Cerita Sex Aku, Pacarku Dan Kedua Adiknya part 3

Kan baru pertama kali”, balas Karina mesra.

“Udah, nggak apa-apa. Yg penting nikmat kan sayg?” kataku menenangkannya sambil mengeluskan kemaluanku ke mulut Nadia.

Karina cuma tersenyum dan setelah kucium bibirnya, aku pindah ke Nadia. Sambil mengambil posisi mengangkang di atasnya, kudekatkan kemaluanku ke mulutnya. Kusuruh mengulum sebentar. Lalu kuletakkan kemaluanku di antara belahan buah dadanya.

Kemudian kudekatkan kedua buah dadanya sehingga menjepit kemaluanku. Begitu kemaluanku terjepit oleh buah dadanya, kurasakan kehangatan.

“Ooh… Nadia, hangat sekali. Seperti kemaluan”, kataku sambil memaju-mundurkan pinggulku.

Nadia tertawa kegelian. Tapi sebentar kemudian yg terdengar dari mulutnya cumalah desahan kenikmatan. Setelah beberapa saat mengocok kemaluanku dgn buah dadanya, kutarik kemaluanku dan kuarahkan ke mulut bawahnya.

“Dimasukin sekarang ya?” kataku sambil mengusapkan kemaluanku ke bibir keperempuanannya.

Kusuruh Nadia lebih mengangkang. Kupegang kemaluanku dan kemudian kumasukkan ke dalam keperempuanannya. Dibanding Karina, kemaluan Nadia lebih mudah dimasuki karena lebih lebar. Kedua jarinya membuka keperempuanannya agar lebih gampang dimasuki.

Sama seperti kakaknya, Nadia sempat mengerang kesakitan. Tapi rupanya tidak begitu dipedulikannnya. Kenikmatan hubungan seks yg belum pernah dia rasakan mengalahkan perasaan apapun yg dia rasakan saat itu.

Kupercepat kocokanku.

“Aahh… aahh… aacchk… Kak terus Kak… ahh… ahh… mmh… aahh… Nadia udah mau ke… keluar.”

Mendengar itu, semakin dalam kutanamkan kemaluanku dan semakin kupercepat kocokanku.

“Aahh… Kak… Nadia keluar! mmh… aahh… ahh…” Segera kucabut kemaluanku.

Dan kemudian dari bibir kemaluannya mengalir cairan yg sangat banyak.

“Nadia, nikmat khan?” tanyaku sambil menyuruh Fanny mendekat.

“Enak sekali Kak. Nadia belum pernah ngerasain yg kayak gitu. Boleh kan Nadia ngerasain lagi?” tanyanya dgn mata yg sayu dan senyum yg tersungging di bibirnya.

Aku mengangguk. Dgn gerakan lamban, Nadia pindah mendekati Karina. Yg kemudian disambut dgn ciuman mesra oleh Karina.

“Nah, sekarang giliran kamu”, kataku sambil merangkul pundak Fanny. ngentot

Kemudian, untuk merangsangnya kembali, kurFannykan badanku dan kumainkan buah dadanya. Bisa kudengar jantungnya berdegup dgn keras.

“Fanny jangan tegang ya. Rileks aja”, bujukku sambil membelai-belai kemaluannya yg mulai basah.

Fanny cuma mengangguk lemah. Kubaringkan badanku. Kubimbing Fanny agar duduk di atasku. Setelah itu kuminta mendekatkan kemaluannya ke mulutku. Setelah dekat, segera kucium dan kujilati dgn penuh nafsu. Kusuruh tangannya mengocok kemaluanku.

Beberapa saat kemudian,

“Kak… aahh… ada yg… mau… keluar dari memiaw Fanny… aahh… ahh”, erangnya sambil menggeliat-geliat.

“Jangan ditahan Fanny. Keluarin aja”, kataku sambil meringis kesakitan.

Soalnya tangannya meremas kemaluanku keras sekali. Baru saja aku selesai ngomong, kemaluannya mengalir cairan hangat.

“Aahh… aachk… nikmat sekali Kak… nikmat…” jerit Fanny dgn tangan meremas-remas buah dadanya sendiri.

Setelah kujilati kemaluannya, kusuruh dia jongkok di atas kemaluanku. Begitu jongkok, kuangkat pinggulku sehingga kepala kemaluanku menempel dgn bibir kemaluannya. Kubuka kemaluannya dgn jari-jariku, dan kusuruh dia turun sedikit-sedikit.

Kemaluannya sempit sekali. Maklum, masih anak-anak. Kemaluanku mulai masuk sedikit-sedikit. Fanny mengerang menahan sakit. Kulihat darah mengalir sedikit dari kemaluannya. Rupanya selaput daranya sudah berhasil kutembus.

Setelah setengah dari kemaluanku masuk, kutekan pinggulnya dgn keras sehingga akhirnya kemaluanku masuk semua ke kemaluannya. Hentakan yg cukup keras tadi membuat Fanny menjerit kesakitan. Untuk mengurangi rasa sakitnya, kuraba buah dadanya dan kuremas-remas dgn lembut.

Setelah Fanny merasa nikmat, baru kuteruskan mengocok kemaluannya. Lama-kelamaan Fanny mulai menikmati kocokanku. Kunaik-turunkan badannya sehingga kemaluanku makin dalam menghunjam ke dalam kemaluannya yg semakin basah. Kubimbing badannya agar naik turun.Beritaseks

“Aahh… aahh… aachk… Kak… Fanny… mau keluar… lagi”, katanya sambil terengah-engah.

Selesai berbicara, kemaluanku kembali disiram dgn cairan hangat. Bahkan lebih hangat dari kedua kakaknya

Begitu selesai ejakulasi, Fanny terkulai lemas dan memelukku. Kuangkat wajahnya, kubelai rambutnya dan kulumat bibirnya dgn mesra. Setelah kududukkan Fanny di sebelahku, kupanggil kedua kakaknya agar mendekat.

Kemudian aku berdiri dan mendekatkan kemaluanku ke muka mereka bertiga. Kukocok kemaluanku dgn tanganku. Aku sudah tidak tahan lagi. Mereka secara bergantian mengulum kemaluanku. Membantuku mengeluarkan air mani yg sejak tadi kutahan. Makin lama semakin cepat. Dan akhirnya,

crooottt… croott… creet… creet! Air maniku memancar banyak sekali. ngentot

Membasahi wajah kakak beradik itu. Kukocok kemaluanku lebih cepat lagi agar keluar lebih banyak. Setelah air maniku tidak keluar lagi, ketiganya tanpa disuruh menjilati air mani yg masih menetes. Lalu kemudian menjilati wajah mereka sendiri bergantian.

Setelah selesai, kubaringkan diriku, dan ketiganya kemudian merangkulku. Fanny di kananku, Nadia di samping kiriku, sedangkan Karina tiduran di badanku sambil mencium bibirku.

Kita berempat akhirnya tertidur kecapaian. Apalagi aku, sepanjang pengalamanku berhubungan seks, belum pernah aku merasakan yg senikmat ini. Dgn tiga orang gadis, adik kakak, masih perawan pula semuanya. That was the best day of my live.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *