bapak memasukkan tangannya ke dalam baju emak lewat leher, dan meremas dada kirinya dari dalam baju.
“Tete kamu memang besar, Sri…”
“Selalu bikin aku nafsu…pengen dijepit hari ini pake buah dada kamu…”
“Aahh…..kamu….ngomongnya…”
“Salah ya…?”
“Enggak sayang….,” ucap emak seraya meremas benda bapak dari luar celananya.

Bapak menurunkan baju di pundak emak. Bokep

Tiba-tiba…”Stop..stop pak…aduh..gimana ini… ada ap denganku. Surti pak…ada Surti…”
“Shh…mau kemana sayang..”
Bapak menarik emak hingga terduduk di tempat tidur, bapak terus menggerayangi tubuhnya.

“Surti…kemari…,” panggil bapak.
“Ii..Iya pak…” Jawabku tergugup, aku berjalan mendekati mereka berdua.
“Bantu emakmu terangsang yah…”

Hmm..gimana…caranya…ya sudah aku coba masukin tanganku ke rok emak dan mengusap-usap pahanya.

“Surti..kamu ngapain nak…,” tanya emak dengan nafas tersenggal-senggal.

Usapanku kunaikkan hingga menyentuh kemaluannya. Kuelus-elus daerah itu dari luar CD-nya. Emak mengernyit sambil menggigit bibirnya. Tangannya merengut-rengut celana bapak. Kain CD emak mulai terasa hangat dan lembab.

Kumasukkan tanganku ke dalam CDnya dan kucolok-colok lubangnya yang sudah basah dengan jari tengahku.
“Owh…jangan nak…..,” kata emak sambil menggeleng. Ia hendak menarik lenganku, tapi bapak mencegahnya dan menahannya.

Aku tahu kalau laki-laki suka melihat CD ku…tapi kalau perempuan kayak emak…gimana ya…,aku coba deh, aku naik dan berlutut di atas tempat tidur dan kuangkat rokku.

“Emak…,” panggilku sambil memperlihatkan bagian bawah tubuhku kepadanya

“Surti…,” ucap emak dengan suara perlahan.

Mmm…keliatannya tidak ada reaksi yang berarti. Emak hanya membelai-belai rambutku.  Aku tak tahu, apakah aku berhasil merangsangnya?

“Surti, anak emak sayang,” ucapnya. Lalu tangannya bergerak dan menarik turun celana dalamku hingga setengah paha. Kemudian telapak tangannya mengelus-elus kemaluanku.

“Emak….,” seruku dengan suara yang birahi. Aku gerak-gerakkan pinggulku mengikuti gerakan tangan emakku.

“Shh…yah gitu sayang…,” bisik bapakku di telinga emakku.

Bapak menarik baju emak  hingga dada kanannya yang besar terlihat.

“Surti jilatin puting emak nih…”

Aku menurut, kumasukkan puting emak ke dalam mulutku dan aku mulai menyusu di dadanya.
“NGhhh ahhhh….”
Saat aku lakukan itu emak makin gelisah. Kemaluanku pun digosok-gosok semakin cepat. Geli sekali rasanya. Di saat berasamaan bapak meraba-raba pahaku naik turun, terkadang ia remas-remas pantatku. Aku jadi terangsang banget.

“Surti…jilatin emak….,” pinta emak. Ia buka celana dalamnya dan buka lebar pahanya. Emak menarik kepalaku ke arah kemaluannya.

Karena sudah beberapa kali lubangku dijilat, aku kurang lebih tahu apa yang harus kulakukan. Kubuka bibir lubang emak, mulailah kujilat-jilat semuanya.

“Angghhh…”
“Enak Sri…?” tanya bapak.
“Banget….”
“Kamu suka kita main bertiga seperti ini….?”
“Hmm..gak tahu…gak bisa mikir….aneh banget malam ini…horni banget…”
“Aku juga…terangsang banget lihat kamu dan anak kita…pengen entotin kalian”
“Shh…ayoh pak… entotin aku…entotin anak kita….”
“Kamu buka bajunya…”
“Iya…”
“Surti…,” Panggil bapak.
“Ya, pak…?”
“Buka seragamnya, telanjang bareng emak…”

Aku lepas kancing seragam satu persatu. Kubuka dan kulipat bajuku, sekalian kaos dalamku. Kutaruh di tempat baju kotor. Emak juga sudah melepaskan pakainnya dan berbaring bugil. Ia mengusap-usap kemaluannya sambil memperhatikan bapak yang sedang membuka bajunya.

“Surti, celana dalamnya jangan dilepas, ya..”
“Iya pak, ini masih dipake.”

Aku kembali ke tempat tidur.
Kulihat batangnya bapak sudah tegak mengacung.

Bapak memelukku dan menggendongku. Salah tangannya membelai pantatku, lalu menggosok-gosok belahan kemaluanku maju mundur dari belakang dari luar CD.
Aku pasrah digituin dan bergelantung saja di lehernya.

Selanjutnya aku diturunkan kembali.
“Surti nungging ya, sambil jilatin lagi itunya emak..”
“Iya pak.”

Aku menaikkan pantatku sambil bergerak mendekati kemaluan emak. Emak melebarkan kedua kakinya menyambut kedatang lidahku di selangkangannya.

Yang tak kutahu adalah apa yang hendak dilakukan bapak. Tiba-tiba saja aku merasa seperti ada dahan besar yang menerobos lubangku yang kecil. Kepalaku sampai mengadah dan menjerit, “Aaaahh…”

Dahan itu keluar dan masuk lagi, “NGghhh…”

“Ba..pa..k…ba..pak…ngapain…nn…,” tanyaku terbata-bata, karena tubuhku bergerak maju mundur dan menahan rasa nikmat.

“Bapak lagi ngentotin Surtih, nyetubuhin Surti.”

Sementara itu emak memintaku untuk terus menjilat lubangnya, “Ayo nak jangan berhenti…”

“Srii…aku lagi ngentotin anak kita….”
“Iya, pak aku lihat…”

Bapak memegang pinggulku dengan erat. Kurasakan gerakannya makin kasar dan kuat. Batangnya menyeruak masuk ke dalam lubang. Disitulah aku mulai merasa kesakitan.

“Auuu…pak, stop…stop….sakit….”

Emak bangkit dari baringnya. Ia merapatkan tubuhnya ke badanku. Sehingga ku jadi agak nunggin berlutut.
“Tahan nak, ntar….enak…,” ucapnya seraya menciumku dan memelintir putingku.
“Mmh mmhm…,” aku tak dapat berteriak terkunci dalam cumbu emakku.
Dan memang benar, tak lama rasa sakit itu menghilang dan berganti rasa geli-geli nikmat dan itu tak dapat kubendung lagi.
Srr….srrr….srr…. aku terkencing.

“Dah keluar ya nak…?”
“Iya pak…”
“Ya dah bersihin dulu, ya…yuk ke WC..”

Aku dan bapak melangkah ke WC. Bapak mengambil gayung dan membersihkan kemaluanku.
Ada darah yang mengalir ke saluran pembuangan.
“Pak kok ada darah…?”
“Gak apa-apa nak, itu darah keperawanan, nanti kamu kalau main gak sakit lagi…”

“Sri…kemari,” Panggil bapak.
Emak datang mendektai kami.
“Kalian berdua senderan di tembok, jongkok.”
Kemudian bapak menarik tangan kami berdua dan menaruhnya di selangakan kami satu sama lain.
“Kalian saling masturbasi, bapak mau masukin penis bapak di mulut kalian..”
“Sini, pak, aku isepin penis bapak..,” ucap emak dengan bergairah.

Batang bapak yang panjang itu diarahkan ke mulut emak, disodok-sodoknya benda itu ke mulutnya.
“Owwwhh shh…..”
Setelah itu bapak cabut, ia arahkan ke mulutku. Besar banget batangnya, rasanya hampir tak muat di mulutku.
“Mmhh…shhh Surti, kecil banget mulutmu…”
Gerakan bapak berubah menjadi perlahan karena agak kesusahan.
“Ahh…ahh…ahh”
“Sri…aku dah mau keluar….aku mau keluarin di lubang kamu.”

Bapak mencabut batangnya dari mulutku. Ia tarik emak kembali ke tempat tidur. Ia rebahkan emak, lalu ia tindih. Dengan gerakan yang sangat cepat, pinggulnya bergerak-gerak maju mundur.

“Nghh ahh..ahh..ahh.ahha.hhh..ah..”

Kepala emak bergerak kiri kanan dengan mata terpejam. Ia usap-usap, rengut dan jambak kepala bapak.

“Sri..Sri..aku..keluaaar…..”

Aku hanya melihat dari WC bapak mencapai klimaks, Tubuhnya mengejang hebat. Sebelum ia terkulai lemas di atas tubuh emak.

Apa yang terjadi seterusnya pada malam itu adalah rahasia kami bertiga.

Keesokan harinya, emak menangis tersedu-sedu.
“Huu… apa yang telah kuperbuat…apa yang telah kita perbuat…”
“Sudah tenang..gak apa-apa,” bapak mencoba menenangkan emak.
“Gak apa-apa apanya!” Bentaknya sambl memukul lengan atas bapak.

“Surti…hu u u…maafin emak nak…emak gak sadar apa yang ibu perbuat kemarin…”
Emak berlari menghampiriku, berlutut di tanah dan memelukku erat.
“Emak kenapa nangis?”
Tak ada sepatah kata pun yang terucap. Hanya ada suara sesegukan.

3 menit kemudian, emak melepaskan pelukannya dan kami salling memadang. Kuusap air mata yang jatuh di pipi.
“Emak gak usah sedih….,” hiburku.
“Maafin, emak ya.?”
“Maafin kenapa…?”
“Iya..yang semalam…”
Emak tak bisa lanjut berkata-kata. Ia menunduk.

“Emak….,” panggilku lembut.
Emak mengangkat kepalanya. Kutatap wajah emakku yang kusayang.
Kudekati bibirnya, kemudian kucium. Kukeluarkan lidahku masuk ke mulutnya.
Tanganku masuk ke dalam bealahan leher bajunnya dan meremas-remas dadanya yang montok.

Emak mendorong tubuhku.
“Surti…jangan…”

Kuraih tangan emak. Kuangkat rokku dan kumasukkan tangannya ke dalam CDku. Lalu kuberbisik di telinganya, “Setiap hari, kalau emak mau, Surti akan jilatin lubang emak.” Kemudian kubasahkan telinga emak dengan lidahku, dari tepiannya merambah hingga ke tengahnya.

Emak diam tak bergeming. Aku hanya mendengar ludah yang tertelan masuk ke tenggorokan.

“Emak mau kan lubangnya dijilatin…seperti semalam?”
Kujilati lehernya seperti saat kujilat-jilat lubang emak kemarin.

Tak lama kemudian kurasakan tangannya mulai bergerak perlahan menggosok belahan lubangku.

“Mmh…enak mak..,” ucapku lirih.

AKu kembali mencium bibirnya dan memasukkan lidahku lagi ke dalam. Emak menyambut lidahku dengan lidahnya.

Lalu ia berhenti lagi dan memelukku.
“Maafin emak, Emak birahi ama Surti…,” katanya sambil mengusap-usap punggungku. Perlahan turun ke pantatku. Lalu telapak tangannya menyusup masuk ke dalam rokku. Ia remas-remas kedua bongkah pantatku yang masih terbalut celana dalam. Sebelum akhirnya ia usap kemaluanku dari belakang.
“aah..Gak apa-apa, mak…ahh..ahhh”
“MAafin….,” ucapnya. Kini jarinya menyelip dari pinggir CDku dan menusuk-nusuk lubangku dengan cepat.
“Gak apa-apa emak sayang…,” jawabku sambil mulai mempercepat jilatanku di leher dan di telinganya.
“Mmhh ahh…Surti…mmhh..Surti, jilatin lubang emak sekarang…”

Emak berdiri dan melepaskan bajunya. Ia pegang kepalaku dan mendekatkan kemaluannya ke wajahku. Aku pun menjulurkan lidahku dan mulai membelah belahan bibir kemaluan emakku.

Yah pagi itu, emak kubuat orgasme dengan lidahku.

Semenjak itu, kami bertiga sering bermain bersama di rumah atau pun di hutan dan disungai

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *