Cerita sex Dewasa-Mbak Wiwik Perawan Tua Yang Liar Part 2

Nah, potongan terakhir VCD itu dahsyat juga, sehingga membuat penisku menggeliat. Adegan 69. Yang banyak disorot bukan felatio (cewek mengisap cowok), tetapi cunnilingus (cowok mengisap vagina cewek). Aku sampai ereksi menyaksikan adegan tersebut, sehingga adegan itu ada yang aku ulangi sampai beberapa kali. Aku ingin menikmati sampai puas sebelum si cowok di layar TV itu orgasme, sementara aku sendiri berharap bisa orgasme bersamaan dengan gambar di layar tersebut, karena aku mengelus-elus penisku sendiri. Aku perhatikan cara si cowok melayani si cewek. Hebat juga sampai ceweknya mennjerit-jerit. sex 

Ketika adegan berganti, si cewek mengocok penis cowoknya sembari mengisap, mendadak ada tawa kecil di belakangku. Aku kaget, malu dan salah tingkah karena Mbak In sudah berada di belakangku. Yang bisa kulakukan saat itu cuma mematikan TV-nya, bukan VCD playernya. Lalu aku diam dan menunduk. Tapi Mbak In memegang pundakku dan berkata, “Kamu suka juga ya rupanya. Nggak apa-apa sih kan udah dewasa”.

Aku senyum, dan tidak berani melihat mukanya.

“Gus”, katanya, “Kamu udah sering gitu juga kan? Aku tahu kalo beberapa cewek di kantor kita dulu ada yang pernah kamu kencani..”.

Aku menatapnya. Mbak In ternyata cuma memakai lingerie satin putih tipis, berupa rok dalam pendek tanpa lengan dan celana dari bahan dan warna serupa.

“Kenapa tuh kolormu, kok ada yang berdiri?”.

Ah.., aku makin salah tingkah. Aku tersipu, karena penisku masih tegak. sex 

“mm.., aku.., aku.., aku.., Mbak”, cuma itu yang bisa kuucapkan, sembari aku bangkit dari posisiku yang tadi tiduran di atas sofa.

Kemudian Mbak In duduk di sebelahku. “Aku tadi sempet tertidur sebentar. Tapi gara-gara petir aku terbangun, dan nggak bisa tidur lagi”, katanya.

“Lantas aku dengar suara TV masih nyala. Tapi suaranya kok ah.., uh.., ah.., uh. Aku buka pintu pelan. Kamu nggak tahu ya?”.

“Ya Mbak”, kataku. filmbokepjepang.com

Kali ini aku sudah mulai tenang. Pantas saja aku tidak tahu kalau dia keluar dari kamar, pikirku. Soalnya kamarnya gelap, jadi waktu pintu dibuka tidak ada cahaya yang menerobos keluar.

“Aku liat diam-diam, ternyata kamu lagi asyik ngeliat itu ya. Aku liat tadi di adegan berikutnya kamu mengulang-ulang adegan, dan tanganmu meraba-raba celanamu..”.

“Ya Mbak”, cuma itu yang aku ucapkan.

“Yuk, putar lagi”, ajaknya.

“Nggak ah, malu”, balasku.

“Nggak apa-apa, Gus” katanya, lalu mengambil remote dari tanganku. TV menyala lagi. Lantas dia mengambil remote compo, dan memutar CD kedua.

“Tuh liat”, katanya.

Judulnya “Modern Kamasutra”. Isinya tidak ganas. Serba lembut.., tidak ada close up penis masuk vagina, tidak ada close up ejakulasi mengenai payudara.

Selama 15 menit kami menikmati CD itu dengan diam, sampai kemudian Mbak In berbisik, “Ajarin aku dong Gus. Aku kan nggak pernah”, katanya sambil memelukku.

Aku cuma bergumam, “mm..”.

“Keluarin semua ilmumu dan pengalamanmu.., Gus..”.

“Kok gitu sih Mbak?”.

“Iya dong.., Kamu ajarin aku dong..”.

“Emang Mbak nggak berpengalaman?”.

“Stt.., kamu kayak nggak tahu aja. Aku ini masih perawan, makanya sering disindir sebagai perawan tua. Aku juga tahu julukan si kulkas, Gus”, kali ini dia semakin merapat.

“Ajarin aku supaya nggak jadi perawan tua lagi. Ajarin aku biar aku jadi wanita yang lengkap, pernah merasakan nikmatnya pria tanpa harus bersuami dan tanpa harus punya anak, Gus.., Biar lajang tapi matang, gitu Gus”.

Aku terdiam tidak yahu harus berbuat apa, aku melihat ke layar TV. Ah.., adegannya indah sekaligus gila. Mulanya 69, dan pakai close up tapi gambarnya tetap soft, seperti memakai filter. Lantas si pria memasukkan penisnya dari belakang. Lalu 69 lagi. Lalu si cewek berada di atas. Sebentar saja dia sudah meloncat, duduk di muka si cowok, minta dioral, lalu menindih lagi, duduk lagi, menindih lagi, duduk lagi, menindih lagi, entah berapa kali, sampai akhirnya orgasme. Ketika si cowok berdiri, si cewek mengisap dan mengocoknya. Aku tegang sekali, terangsang oleh adegan di layar.

“Ajarin aku sayang. Tunjukin kebisaanmu yang telah membuat cewek-cewek di kantor kita ketagihan..”. Tangannya memegang kedua pipiku, “Please..”.

Entah kenapa aku seperti terhipnotis. Aku peluk dia, kucium pipinya, lalu keningnya. “Ya Mbak. Tapi aku lagi capek, setelah main squash tadi, jadi mungkin nggak memuaskan Mbak”.

“Aku nggak minta macam-macam. Cuma diajari. Semacam apresiasi, gitulah..”.

“Ya Mbak. Tapi VCD dan TV-nya dimatiin ya”, pintaku.

Mbak In mencubit pipiku, lalu mencium kedua pipiku. “Boleh..”.

“Mbak In pingin yang gimana sih?”.

“Terserah. Pokoknya kamu harus membimbingku, ngajarin aku.., Aku sendiri nggak tahu apakah malam ini akan melepas keperawananku, tapi yang jelas aku pingin dapet sebuah pengalaman yang penting bagi seorang wanita dewasa, yang berumur 40 lebih..”.

Aku terharu, merasa kasihan. Wanita pendiam dan dingin bagai kulkas ini ternyata menginginkan pengalaman erotis. Wanita yang tidak pernah bicara jorok dan cerita humor porno ini (tidak seperti cewek lain di kantornya) ternyata menginginkan sesuatu.

“Ayo Gus. Ajarin aku, bimbing aku.., Kasih tau aku harus gimana saja. Kamu kan lelaki sejati. Kamu udah punya jam terbang banyak. Tunjukin itu..”.

“Ya, Mbak”, kataku seraya mencium keningnya. Mbak In memejamkan mata. Kurasakan hangat tubuhnya.

“Katakan apa yang harus aku lakukan untuk mendapatkan pengalaman pertama yang indah, Gus. Lengkapi diriku sebagai seorang perempuan yang dewasa..”.

Aku mengangguk lalu memeluknya, dan mengelus rambutnya yang sekarang dipotong pendek itu. Aku merasa kelelakianku ditantang dengan halus. Inilah kelebihan wanita. Masih perawanpun tahu bagaimana caranya menggerakkan hasrat pria.

TV sudah mati. Aku berdiri, menghampiri rak audio. Di dekatnya kutemukan CD Romantic Night, musik instrumental lembut. Itu yang aku putar. Lalu aku kembali ke sofa menghampiri Mbak In.

“Mbak”, bisikku.

“mm.., beri aku pengalaman, Gus. Matangkan aku. Jangan mempermalukan aku. Aku telanjur ngomong ini. Aku belum pernah minta beginian pada laki-laki. Aku memilih kamu soalnya aku percaya sama kamu. Kamu dulu karyawan yang nggak reseh, bukan trouble maker, dan gentleman. Aku tahu kamu telah meniduri beberapa cewek di kantor kita, tapi kamu nggak pernah mengumbar affairmu. Kenapa aku bisa tahu, yah tahu sendiri.., mayoritas kantor kita kan cewek, dalam 15 wanita cuma ada 1 pria”. filmbokepjepang.com

Aku merasa percaya diri. Aku peluk Mbak In erat.

“Apa yang harus aku lakukan, Gus? mm ya, mestinya apa yang harus kamu lakukan? mm, maksudku apa yang akan kamu lakukan.., mm kok pake nanya. Mestinya tinggal dijalanin ya.., mm.., mm Gus..”, kali ini dia seperti kebingungan mau berkata apa. Kukecup keningnya.

“Mbak pingin merasakan sesuatu yang indah? Mbak sendiri punya fantasi apa sih?”.

“Banyak. Tapi aku malu ngomonginnya. Terserah kamu dah”, katanya sedikit bermanja. Aneh juga, aku merasa senang dimanja oleh perempuan yang lebih tua. Yah inilah kelebihan wanita, yang bisa membuat lelaki merasa berharga dan dibutuhkan.

“Aku ini menarik nggak sih Gus?”.

Aku mengangguk. Lalu kubisiki, “Lebih menarik dan indah kalo sekarang Mbak pake lipstik dan parfum dikit..”.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *